Istana Raja Oliver, bumi tahun 3022.
H-1 Penyerangan Bumi.
...
...
" paduka, mohon bersabar. Kita tidak boleh gegabah dan menyerang Federasi Venus, Pangeran J masih disana." ujar pak Nam, asisten pribadi Jimin di istana.
" tidak bisa! Bagaimana mereka begitu serakah?! Memimpin bumi ini bukan hal yang mudah, aku tidak akan menyerahkan posisi itu pada siapapun selain keturunanku sendiri!" ujar Raja Oliver.
...
...
Jimin, Jungkook dan V berhasil membuat ketiga Komandan Umum berseteru. Melalui Suga, Jimin menyampaikan bahwa masa kejayaan ayahnya takkan lama lagi. Karena salah satu dari rekannya dulu akan mengkhianatinya.
" Jeanne!! Mana bisa kita hanya diam saja? Kita sudah susah payah membantu seorang pengkhianat dengan dalih dia akan berikan kekuasaan itu pada kita. Dan sekarang dia pun ingin memimpin bumi itu sendiri? Apa Federasi Venus masih belum cukup luas baginya?" ujar Komandan Umum Gong yoo di kantornya.
...
...
" itu sebabnya aku ingin ayah segera menguasai bumi ini, aku sudah tahu bahwa paman Charles itu orang yang sangat serakah." Jennie terus mengompori ayahnya.
" lalu bagaimana menurutmu sekarang? Apakah ayah perlu bergabung dengan Oliver dan menyerang Venus saja?"
" tidak, ayah! Itu akan sia-sia. Bahkan aku mendengar bahwa besok bala tentara Venus akan datang menyerang besar-besaran."
" ahh! Charles sialan!! Untung kau masih bisa pulang Jeanne, jangan kesana lagi! Kau akan dibunuh olehnya."
" tapi ayah aku punya rencanaku sendiri.."
...
...
" apa maksudmu? Kau berniat kesana bahkan saat bumi kita akan diserang?!"
" tak ada gunanya aku disini, ayah. Percaya padaku. Aku akan menyelesaikan semua ini, asal ayah izinkan aku kembali kesana."
" tidak! Ayah tidak akan mempertaruhkan nyawa putri ayah sendiri."
" ayah.. Disini ataupun disana, jika takdirku mati, maka aku akan mati. Lagipula, lebih banyak yang mempercayaiku disana ketimbang disini."
" tapi Jeanne.."
" percayalah ayah, aku akan kembali sebelum perang itu dimulai."
Markas Pusat Federasi Venus, tahun 3022.
3 Hari Sebelumnya..
...
...
" apa?! Mereka akan segera menyerang Venus?" tanya Komandan Charles.
" iya. Aku masih belum yakin kapan, tapi seseorang temanku bilang padaku. Mereka minta aku kembali." ujar Jungkook di hadapan Komandan Charles tanpa ragu.
" lalu kau pun akan membela ayahmu, Pangeran J?!" gertak Komandan Charles pada Jimin.
" saya hanya akan membela yang menang." ujar Jimin tanpa ragu.
" bahkan jika dia ayahmu? Raja bumi saat ini?" tanya Komandan Charles memastikan.
" aku tidak akan bilang tentara bumi lemah, mereka lebih kuat dari yang anda kira. Tapi karena ketiga Iblis dari Langit sekarang ada di tangan anda, aku tidak bisa bilang apa-apa."
" haha! Bagus!! Itu baru jiwa pejuang. Teruslah berada di pihak yang menjanjikan kemenangan. Jangan hiraukan mereka yang lemah. Kekuatanmu akan lebih dihargai disini." ujar Komandan Charles.
" atur 4 hari dari sekarang, kumpulkan semua prajurit yang ada. Waktunya kita yang memimpin semesta!!" lanjut Komandan Charles penuh semangat.
Taman Federasi Venus.
V tengah menunggu seseorang. Entah kenapa kali ini ia merasakan hal yang berbeda. Ada rasa bahagia dan gugup saat menanti kedatangan Jennie. Entah kenapa dia ingin menemuinya sebelum hari esok tiba. Hari dimana mereka akan mengakhiri permainan di dunia konyol ini.
" sudah lama menunggu?" tanya Jennie saat tiba.
...
...
" akhirnya, si yang benci keterlambatan tiba juga." ujar V mengolok Jennie.
...
...
" butuh waktu bagiku untuk tiba dari Bumi ke Venus! Kau kira jarak itu seperti dari Korea ke Indonesia?" gerutu Jennie.
" yaa.. Yaa.. Bagaimana kau bisa membujuk ayahmu dan bisa kesini?"
" itu tidak penting. Jika aku tidak disini, rencana kita akan gagal."
" jadi kau mau bertemu denganku hanya membahas rencana? Haish, membosankan." keluh V.
" memangnya apa lagi?" tanya Jennie.
" sudah, lupakan saja!"
" kau kira aku akan menyatakan cintaku di menit-menit terakhir kita di dunia ini? Norak sekali! Lagipula kita semua akan melupakan segalanya, kan?" ujar Jennie.
" ya, setidaknya kita punya kenangan tersendiri. Walau tidak ingat, pasti kesan itu akan melekat di hati dan memori." ujar V menepuk jidat Jennie dengan jarinya.
" benarkah? Kalau begitu aku ingin memberimu kenangan yang mustahil untuk kau lupakan."
" hm? Apa itu?"
Dalam secepat kilat, Jennie yang awalnya berjarak sekitar satu meter tiba-tiba berada di depan V. Karena kaget, V hanya mematung terdiam menatap mata Jennie yang memandangnya tanpa berkedip. Dan hal yang ada di benak mereka berdua pun terjadi tanpa mereka sadari. Ya, mereka berciuman di gelapnya malam dan dinginnya suhu Venus waktu itu.
" apa barusan?" tanya V bingung.
" maksudmu apa?" tanya Jennie malu dengan apa yang sudah ia lakukan.
" k-kau kan yang barusan menciumku?! Itu ciuman pertamaku!" gerutu V.
" itu juga ciuman pertamaku, jangan lebay begitu. Bukankah kau menginginkan kenangan dariku?"
" jadi itu hanya kenangan untukku? Kau tidak berniat melanjutkannya?"
" melanjutkannya?" tanya Jennie tak mengerti.
" masa iya hubungan kita belum mulai tapi sudah diakhiri dengan kenangan?" ujar V yang berjalan lebih dekat pada Jennie.
" lalu apa maumu?"
" tanggung jawablah dengan apa yang kau lakukan. Mulai hari ini, kau milikku dan aku juga milikmu." ujar V tegas.
Terlihat raut wajah bahagia di antara mereka berdua. Jennie yang menyukai V sejak bertemu di ruangan dokter X, dia terpana dengan rambut birunya yang bercahaya. Serta V yang mulai menyukai Jennie seminggu yang lalu, saat tahu bahwa sosok Jennie tak seburuk yang ia kira.
...
...
Asrama Pasukan Khusus Federasi Venus, tahun 3022.
" Pangeran!" teriak Jisoo melihat Jimin berjalan di koridor asramanya.
" iya, kenapa?" tanya Jimin singkat.
" apakah keadaan IU mulai membaik?" tanya Jisoo basa-basi.
" sudah baikan." ujar Jimin singkat.
" oh, apa kau marah padaku?"
" kenapa aku harus marah padamu?"
" aku yang menembak manajermu."
" aku sudah tahu."
" lalu? Masih bencikah padaku?"
" kenapa kau begitu peduli aku suka atau benci padamu?"
" karena kau selalu bicara singkat saja padaku. Aku.. Tidak menyukai itu."
" ikut aku!" Jimin menarik lengan Jisoo dengan keras.
Akhirnya mereka berdua tiba di sebuah ruangan yang tidak dipasangi cctv dan kedap suara.
" kau suka padaku?" tanya Jimin. Hal itu membuat Jisoo benar-benar terkejut. Ia tak mampu menjawabnya.
" aku peringatkan, jangan suka padaku. Maksudku jangan di dunia ini. Esok rencana kita akan dimulai, dan dunia ini akan hancur. Begitupun semua ingatan kita."
" ingatan?" tanya Jisoo.
" ya. Percuma saja kau menyukaiku, saat kembali ke dunia nyata nanti kau pasti sudah lupa. Jangan beri aku harapan."
" siapa yang menyukaimu, hah?! Kau sudah salah paham! Aku tak pernah memberimu harapan apapun!" gertak Jisoo yang kemudian hendak keluar.
Memang bukan salah Jimin menyakiti hati Jisoo. Tapi Jisoo lah yang terlalu banyak berharap. Jimin tak pernah menjanjikan atau memberi harapan akan membalas cintanya.
" tunggu, Jisoo." Jimin menahan lengan Jisoo sesaat sebelum ia pergi.
" jangan panggil aku dengan nama itu disini, aku Sooya bukan Jisoo." ujar Jisoo tanpa menoleh.
" ya, aku tahu. Maaf, aku memang egois memintamu untuk jangan menyukaiku walau ternyata memang kau tidak suka padaku."
Jisoo hanya terdiam. Tapi ia tak menepis tangan Jimin yang memegang erat lenganya. Entahlah, rasa sakit yang semula malah kembali memberikan setitik harapan.
" aku hanya senang, di dunia palsu ini kita bisa bertemu. Jika di dunia nyata, pasti kita sudah tertangkap paparazzi." gurau Jimin, namun Jisoo tetap tak menoleh. Ia terus membelakangi Jimin.
" izinkan aku mencintaimu, bukan sebagai Jimin tapi sebagai Pangeran J." ungkap Jimin.
Jisoo membelalak kaget. Bagaimana mungkin Jimin menyukainya? Bukankah dia tadi melarang Jisoo untuk suka padanya?
" walau memang kita akan melupakan segalanya, aku harap memori tentang kisah cinta satu hari Pangeran J dan Sooya akan selalu ada." lanjutnya.
Jisoo masih tak berbalik.
" kau yakin tak akan menerima cintaku? Jika jawabanmu iya, maka berbaliklah. Jika tidak maka pergilah. Aku tak akan menahanmu lagi." ujar Jimin yang kemudian melepaskan genggamannya.
Hanya perlu 3 detik bagi Jisoo untuk berpikir. Hanya satu hari saja, kan? Setelah itu ia akan lupa segalanya. Haruskah ia berbalik atau berlari pergi?
Akhirnya ia memutuskan..
" terima kasih, Pangeran! Aku akan menerima cintamu dengan senang hati!" ujar Jisoo setelah ia berbalik dan memeluk Jimin dengan erat.
Terlihat raut bahagia di wajah mereka. Satu hari ini akan terasa panjang namun singkat bagi mereka berdua. Biarkan saja, setidaknya dalam satu hari ini mereka akan lupa bahwa dunia ini tidak nyata.
...
...
Cafe Shine, Bumi tahun 2022.
" haish, IU kan manajerku. Kenapa aku malah melakukan pekerjaannya?" gerutu Jungkook di sebuah cafe.
Ia sudah menunggu lama sekali. Dengan pakaian serba hitam lengkap masker dan kacamata hitam. Ada hal yang perlu dibicarakan dengan seseorang yang akan melakukan konser besar dengan BTS minggu depan. Ahh, untung saja konser itu akan dilaksanakan setelah dunia palsu itu hancur. Mereka bisa fokus pada konser itu saja kedepannya.
" tunggu, Liz?!" gumam Jungkook saat melihat seseorang datang.
" aduh, maafkan aku terlambat. Aku harus menjenguk istri sopirku dulu barusan. Kamu udah nunggu lama, ya?" sapa seseorang dengan ramah. Jungkook hanya mengangguk.
" kamu asisten kak IU, ya?" tanya dia.
Jungkook kembali mengangguk.
" aku Lisa dari Blackpink. Ada hal yang perlu aku bicarakan padanya. Bisakah kau sampaikan?" ujar Lisa.
" dia memperkenalkan dirinya seakan semua orang takkan tau itu dia. Manis sekali.." gumam Jungkook.
Mereka berbincang lama. Jungkook tak menjawab, hanya mengangguk dan menggeleng. Jika ia bersuara, takutnya Lisa curiga. Tapi semakin kesini, Lisa justru kadang terlihat curiga pada Jungkook yang tak kunjung bicara. Namun ia seakan tak peduli.
" kenapa dia percaya sekali padaku padahal aku tak bicara sepatah katapun?" gumam Jungkook seraya terus memandang Lisa.
" andai Liz yang disana sebaik dan seramah ini. Akan mustahil bagiku untuk tak menyukainya."
...
...
To Be Continue..
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 21 Episodes
Comments