Lely yang masih memeluk Ipul dengan erat mengajak lely untuk membeli minuman dingin.
Ipul mengajak lely ke stan minuman yang ada di dekat eskalator tersebut, dan menyuruh lely duduk.
"Mbak capucino dingin satu". Minta ipul pada yang menjualnya.
"Sayang, Kamu mau yang dingin atau panas?!" tanya ipul pada lely. Lely mengeleng, dia masih melihat kekiri dan kekanan.
Ipul mendekatkan kursinya pada lely dan merangkul bahu istrinya itu. Mengosok-gosok nya biar nyaman.
"Kamu tadi beli buku apa?!". tanya ipul mengajak lely berbicara.
Lely hanya memberikan tas belanjaannya pada ipul tanpa melihat ipul.
"Kamu ingat sesuatu. Atau kamu tidak nyaman disini?". Tanya ipul yang masih mengelus-elus bahu lely, lely yang masih kelihatan bingung.
"Sayang!?". panggil ipul memegang tangan lely.
Lely hanya melihat ipul. Seperti sedang memikirkan sesuatu. Ipul masih tetap mengelus bahu lely yang terlihat seperti bingung.
"Ini capucinono dinginnya bang!". ucap penjaga stan memberikan kepada Ipul, dan ipul membayarnya.
"Sayang... kamu minum dulu ya". ucap ipul memberikan minuman kepada lely. Lely menerimanya sambil melihat ipul.
Ipul merasa lely ada mengingat sesuatu, hingga dia bingung. Ipul pun mulai galau, melihat lely yang bingung seperti mengingat- ingat ipul.
Apakah lely lupa dengan dirinya? Apakah lely mulai mengingat kembali beberapa memorinya yang hilang kemaren-kemaren? Apakah lely...
"Abang....". pangil lely mengoyang- goyangkan tangan ipul yang termenung memandang istrinya itu galau.
"I.. iya... Iya sayang". jawab ipul gugup.
"Pulang". ajak lely berdiri menarik tangan Ipul. " Ayo...". Ajaknya.
" Baik.... kita pulang. Kita ketempat ayah dan ibu dulu ya?!". ucap ipul kepada lely.
Lely mengangguk. Ipul melihat lely melupakan buku yang dia beli tadi.
"Buku kamu tidak dibawa?!"
"Abang yang bawa". jawab lely.
Ipul membawa tas belanjaan lely yang berisi buku yang lely beli tadi. Lely terus memeluk lengan ipul erat, sesekali melihat ke sekeliling.
Sesampai di tempat ayah dan ibunya lely langsung bilang.
"Ayah ... pulang". ucapnya sambil menarik ipul untuk segera pergi.
"Salam dulu sama teman barumu sayang". ucap ibu mertua.
Lely menggeleng sambil berusaha menarik ipul pergi.
"Ya ya sudah kita pulang ya!. Pul, kamu ajak lely dulu ke parkiran, kami akan menyusul ini kunci mobil". Ucap ayah mertua memberikan kunci mobil pada ipul.
Merekapun berjalan menjauh dari tempat duduk orang tua istrinya itu. Menuju parkiran mobil.
Masih seperti tadi, lely memegang erat lengan ipul erat, dan terlihat gelisah. karena mall ramai. Ipul pun melingkarkan tanganya ke pundak lely, dan lely memeluk ipul.
Sesampai di parkiran Ipul mengajak Lely masuk kedalam mobil, dan duduk di jok belakang. Setelah duduk lely terus saja memperhatikan ipul.
"Kamu kenapa? memperhatikan aku seperti itu?". tanya ipul.
Lely mengeleng, sambil memijit pelipisnya dan mengeryit. Ipul menarik lely mendekat dan mendekap lely kadadanya. Dan mengecup kening lely lama.
"Sayang... jangan terlalu memaksa untuk berfikir. Nanti akan ingat semua kok, santai saja ya!". ucap ipul sambil megusap punggung lely.
Lely menganguk saja, tapi masih tetap diam. Ipul mengusap terus punggung lely. Lely lalu melepaskan pelukannya, dan melihat ipul lagi dengan wajah tidak bisa di artikan, bingung dan gelisah saja kelihatan.
Ipul tersenyum pada lely, dan mengengam erat tangan lely. Ipul melihat jam di tangannya, sudah hampir jam sembilan. Kedua mertuanya belum juga datang. Ipul yang melihat lely gelisah menjadi takut dan juga gelisah.
Tidak lama kegelisahan ipul terobati dengan datangnya kedua mertuanya. Lalu mereka duduk di jok depan.
"Maaf ya... tadi ibu memesan cemilan buat kalian bawa pulang, ini kesukaan lely". ucap ibu mertua memberikan kantong berisi kue dan roti dari toko kue terkenal.
"Iya, terimakasih bu".Ucap ipul menerima bungkusan tersebut.
Mereka pulang, terlebih dahulu mengantar ipul dan lely kerumah mereka. Sesampai di rumahnya ipul dan lely turun dengan membawa belanjaan tadi dan cemilan pemberian ibu mertuanya.
"Hati-hati ya... kami pulang dulu". ucap ibu mertua setelah ipul dan lely turun. Mobil mereka pergi setelah ipul membuka kunci pagar dan masuk ke halaman.
Rumah ipul lampunya masih padam, ipul membimbing lely dan meletakan belanjaan mereka di samping pintu. ipul membuka garase seperti biasa, dan masuk dan meletakan belanjaan di sebelah dalam. Dan menghidupkan lampu garase yang stop kontak nya berada di dekat pintu masuk garase tersebut.
Setelah mengunci pintu dan masuk kedalam ruangan rumah ipul menghidupkan lampu ruangan tengah dan menyuruh lely duduk di sofa dekat ruangan menonton di bawah. Dan mengambilkan minum putih buat lely. Lely masih diam saja menerima minuman dari ipul.
Ipul mengambil belanjaan tadi dan menyusunnya di dapur, mana yang akan masuk kulkas atau tidak. Sedang sibuk menyusun belanjaan di lemari dan di kulkas tiba- tiba lely datang ke dapur yang menyatu dengan ruang makan.
"Abang.... ". Pangil lely pada ipul.
"Iya...". Jawab ipul menghentikan pekerjaannya dan mendekat kepada lely yang berdiri saja meja makan.
Dia memandang ipul dengan mata yang sedikit berkaca-kaca. Ipul memeluknya dan menciumi ubun- ubun lely yang masih tertutup jelbab sambil mengelus punggung lely. Lama.
Lely sedikit terisak menahan tangis, ipul membopong lely ke sofa ruang menonton dan lely melingkarkan tangannya beserta wajahnya bersandar di leler ipul. Dan duduk memangku dan mendekap erat lely yang masih terisak.
Lama mereka saling berpelukan dan saling diam, ipul terus menciumi ubun-ubun dan kening lely bergantian. Agar lely tenang.
Ipul merasa lely ada mengingat sesuatu, tapi masih samar dan tidak bisa mengungkapkannya.
"Ada apa?". tanya ipul setelah isak lely mulai menghilang.
"Tadi... tadi kenapa lely merasa pernah melakukan seperti tadi, membeli buku itu. lely bingung. Kok tiba-tiba saja lely ingin membelinya, dan tiba-tiba saja lely... lely merasa tidak asing dengan kegiatan itu ".Ucap lely memandang ipul.
Lama dia memandang ipul, seperti menanyakan sesuatu yang ipul juga tidak tahu.
Ipul menhapus air mata lely dengan jarinya, dan mencium kening lely lama.
"Kamu ingat? Abang siapa kamu??". tanya ipul lembut. Dia juga was-was, apakah lely lupa atau tidak dengannya.
Lely memandang ipul dengan sedikit mengeryitkan matanya sambil memegang wajah ipul dengan kedua tangannya. Dia menarik nafas pelan, lalu mengecup bibir ipul sedikit.
"Entahlah. Yang aku ingat kita seperti dekat, seperti teman atau kakak adik. tapi lely nyaman dekat abang. tidak mau jauh- jauh dari abang". ucapnya sambil memeluk leher ipul.
Hah..... lely tidak ingat kalau dia suaminya?. Ipul jadi bertambah galau, bagaimana kalau lely melupakannya. Dia mendekap erat lely dengan sedikit khawatir.
"Kita sholat isya yuk. sudah hampir jam sepuluh". ajak ipul.
Ipul mengajak lely sholat agar mengingatnya kembali.
.
.
.
.
like dan koment ya sobat ottor.
Terima kasih 🙏🙏
lampu rumahnya masih padam
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 142 Episodes
Comments
D'missBeauty
kakak mau ga nulis di fizzo?
2022-06-28
0