Ipul mengajak lely untuk sholat Isya, agar lely tenang dan dapat mengingat kalau dia suaminya.
Ipul mendudukan lely di sofa tersebut, Lalu kedapur untuk menganti lampu yang kecil saja. lalu mematikan lampu ruang menonton ini.
"Ayok.. kita keatas!". Ajak ipul.
"Bang... aku ingin di gendong". Ucap lely merentangkan kedua tangannya.
Ipul mengendong belakang lely, karena lely sangat suka di gendong di punggung jika mereka akan kakamar.
Ipul mengajak lely berwudhu dan shoat berjamaah. Lely melakukan seperti biasa, menyalami dan memberikan keningnya untuk di cium ipul. Ipul pun melayani lely seoerti biasa.
Selepas sholat dan berganti pakaian tidur, mereka rebahan dan bersiap untuk tidur.
Lely yang biasa tidur di peluk Ipul, mendekat dan memeluk ipul seperti biasa, menjadikan lengan ipul bantalnya. Ipul pun miring menghadap ke arah lely dan berkata.
"Kamu harus ingat ya, abang ini suami kamu. Kamu jangan lupa lagi ya, kalau abang ini adalah suami kamu". ucap ipul membelai rambut lely.
Ipul harus terus mengingatkan lely kalau dia suaminya lely. Dia tidak ingin lely melupakan saja dia, bisa galau dia nantinya.
Lely mengangguk kan kepalanya. Sambil tersenyum.
"Abang boleh bertanya tidak?!".
Lely mengangguk, memandang kearah ipul dan wajah mereka sangat dekat.
"Kamu benar tidak ingat, kalau kamu itu pernah kuliah?!". Tanya ipul.
"Aku tidak ingat, tapi tadi saat aku masuk toko buku itu, seperti pernah saja kesana. Dan aku seperti sedang mencari buku tadi. sekarang aku malah bingung, untuk apa buku tersebut". jawab lely sambil mengeleng.
"Kamu tadi saat membeli buku, di bawah kesadaran kamu, kamu memilih buku tentang kuliah kedokteran kamu. Aku melihat kamu tadi seperti mengingat, kalau kamu sedang mencari buku kuliah.
Bahkan kamu membayar dengan kartu atm kamu. Berarti kamu ingat kebiasaan kamu saat ke toko buku. bahkan kamu keluar dari toko buku dengan santai. Kamu baru mencari keberadaanku saat sudah berjalan beberapa saat.
Aku yakin, jika kamu sering mengunjungi tempat yang sering kamu kunjungi, kamu bakal bisa mengingat semuanya. Tentang masa lalu kamu, tentang kuliah kamu, tentang cita-cita kamu yang ingin menjadi dokter". ucap Ipul.
Lely mendengar ucapan ipul sambil memijit keningnya sambil mengeryitkan mata. Ipul mengecup kening lely.
"Jangan di paksakan, ikuti saja dengan santai, kamu pasti akan sembuh. Pelan-pelan saja mengingatnya". ucap ipul memeluk lely.
"Bang, kalau aku ingat, apakah abang akan memperhatikan lely seperti ini juga". ucap lely.
"Kamu istri abang, abang akan selalu menjaga kamu. karena abang sayang sama kamu". ucap ipul.
"Malah abang yang akan merasa kehilangan, kalau kamu sembuh dari amnesia ini. Kamu akan mengingat semua masa lalu kamu, mungkin saja akan mengingat orang spesial kamu atau pacar kamu. Pasti kamu akan lupa dengan abang". ucap ipul jujur.
Lely memandang ipul yang galau dengan pandangan yang sulit di artikan. Ipul tersenyum mengajak lely duduk bersila diatas kasur saling berhadapan.
"Abang mendukung kamu untuk sembuh, abang akan selalu ada saat kamu mengingat semua. Abang akan membawa kamu kemana saja tempat yang biasa kamu datangi agar kamu sembuh dari amnesia kamu". Ucap ipul mengengam tangan lely.
"Kamu mau memulainya?!"Tanya ipul.
Lely mengangguk. Ipul mengajak turun dari tempat tidur, mengajak lely untuk mendekat ke lemari sekaligus rak buku. Dia menunjukan figura besar foto lely dengan pakaian kedokteran lengkap, mungkin waktu dia koas dulu.
Menunjukan semua buku-buku bacaan lely, dan buku pelajaran lely. Buku kuliah lely bahkan ada alat- kedokteran milik lely.
Lely melihat- lihat buku tersebut, sesekali membuka buku yang dia ambil dan dia pegang. Ipul hanya mengiringi saja sambil menunjuk buku dan membimbing tangan lely.
Sesekali lely memegang keningnya, ipul mengelus rambut lely agar nyaman.
"Santai saja, cuma lihat-lihat". ucap ipul mengajak lely mendekat ke rak bagian bawah, yang berpintu.
Dan membuka pintu lemari sebelah bawah, yang tadi ayah mertuanya bilang ada beberapa barang kepunyaan lely. Dia mengeluarkan sebuah album foto, mungkin ini album foto milik Lely.
Lalu mereka duduk berdampingan di karpet tebal di tengah ruangan. Ipul membuka album foto tersebut. Halaman pertama adalah foto lely memakai pakaian dokter lengkap, sama seperti figura besar yang terletak di rak buku.
"Coba kamu lihat dan ingat, tapi jangan memaksa memikirkannya, jika belum ingat, cukup lihat- lihat saja". ucap ipul memberikan album foto tersebut di panguan lely.
Lely menerimanya, dan mulai melihat foto tersebut. Dia membuka dan membalikan halaman demi halaman album foto. Memandang dengan lama foto- foto tersebut. Sesekali memijit keningnya.
Ipul duduk mendekat ke belakang lely, memposisikan lely di depannya di depan kedua kakinya. Ya ipul diduk mengangkang, melebarkan kedua kakinya. dan menyandarkan punggung lely kedadanya. Dia memijit- mijit kepala lely, mulai dari kening, pelipis, belakang telingga bahkan bahu lely. agar lely nyaman. Kadang memeluk dari belakang.
Sampai pada halaman dua atau tiga terakhir, ada beberapa foto pernikahan mereka. Lely memutar sedikit badannya melihat kearah ipul yang sedang memijit kepalanya dari belakang.
Lalu memperlihatkan foto pernikahan tersebut. Ipul mengecup pipi lely yang sedang miring melihatnya di belakang tubuhnya.
"Kamu istri abang dan abang suami kamu. kita sudah menikah". ucapnya mengusap pipi yang barusan dia kecup. Lely memeluk ipul menyamping dan menangis.
"Kamu Kenapa sayang??". tanya ipul lembut.
"Kepala lely sakit bang, seperti tertusuk disini, disini". Ucap lely menunjuk kepala kirinya dan keningnya.
Ipul memijit kepala lely pelan, dan menciumi kepala lely sampai kening lely.
"Jangan paksakan mengigat. masih panjang waktunya". ucap ipul meletakan album foto di samping dia diduk. Lalu memberikan lely minum botol, yang tadi ipul letakan di samping dia duduk. Lely meminumnya.
"Kita pindah keatas kasur ya, Kamu tidur saja, abang akan jaga kamu". Ucap ipul membopong tubuh lely, dan meletakan keatas kasur. Dan merebahkan tubuhnya disamping lely, dan memeluknya erat.
Lely juga memeluk ipul, ipul mengusap punggung lely, agar tertidur. Dan sakit kepalanya hilang.
Dia bertekad, untuk memulihkan ingatan lely. Apapun yang terjadi nanti, akan dia hadapi. semoga saja lely sembuh dari amnesianya dan tidak akan melupakan dirinya. Do'a ipul.
Ipul membiarkan lely tertidur dengan nyenyak, dia tidak mau menganggu tidur lely.
.
.
.
.
Like & coment ya sobat.
Terima kasih sudah mampir di karya ottor ini.🙏🙏
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 142 Episodes
Comments