Kedatangan Mertua

Setelah makan siang ipul mengajak lely berbincang-bincang di ruang atas. Di ruang atas juga ada sofa besar dan karpet, dan juga ada televisinya besar dari televisi yang di bawah dan di ruang tv dibawah tidak ada karpet besar, cuma sofa saja.

Sambil menonton mereka tiduran di atas karpet. Saling bermanja, saling berpelukan, bahkan lely tidak malu bermanja- manja dengan ipul, menciumi ipul di pipi dan di bibir.

Lely sudah mulai berani mencium- cium ipul. Ipul pun senyum- senyum saja sambil mengelus rabut dan mencium kening lely.

Sesekali mereka saling ******* bibir, bahkan lely sangat aktif, entah mengapa lely yang kemaren marah dan ngambek. hari ini begitu mendamba, bahkan setiap memeluk ipul dia mangesek- gesekan pahanya.

Ipul pun heran, ada apa dengan lely. Kok lely agak gelisah dan selalu bergerak.

" Kamu kenapa ?!". tanya ipul.

" Tidak tahu bang, itunya lely ada rasa apa gitu, shh..". erang lely.

Apa lely sedang terangsang ya?!. apa dia akan nyicil lagi siang ini. Ipul tersenyum penuh memenangan, ipul membelai rambut lely dan mencium keningnya lama sambil berdo'a.

Lalu di menciumi wajah lely, kening, mata, pipi, hidung dan terakhir di bibir. Dia ******* bibir lely lembut dan dalam, semakin lama semakin panas dan minta lebih. Hingga akhirnya.......

" Ah lely sayang......".

" Abang.... ".

Cicilan kedua ipul dan lely berhasil di siang bolong diruang nonton atas. Tanpa keluhan sakit lagi dari lely, malah lely sangat menikmatinya. Mungkin naluri wanita dewasa lely datang saat aktifitas tadi. Ipul juga mengikuti naluri kelelakiannya memimpin sehingga mereka sama- sama saling mengerangkan nama di akhir cicilan mereka.

Untung diruang nonton itu ada selimut selimut, meskipun tidak pernah terpakai, karena mereka jarang menonton televisi di ruang atas ini, di ruang televisi di bawah pun mereka jarang nonton. hanya dihidupkan pada hari minggu pagi sebentar sambil bersih- bersih rumah.

Tubuh polos mereka berdua saling peluk dibawah selimut yang tidak terlalu tebal, sebingga membentuk tubuh polos itu.

" Apa masih sakit itunya kamu tadi di tusuk adik nya abang ?". tanya ipul . Lely mengeleng, tapi tersenyum malu. mendekap dada telanjang ipul, sehingga dada polos mereka bersentuhan, hangat.

" Abang... ih geli tau ngak". ucap lely malu..

Ipul tersenyum saja mendengarnya, dan semakin erat memeluk lely.

" Kamu mau lagi ?!".

" Lely capek bang, ngantuk ".

" Ya sudah, kamu tidur dulu, nanti kalau mau abang tidur di sini sama lely ". ucap ipul sambil mencium kening lely dan mereka saling tersenyum.

Mereka pun tertidur kelelahan di atas karpet ruangan nonton, televisi. Hampir satu jam mereka tertidur ipul terbangun terlebih dahulu, karena dia yang tidak biasa tidur siang.

Di memandang wajah lely yang tertidur kelelahan, wajahnya yang dewasa tapi mempunyai sifat seperti anak usia sepuluh tahun katena sakit amnesia. Ipul pun bertanya- tanya, seandainya lely sembuh dari amnesianya apakah akan melupakannya.

Dia mulai was- was, tapi dia harus membuat lely sembuh, agar bisa mengingat masa lalunya yang seorang calon dokter. Ipul mulai bertanya- tanya, apakah lely ada punya kekasih saat dia kuliah. Seandainya ada, apakah saat dia sembuh akan kembali ke pacarnya itu dan tidak mengigat dia sebagai suami.

Dia takut akan hal itu, tapi dia tidak akan gentar, dia akan menjaga dan

mempertahankan istrinya. Dia akan rajin nyicil, seperti usulan Riky dan mak yan, akan membuat lely hamil. Pasti.... akan di cicil tiap hari, tekad ipul sambil mengusap perut telanjang lely yang masih di peluknya erat.

Dilihatnya jam di dinding, telah menunjukan pukul setengah empat, sebentar lagi ashar.

" Sayang... bangun yuk, sebentar lagi ashar, kita mandi ya". ucap ipul sambil mengusap rambut lely di kening.

" Sebentar lagi bang ".

" Sekarang sayang, kita mandi. Setelah sholat ashar abang pengen ajak kamu keliling. kita motoran keliling, mau kan?! ". Tanya ipul.

Lely mengangguk " Mandiin bang, lely capek ". ucapnya.

" Ayok bangun, mandi bareng saja biar cepat ". usul ipul. Lely mengangguk.

Ipul mengangkat tubuh polos lely, jangan lupa, ipul juga polos. Dia membawa lely kekamar dan langsung membawa lely kedalam kamar mandi, dan mendudukannya di kursi tinggi .Kursi plastik tinggi ini selalu ada di kamar mandi, tujuan awalnya hanya untuk mandi duduk di shower.

" abang baca do'a mandi, kamu ikuti ya ". lely mengangguk.

Ipul menghidupkan shower air panas kecil saja, dia memberi shampo pada rambut lely. dan mengosoknya lembut. Lalu membilasya agar mata lely tidak perih karena busa shampo.

Kemudian dia menyabuni badan lely, megosok pungung, badan, tangan dan kaki lely. tapi saat ipul mengosok paha lely, lely mendesis. Ipul melihat lely, lely memicingkan matanya. ipul tersenyum. nyicil lagi nih, pikir ipul.

Badan ipul juga ikut basah karena kecipratan air. Dia juga mengarahkan showernya ke adiknya yang mulai bangun.

ipul menyiram tubuh lely dan membungkus badan lely dengan handuk lalu mengangkat tubuh basah lely ka atas kasur dan mengungkungnya.

" Abang..." . kaget lely. " Mandinya belum siap abang ".

" Nanti di sambung mandinya abang mau menyicil, kamu mau?!". ucap ipul membuka handuk lely.

Dan.... Mandi wajib lagi, mereka berdua.

...

Selesai sholat ashar mereka akan pergi keliling dengan motor. Rencana ipul mau mengajak lely ke taman yang tidak jauh dari rumahnya. Banyak muda mudi berolah raga disana, atau cuma nongkrong.

Mereka akan pergi pukul lima, agar tidak terlalu panas. Tapi saat mereka siap- siap, bel rumah mereka ada yang memencetnya. ipul melihat dari jendela kamarnya yang mengarah ke pagar depan.

Dia melihat ada sebuah mobil di depan pagar, seperti mobil ayah mertuanya. lalu dia menuju lely yang sedang duduk di kursi meja rias, ipul mencium kening istrinya.

" Sepertinya ayah dan ibu datang ,ayo ke bawah. abang bukain pagarnya ". ucap ipul membimbing lely. Tapi dia balik lagi. Dia mengambil jelbab instan lely lalu mengikat rambut lely dan memasangkan jelbab lely.

Dia keluar melalui garase dan mengambil kunci pagar yang tergantung di dinding. Lalu membukakan pagar agar mobil mertuanya masuk, setelah mobil masuk ipul kembali menutup pagar.

Saat ayah dan ibu mertuanya keluar dari mobil, ipul menyalami dan mencium tangan kedua mertuanya itu.

" Sudah pulang kerja kamu pul?". tanya ayah mertuanya.

" Tadi tidak pergi kerja yah. izin libur ". jawab ipul. Lewat sini saja yah, pintu depan jarang dibuka ". ucap ipul mengarahkan mertuanya mesuk melewati garase.

" Kenapa?!". tanya ayah mertuanya heran.

" Lely kalau aku pergi bekerja minta di kunci dari luar yah, dia tidak akan kebawah kalau aku tidak ada di rumah ". jelas ipul mengiring langkah mertuanya masuk rumah.

" Iya, lely itu suka berdiam di kamar saja, betah berlama- lama di kamar ". jawab ayah mertua.

Saat memasuki ruang menonton lely sudah menunggu kedua orang tuanya.

" Ayah... ibu... lely kangen..". ucap lely memeluk kedua irang tuanya bergantian.

" Apa kabar kamu sayang ? ceria sekali kamu". tanya ibunya. sambil mengajak duduk ke ruang tamu.

" Baik bu ". manja lely sambil memeluk lengan ibunya.

" Mau kemana nih, sudah rapi ibu lihat?!".

" Kata abang mau keliling saja bu, motoran ". Jawab lely.

" Jadi kami datang menganggu dong ". jaesb ayah mertua.

" Ah tidak yah, kelilingnya juga bisa besok- besok saja yah ".

" Bagaimana kalau kita keliling pakai mobil saja, sekalian makan malam keluar malam ini, kita belum pernah keluar bersama !". usul ibu.

" Iya.. boleh.. boleh.. ayah setuju. Ayok ". ajak ayah .

Lely dan ipul saling pandang,

" Kamu mau kan jalan- jalan keluar bersama?!". tanya ibu

" Kalau abang ikut lely juga ikut ". ucap lely melihat ke arah ipul.

" Iya lah abang ikut, kan perginya bersama, abang kan suami lely, jadi kalau lely keluar jalan- jalan, harus dengan abang ". jelas ibu lagi.

Lely tersenyum sambil berjalan menuju tempat ipul duduk dan duduk di samping ipul manja. Dan menganggukkan kepala.

" Ayok bang, kita jalan- jalan ". ucap lely pada ipul tersenyum manja.

" Ayok ". balas ipul tersenyum, mengusap kepala lely.

" Ayok kita berangkat, kemana tujuan kita terlebih dahulu?". tanya ayah.

" Sepertinya akan segera hadir cucu kita nih yah ". ucap ibu tersenyum.

Ipul jadi malu, ....

Episodes
1 Sah
2 Drama penganten baru
3 Di rumah baru
4 Berangkat kerja
5 Di tempat kerja
6 Meydina
7 Galaunya penganten baru
8 Ipul malu digoda
9 Ipul oh ipul
10 Rencana Ipul
11 Membujuk lely
12 Demam di pagi hari
13 Berduaan seharian
14 Kedatangan Mertua
15 Jalan Sore
16 Makan Malam
17 Teman Lely.
18 Lely yang pendiam
19 Cerita sebelum tidur.
20 Bicara Sama Abang
21 Ipul yang panik.
22 Lely yang Marah 1
23 Lely masih marah.
24 Abang....
25 Samar Ingatan Lely
26 Di Rumah Ibu.
27 Makan Siang
28 Ikut ke tempat bekerja.
29 Rencana ke kota
30 Curhat.
31 Sayang
32 Lely pov
33 Kekampus
34 Belanja keperluan lely
35 Bertemu Teman Kuliah Lely
36 Masih bertemu teman
37 Cerita Andri
38 Maaf
39 Menginap
40 Suamiku
41 Rumah Sakit
42 Menjelaskan
43 Masih flashback
44 Ini Istriku
45 Bertemu Mertua
46 Makan siang
47 Ikut kekebun
48 Malu
49 Awas Kedengaran
50 Sarapan pagi
51 Lihat sikon bang
52 Di warung mertua
53 Kedatangan Orang Tua Mey
54 Saling Memaafkan
55 Masakan Ipul.
56 Hari Pertama Koas
57 Tugas
58 Kenalan Baru
59 Memasak
60 Ingin Hamil
61 Isi flashdisc lely
62 Ikut istri
63 Rencana
64 Ah.. berondongku.
65 Alhamdulillah
66 Ayah tahu Rupanya
67 Akan Lahiran
68 Persiapan lahiran
69 Melahirkan.
70 Mengendong Bayi
71 Kesibukan
72 Ipul bahagia
73 Rutinitas Ayah bunda
74 Lely selesai Koas
75 Rencana Pindah ke kota
76 Cerita Bos
77 Resign
78 Warung Nasi Langananku Dulu
79 Berkemas
80 Tempat Fotocopy
81 Ruko Baru
82 Menjaga toko.
83 Hari Pertama
84 Bisa
85 Lely Wisuda
86 Kebersamaan Di Ruko
87 Kuliah
88 Ipul
89 Belanja Kepasar
90 Memasak Berdua
91 Rencana Hamil lagi
92 Adik buat Adiva
93 Hamil
94 Positif
95 Mengidam
96 kehamilan lely.
97 Hari sibuk
98 Bumil
99 Balon
100 Menjelang lahiran
101 Masih belum Melahirkan.
102 belum juga
103 Di Periksa Abang Zul
104 Melahirkan
105 Ipul Ayah Siaga
106 Obrolan dengan abang ipar
107 Permintaan Adiva
108 Berbuka
109 Berbuka 2
110 Ah Abang Zul
111 Alhamdulillah
112 Sibuk
113 Rutinitas
114 Lulus
115 Rencana
116 Persiapan
117 Ikut Tes
118 Menegangkan.
119 Lulus tes
120 Diskusi
121 Memberi tahu karyawan toko
122 Pindahan
123 Kembali Ke Rumah
124 Sekolah Baru Adiva
125 Menata Toko Baru
126 Kesibukan
127 Masih Sibuk
128 Ke rumah Ibu
129 Pembicaraan Ipul dengan adiknya
130 Menginap
131 Kesibukan Pagi.
132 Hari pertama di toko
133 Di rumah
134 Pagi menjelang siang
135 Bercerita
136 Lagi
137 Menunggu
138 Berkunjung
139 Ipul dan Fauzi
140 Bersiap
141 Panen Ikan
142 Ingin
Episodes

Updated 142 Episodes

1
Sah
2
Drama penganten baru
3
Di rumah baru
4
Berangkat kerja
5
Di tempat kerja
6
Meydina
7
Galaunya penganten baru
8
Ipul malu digoda
9
Ipul oh ipul
10
Rencana Ipul
11
Membujuk lely
12
Demam di pagi hari
13
Berduaan seharian
14
Kedatangan Mertua
15
Jalan Sore
16
Makan Malam
17
Teman Lely.
18
Lely yang pendiam
19
Cerita sebelum tidur.
20
Bicara Sama Abang
21
Ipul yang panik.
22
Lely yang Marah 1
23
Lely masih marah.
24
Abang....
25
Samar Ingatan Lely
26
Di Rumah Ibu.
27
Makan Siang
28
Ikut ke tempat bekerja.
29
Rencana ke kota
30
Curhat.
31
Sayang
32
Lely pov
33
Kekampus
34
Belanja keperluan lely
35
Bertemu Teman Kuliah Lely
36
Masih bertemu teman
37
Cerita Andri
38
Maaf
39
Menginap
40
Suamiku
41
Rumah Sakit
42
Menjelaskan
43
Masih flashback
44
Ini Istriku
45
Bertemu Mertua
46
Makan siang
47
Ikut kekebun
48
Malu
49
Awas Kedengaran
50
Sarapan pagi
51
Lihat sikon bang
52
Di warung mertua
53
Kedatangan Orang Tua Mey
54
Saling Memaafkan
55
Masakan Ipul.
56
Hari Pertama Koas
57
Tugas
58
Kenalan Baru
59
Memasak
60
Ingin Hamil
61
Isi flashdisc lely
62
Ikut istri
63
Rencana
64
Ah.. berondongku.
65
Alhamdulillah
66
Ayah tahu Rupanya
67
Akan Lahiran
68
Persiapan lahiran
69
Melahirkan.
70
Mengendong Bayi
71
Kesibukan
72
Ipul bahagia
73
Rutinitas Ayah bunda
74
Lely selesai Koas
75
Rencana Pindah ke kota
76
Cerita Bos
77
Resign
78
Warung Nasi Langananku Dulu
79
Berkemas
80
Tempat Fotocopy
81
Ruko Baru
82
Menjaga toko.
83
Hari Pertama
84
Bisa
85
Lely Wisuda
86
Kebersamaan Di Ruko
87
Kuliah
88
Ipul
89
Belanja Kepasar
90
Memasak Berdua
91
Rencana Hamil lagi
92
Adik buat Adiva
93
Hamil
94
Positif
95
Mengidam
96
kehamilan lely.
97
Hari sibuk
98
Bumil
99
Balon
100
Menjelang lahiran
101
Masih belum Melahirkan.
102
belum juga
103
Di Periksa Abang Zul
104
Melahirkan
105
Ipul Ayah Siaga
106
Obrolan dengan abang ipar
107
Permintaan Adiva
108
Berbuka
109
Berbuka 2
110
Ah Abang Zul
111
Alhamdulillah
112
Sibuk
113
Rutinitas
114
Lulus
115
Rencana
116
Persiapan
117
Ikut Tes
118
Menegangkan.
119
Lulus tes
120
Diskusi
121
Memberi tahu karyawan toko
122
Pindahan
123
Kembali Ke Rumah
124
Sekolah Baru Adiva
125
Menata Toko Baru
126
Kesibukan
127
Masih Sibuk
128
Ke rumah Ibu
129
Pembicaraan Ipul dengan adiknya
130
Menginap
131
Kesibukan Pagi.
132
Hari pertama di toko
133
Di rumah
134
Pagi menjelang siang
135
Bercerita
136
Lagi
137
Menunggu
138
Berkunjung
139
Ipul dan Fauzi
140
Bersiap
141
Panen Ikan
142
Ingin

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!