Semua member harus mulai terbiasa dengan topik yang tidak masuk akal dan menjaga tiga member mereka untuk tetap terjaga. Masalah masih belum bisa diatasi, belum ada titik terang.
" Luo Yi, bantu aku mencari bahan-bahan ini." Suga memberikan secarik kertas pada istrinya.
" mengapa harus aku?" Luo Yi kebingungan saat menerima lembaran itu.
" kau kan anak seorang tabib kerajaan, paati tahu dimana bisa menemukan bahan-bahan itu. Demi kebaikan ketiga bocah ini, aku harus bisa meracik ramuan yang biasa kita minum."
" aku terlempar kesana dan langsung dinikahkan denganmu! Mana sempat aku belajar ramuan-ramuan dari ayahku!" ujar Luo Yi kesal.
" ehm, Suga.. Bisa jelaskan pada kami? Sebenarnya apa yang sedang kalian bicarakan. Kenapa kalian bisa begitu paham apa yang dirasakan V, Jimin dan Jungkook?" tanya RM penasaran.
" iya, aku ingin menanyakan hal itu sedari tadi." lanjut Jin
" bahkan aku tak paham awal permasalahan kita ini apa.." 🙁 J-Hope menggaruk kepalanya karena bingung.
...
" singkat saja, aku dan Luo Yi pernah mengalami hal itu."
" ahh, kau pasti bercanda." ujar J-Hope tak percaya.
" aku bahkan mengalami hal itu selama 15 tahun terakhir."
" a-apa? Kau pasti tidak serius kan?! 15 tahun?" ujar RM kaget."
" lalu bagaimana dengan kami??" 😭 V ambruk tak berdaya.
" apa aku harus terus membuka mataku selamanya agar tidak mengalami mimpi itu lagi?" 😭 keluh Jimin.
" aku juga pernah berusaha terjaga selama seminggu, tapi tetap tak berhasil." timpal Luo Yi.
" aku masih belum percaya!" Jin tetap mengelak.
" aih, aku juga maunya tak percaya. Tapi mau gimana lagi. Karena itulah aku bertemu Luo Yi. Aku tidak merasa sendirian lagi di dunia asing itu."
" dunia asing apa maksudmu?" tanya Jin.
" aku dan Luo Yi masuk ke era Joseon."
" ahaha.. Kau suka bercanda Suga. Lalu kau disana sebagai apa? Raja?" canda Jin, dilanjutkan dengan tatapan kaget dariku dan Suga ke arahnya.
" apa? Jangan-jangan benar?" 😳 Jin terpaku.
" percaya atau tidak, itu hak mu." jawab Suga.
" lalu Luo Yi?" tanya RM.
" tentu saja dia permaisuriku, siapa lagi?"
" ahh.. Itu sebabnya kau mati-matian mencari dia, menjadikan dia manajer kita dan menikahinya. Kau picik sekali." 😒 ujar Jin.
" bagaimanapun dia sudah jadi istriku di era Joseon, maka dia harus jadi istriku juga di era ini." 😌
" sudah! Kenapa kalian malah kepo urusan Suga dan Luo Yi?! Nasib kami bertiga bagaimana?" tanya V kesal.
" yang aku takutkan bukanlah kembalinya kalian ke dunia itu, tapi jika kau bilang kalian bertiga adalah tentara disana.. Aku sedikit khawatir."
" itu juga yang aku khawatirkan! Aku belum pernah wajib militer. Jangankan mengendalikan pesawat tempur, memegang pistol saja aku belum pernah!" 😫 gerutu Jungkook.
" apa jika mati di dunia itu, aku juga akan mati di dunia nyata?" ujar Jimin pasrah.
" hush! Gak usah bicara sembarangan! Suga pasti tahu jalan keluarnya, benar kan?" ujar Jin menenangkan Jimin.
" aku masih belum mengerti, karena belum melihat kasus yang seperti itu. Tapi satu hal yang pasti, kalian masuk dimensi itu karena orang yang aslinya disana sudah mati."
" maksudmu, aku yang lain pun ada disana tapi sudah mati?" ujar V.
" iya, begitulah. Dan.." Suga memotong kalimatnya.
" jangan berhenti bicara seperti itu! Membuatku semakin takut saja!" gerutu Jimin.
" kalian bisa tanya Luo Yi jika tak percaya. Aku di dimensi itu punya luka sayatan memanjang di mata kananku."
...
...
" astaga!!" 😳 ujar Jin kaget.
" bagaimana itu bisa terjadi?" tanya Jungkook.
" seperti yang kalian tahu, aku seorang raja disana. Tentu akan mengalami banyak peperangan. Dan luka yang aku dapatkan itu memang tak membekas saat ini. Tapi sakitnya tetap terasa."
" pantas saja kau pernah mengeluh sakit mata waktu itu. Malang sekali dirimu, pasti sulit bagimu untuk melewati peperangan dengan mudah."
" kalian terlalu meremehkanku, aku terlempar ke sana saat usiaku masih muda. Aku langsung belajar ilmu perang diusia 8 tahun. Maka 'raja' itu bukan hanya sebuah gelar yang dengan mudah aku dapatkan."
" haha.. Aku tak percaya kau ahli dalam berperang, Suga." Jin kembali tertawa tak percaya.
...
...
" mau coba?" tanya Suga dengan tatapan sinis menantang Jin.
...
...
" aih, kau ini terlalu serius Suga. Aku hanya bercanda barusan." 😑
" Luo Yi saja hampir ku penggal kepalanya, jika aku tidak tahu dia juga berasal dari sini sepertiku."
" apa?! Astaga Suga, kau raja yang kejam sekali. Main penggal kepala orang!"
" ahh, kapan lagi aku bisa berbuat seenaknya." ujar Suga merentangkan tubuhnya di sofa.
" jangan-jangan kau mau memenggal kepala orang lagi?!" ungkap RM histeris.
" tenang.. Tenang.. Aku sudah pensiun dari jabatanku. Dunia yang aku tempati itu sudah hancur. Itulah penyebab aku sempat melupakan Luo Yi."
" kau menyakitiku saat itu." 😑 ujar Luo Yi kesal.
" ahh, aku paham sekarang. Jadi dunia itu bisa hancur kan? Kenapa tidak kau coba lagi agar aku bisa terbebas?" ujar Jungkook yang langsung paham, kenapa Suga bicara panjang lebar tentang pengalaman nya.
" inilah masalahnya. Kakek tua yang kalian temui adalah pembuat dunia itu. Dihancurkan atau tidak adalah kehendaknya."
" hah?! Kakek tua itu? Apa tujuan nya membuat dunia semacam itu?" ujar RM penasaran.
" entahlah. Aku tak mengerti otak kakek tua sialan itu." ujar Suga dengan nada kesal.
" lalu apa yang harus kami lakukan? Mana mungkin kami harus terjaga selamanya, kan? Dunia itu terlalu bahaya bagi kami!"
" sampai aku bisa membuat dua ramuan itu. Obat tidur, dan penahan kantuk. Sementara ini kalian ikuti apa yang aku perintahkan."
" oke!" jawab ketiga bocah dengan antusias.
Distrik III/3, Tahun 3022.
" Komandan Whiskey? Bagaimana keadaanmu sekarang?" tanya Rider.
...
...
" kau sepertinya benar, aku kehilangan ingatanku sepenuhnya. Bahkan kemampuan bertempur. Maaf, aku sudah merusak citra Iblis dari langit dan kekaguman kalian." ujar Jungkook yang mulai menerima bahwa dia adalah Komandan Whiskey, dan harus mulai beradaptasi.
Distrik V/5, Tahun 3022.
" ingat, jangan sampai orang lain tahu aku kehilangan ingatanku. Itu akan berbahaya apalagi bagi musuh kita. Katakan saja bahwa aku kurang sehat dan belum bisa ikut bertempur saat ini."
" baik Komandan Monsun Ji!"
" ahh, apa boleh kalian jangan memanggilku komandan? Aku sedikit malu mendengarnya. Aku sudah tidak bisa apa-apa sekarang." ujar V berusaha menarik simpati orang-orng disana agar percaya padanya.
" kami yakin, ingatan anda akan segera pulih. Jadi anda masih tetap komandan kami." jawabnya.
" boleh aku tahu siapa namamu? Aku merasa kita sangat dekat, aku pasti akan banyak merepotkanmu."
" tidak perlu khawatir, komandan. Sebuah kehormatan bagi saya bisa membantu. Nama saya Julian, Pasukan Unit 12."
...
...
" oke, Julian. Aku akan mengingatnya."
Istana Raja Oliver, Tahun 3022.
...
...
" ayah, cukup ayah dan pelayan pribadiku saja yang tahu kondisiku." ujar Jimin yang ditemani Ayahnya yang seorang raja.
" tentu saja. Keadaanmu ini tidak boleh di ketahui rakyat bumi."
" oh, ya. Aku belum tahu siapa nama pelayan pribadiku itu. Aku akan sangat membutuhkan dia." ujar Jimin
" kau biasa memanggilnya pak Nam. Tapi nama panjangnya Nam Ji Hyun." jawab ayahnya.
" saya siap melayani anda, pangeran." lanjut pak Nam, pelayan yang pertama kali dilihat Jimin.
" oke, pak Nam. Kelak ajari aku segalanya seperti kau mengajari anak kecil cara berjalan, oke?" ujar Jimin begitu santai.
" saya siap, pangeran." jawab pak Nam.
" federasi Venus menyerang bumi minggu lalu, keadaan masih aman sejauh ini. Namun fasilitas lainnya masih dalam perbaikan.
Adapun kondisi tiga komandan tertinggi bumi kita, Tiga Iblis Dari Langit. Masih belum bisa dipastikan. Setelah koma beberapa hari, ketiga pahlawan kita dipastikan belum bisa ikut dalam pertempuran sementara waktu.
Sekian berita saya sampaikan.
" ayah, bisa undang dua komandan itu untukku?" ujar Jimin setelah mendengar berita dari layar besar di kamarnya.
" Whiskey dan Monsun? Mereka kan teman satu angkatan denganmu? Kenapa minta ayah undang mereka?? Kau tinggal telpon saja."
Batin Jimin berteriak. Dia tak paham sama sekali dengan teknologi di zaman ini. Tapi jika di ungkapkan pun akan membuat dirinya semakin malu.
" biar saya bantu, pangeran." ujar pak Nam membuat hati Jimin sedikit lega.
" kalau begitu ayah kembali dulu, ya. Kau istirahatlah disini."
" iya, ayah." ujar Jimin. Ia menatap jauh Raja Oliver, membayangkan dia adalah ayahnya di dunia nyata. Ya, selama di rumah Bangtan ia sudah lama tak bertemu orang tuanya. Walau dia bukan ayahnya yang asli, tapi sedikit mengobati rindunya dihati.
" pak Nam."
...
...
" ah, iya pangeran?"
" cepat ajarkan aku cara memakai ponsel di zaman ini!" gerutu Jimin, tak tahan dengan fakta bahwa di dunia ini dia adalah manusia paling bodoh.
To be continue..
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 21 Episodes
Comments