Rumah Bangtan, bumi tahun 2022.
...
...
" hah? Cinta? Pliss, hyung. Jangan menebar kesombonganmu yang sudah melepas masa lajang di depan kami, kami ini masih polos." Jungkook menggerutu.
" aku juga geli mengatakannya. Tapi memang tak ada perbedaan. Selama aku menjadi raja di Joseon tentu banyak gadis yang mengincarku. Tapi hanya IU saja yang berhasil memikat hatiku." ujar Suga sembari menatap IU yang duduk disampingnya.
...
...
" ahhh.. Aku sedikit menyesal kalian harus tetap disini setelah menikah. Virus ke-uwu an ini benar-benar sudah membunuhku." ujar Jin memalingkan wajahnya.
...
...
" tapi apa hubungannya cinta dengan hancurnya dunia?" tanya Jimin.
" entahlah." Suga masih berpikir keras.
" ahh.. Lalu untuk apa barusan kau terus mengatakan soal percintaan." Jimin mulai kesal.
...
...
" ini hanya prediksiku saja. Bahkan sahabat IU yang jadi aktor saat ini juga menemukan cinta sejatinya disana."
" aktor? Siapa?" tanya RM.
" Park Seo Joon." jawab Suga.
" apa?! Wahh, IU.. Hidupmu memang sangat beruntung, orang-orang di sekitarmu juga ikut beruntung dan menjadi artis terkenal." puji RM.
IU hanya menampilkan pose sombongnya. Mungkin ia tertular Suga sekarang dan menjadi haus pujian sepertinya.
" balik ke topik awal, kalian cobalah mendekati satu gadis disana." ujar Suga tiba-tiba.
" hei!! Jangan macam-macam!! Kau mau mengajari mereka dewasa sebelum waktunya?" omelan Jin terdengar lagi.
" ayolah, mereka bukan anak gadis yang bisa dihamili orang sembarangan. Mereka pria yang bebas dan bisa mencari gadis manapun yang mereka mau."
" astaga, Suga!! Bicara apa kau barusan?!" Jin merasa ternodai oleh ucapan member yang memang tak pernah menyaring kalimatnya itu.
" sudahlah, hyung. Mereka memang sudah dewasa. Jungkook saja sudah melampaui tahun ke-20 nya. Ini hanya percobaan. Barangkali memang benar itu dunia untuk menemukan cinta sejati mereka. Toh selain bisa keluar dari dunia itu, mereka juga mendapatkan jodohnya disana." ujar J-Hope membela Suga.
" tapi ini.."
" aku janji akan melindungi mereka. Mereka takkan sampai menghamili gadis-gadis disana." ujar Suga dengan santainya.
" Suga!!" gertak Jin.
" yaa.. Yaa.. Cukup aku saja, jangan sampai mereka bernasib sepertiku." ujar Suga keceplosan. Tiba-tiba semua menatap ke arahnya dan IU.
" JADI KALIAN JUGA DISANA..?!" serentak semua menatap curiga.
" eh, itu.." IU sampai tak bisa berkata-kata. Hancurlah sudah, jika mereka sampai tahu hubungan dia dan Suga sudah sejauh apa selama ia tinggal disini.
" IU hamil. Itu maksudku." Suga langsung memotong kalimat.
" apa?! Hamil?!" serentak semua kaget. Tadinya ingin menghakimi malah teralihkan dengan kabar hamilnya IU.
" sudah berapa bulan?" tanya Jin menatap IU cemas.
" baru satu bulan.." ujar IU pelan, ia berusaha ingin merahasiakan. Namun malah dibongkar oleh suaminya sendiri.
" kenapa kamu gak bilang?! Kamu kerja terus-terusan padahal lagi hamil. Harusnya kami lebih merhatiin kamu." ujar RM. Suga menghela nafas lega di ujung sana.
" i-iya.. Tapi aku masih ingin bekerja, boleh ya?" pinta IU pada leader BTS disana.
" tapi suamimu adalah produser dan idol terkenal? Suga juga punya black card yang hanya beberapa orang saja yang punya di dunia ini. Apa itu belum cukup?" tanya Jin khawatir.
" aku hanya bosan, dan sudah nyaman dengan pekerjaanku. Jika aku berhenti, maka memikirkan keadaan kalian malah akan membuatku semakin stress." jelas IU.
" hmm, baiklah. Jika memang itu yang kau mau. Suga, kau setuju istrimu yang hamil ini tetap bekerja?" tanya RM pada Suga.
" aku bisa apa?" ujar Suga mengangkat bahunya. Pertanda bahwa dia pun sudah berusaha membujuk namun IU tetap keras kepala.
" makanya bekerja keraslah! Selesaikan urusan dunia sialan itu agar kau bisa bertemu anakmu dan menjalani hidup normal sebagai keluarga bahagia!" ujar Jin memberikan wejangan. Membuat Suga sekejap termenung.
Ia memikirkan nasibnya. Akankah ia mendapatkan kebahagiaan sebagai keluarga yang utuh bersama anak dan istrinya? Ataukah kisah ini akan berakhir tragis begitu saja? Tidak. Ia harus kembali pada tujuan awal ia masuk kesana. Hancurkan dan selesaikan permainan konyol ini.
Markas Federasi Venus, Tahun 3022.
" komandan, kami sudah berusaha semaksimal mungkin." ujar V yang tengah menghadap komandan besar di markas itu.
...
...
" kau tidak mendapatkan pesan apapun?"
" tidak, komandan."
" baiklah, kembali ke kamarmu. Satu jam lagi kau akan mendapatkan gen-mu dan resmi menjadi anggota militer Federasi Venus."
" baik, Komandan." ujar V yang kembali dengan tatapan kosong nya, ia sudah sepenuhnya menjadi 'robot'-nya pihak Federasi Venus.
" hai!" sapa seorang gadis saat V melewati lorong menuju kamarnya.
...
...
" kamu? S15A7215 unit 5?" tanya V tanpa mengedipkan matanya pada gadis berambut biru itu.
" aku Leah, jangan panggil namaku yang itu lagi. Nanti juga kau akan mendapatkan namamu." ujar gadis yang bernama Leah tersebut.
" aku belum terbiasa." jawab V dingin.
" oh, ya. Sejam lagi kamu akan mendapatkan rambut birumu. Bagaimana perasaanmu sekarang? Senang? Atau tegang?"
" biasa saja." jawab V masih dingin.
" ah, kau membosankan!!" gerutu Leah karena melihat reaksi V yang biasa saja.
" baiklah, kalau begitu sejam lagi aku akan menemanimu di ruang dokter. Aku pergi dulu, ya?" ujar Leah.
" pergilah." jawab V.
Sepertinya dia memang tak nyaman diikuti Leah. Akhirnya Leah pergi. Dan V menghela nafas lega.
" akhirnya dia pergi.. Sabar.. Aku harus sabar. Chip itu masih belum keluar, tapi aku ingat segalanya. Jungkook, Jimin.. Cepat selamatkan aku." gumam V. Yaa, dia ingat segalanya. Setelah kembali ke dunia nyata terakhir kali dan makan bersama member lain.
" mungkin ini efek karena aku melintasi dua dunia. Sebelumnya aku hanya mendapat gambaran2 kecil. Namun sekarang semua semakin jelas."
" sebentar lagi mereka akan membuatku menjadi penduduk asli Venus. Entah apa yang akan mereka masukkan ke dalam tubuhku, aku takut." V berusaha menenangkan dirinya.
Tak terasa waktu satu jam hanya berlalu dalam beberapa kedipan mata saja. Hingga akhirnya sebuah suara mengagetkan V yang masih merenung di dalam kamarnya.
" hai.." sapa Leah yang rasanya baru saja menghilang namun sudah kembali.
...
...
V membuka pintu kamarnya dan menghampiri Leah yang sedari tadi mengetuk pintu kamarnya.
" dokter X sudah menunggumu di ruangannya, ayo!" Leah menarik lengan V. Namun V berusaha bersikap se-natural mungkin agar mereka percaya bahwa V masih dalam kendali chip itu.
" G28J071996 Unit 15?" tanya dokter X itu.
" ya." jawab V dingin.
" berbaringlah. Aku hanya akan menyuntikkan gen ini padamu, tidak akan sakit." ujar dokter itu.
" ayolah dokter, dia laki-laki dewasa. Mana mungkin tidak bisa menahan sakit yang ringan seperti ini." ujar Leah.
" sial! Aku takut jarum suntik!!" batin V memberontak. Ia berusaha tetap menurut dan berbaring di ranjang.
" nona Leah, tolong keluar." ujar dokter tersebut. Membuat V lega. Ia tak ingin Leah melihat ketakutan di matanya dan membuat rahasianya terbongkar.
" ayolah, dokter. Izinkan aku disini sebentar." Leah memohon.
" keluar." ujar dokter itu dingin.
Leah hanya bisa menyerah dan keluar. Tapi saat ia keluar, seseorang gadis lain masuk. Dokter tidak menghiraukan dia, dan Leah menunduk menghormati gadis yang masuk itu. Tapi V tidak mengenalinya sedikitpun kecuali..
...
...
" rambutnya.. Dia memiliki rambut hitam? Apa artinya dia berasal dari bumi?! Kenapa dia bisa ada disini? Apa dia akan disuntik gen juga sama sepertiku? Tapi kenapa Leah dan dokter X seperti mengenalnya?" pikiran V berkecamuk hebat. Ia tak mengenal gadis ini, tapi ia merasakan ada bahaya.
" nona Jeanne, berbahaya bagi anda berada disini dengan penampilan itu." ujar dokter X menyapa gadis berambut hitam itu.
" maaf dokter, aku baru tiba. Aku butuh obat itu." ujar gadis yang V ketahui bernama Jeanne tersebut.
" oke, sebentar. Aku harus mengurus pasienku dulu." ujar dokter X bersiap menyuntikkan cairan biru pekat itu pada lengan V.
Tindakan tiba-tiba itu membuat V sejenak kaget dan berusaha menahan ekspresinya, namun ternyata itu membuat Jeanne sedikit curiga.
" selesai." ujar dokter X setelah mencabut jarum suntik yang menyakitkan itu.
V mulai merasa pusing dan tubuhnya terasa membeku. Hawa dingin menjalar di sekujur tubuhnya. Jari-jarinya mulai mati rasa karena suhu dingin tersebut.
" tenang, ini hanya efek sesaat. Setelah 15 menit berlalu, kau akan melihat perbedaan pada fisikmu dan semua akan baik-baik saja." jelas dokter X. Lalu ia pergi melihat-lihat lemari obat besar di ujung ruangan tersebut
V masih dalam keadaan linglung, ia berusaha tetap sadar. Karena jika ia tertidur, maka ia akan kembali ke rumah bangtan dan takutnya proses transisi ini menjadi terhambat.
Di sela-sela V menanti penampilan barunya, dokter berbincang bersama gadis berambut hitam bernama Jeanne tersebut.
" dimana ayahmu?" tanya dokter X.
" dia belum bisa kesini. Ada beberapa orang yang mencurigainya." jawab Jeanne.
" lalu kau dengan berani datang kemari tanpa rambut palsu mu? Kau tidak takut di serang tentara disini?"
" tidak. Mereka sudah tahu siapa aku. Memakai wig biru itu hanya formalitas saja bagiku."
...
...
" kau tetap harus berhati-hati. Sebagai mata-mata Venus, kau harus bisa menjaga kepercayaan kami. Jangan sampai rakyat disini malah mengira, kau beralih menjadi mata-mata dari bumi. Segeralah mendapatkan gen biru mu." ujar dokter X menasihati Jeanne.
" ya, aku akan segera memutuskan. Tapi apa kau sudah punya nama baru untuk Monsun?" ujar Jeanne. Tentu saja ia tahu yang menjadi pasien dokter X saat ini adalah Monsun yang diculik minggu lalu, karena ia yang memata-matai Monsun selama ini.
" Joe. Komandan memberinya nama itu." ujar dokter X.
" ganti." Jeanne tiba-tiba menyela dengan nada dingin.
" hah? Kenapa?" tanya dokter X kaget. Selama ini, belum pernah ada yang berani ikut campur memberi nama rakyat baru di Federasi Venus selain Komandan sendiri.
" nama barunya adalah.."
" V.."
" namanya harus V." ujar Jeanne seraya menatap V yang tengah menahan sakit dan dingin di tubuhnya.
To be continue..
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 21 Episodes
Comments