Markas Pusat Vederasi Venus, tahun 3022.
HARI PENYERANGAN.
" kalian sudah siap?" tanya Jennie.
...
...
" aku akan segera masuk pesawat dan mengganti seragamku." ujar Jisoo.
...
...
" rambutmu.."
" sesuai perintah komandan, aku mengecatnya menjadi hitam. Tugasku disana adalah menyusup ke markas pusat distrik I/1. Warna hitam ini takkan luntur meski terkena air."
" baguslah, bagaimana dengan Liz?" tanya Jennie.
" dia sudah berada di pesawat lebih dulu."
" ingat untuk menjaganya, jangan sampai dia mati atau Lisa kita akan masuk kesini." ujar Jennie mengingatkan Jisoo, karena dia tak akan ikut ke bumi.
" kemana tiga pria yang selalu terlambat itu?" tanya Jennie.
Jisoo malah tertunduk tersenyum. Mengingat satu hari singkat yang ia habiskan bersama Jimin kemarin.
" kami datang!" ujar ketiga pria yang disebutkan Jennie sebelumnya.
...
...
...
...
" nah, kali ini aura kalian baru terlihat sebagai Tiga Iblis dari Langit. Entah kemampuan kalian pun sepadan atau tidak." ejek Jennie.
" kau hanya belum lihat saja." ujar V seraya mengedipkan matanya pada Jennie.
Jennie berusaha menahan debar di dadanya karena kedipan maut itu.
" mana Liz?" tanya Jungkook.
" dia di pesawat, kenapa?" tanya Jisoo.
" ah, tidak. Dia masih Liz kan?" tanya Jungkook memastikan.
" ya, tentu saja! Dia belum mati." ujar Jisoo.
" syukurlah." ujar Jungkook.
Mereka bertiga pun segera masuk ke pesawat yang sama dengan Jisoo. Mereka berusaha untuk tak terpisah satu sama lain. Karena dunia ini bisa hancur kapan saja. Dan menurut Suga, kehancuran dunia palsu tak jauh berbeda dengan kehancuran dunia asli. Menyeramkan dan seakan seperti kiamat saja.
Rumah Bangtan, bumi tahun 2022.
" hari ini adalah penentuan bagi mereka." ujar Suga memangdangi tubuh ketiga adiknya yang terbaring di satu ranjang yang sama.
Semua berkumpul di ruangan itu. Kalau-kalau terjadi sesuatu pada mereka bertiga.
" lalu kenapa kau malah disini?" tanya J-Hope.
" IU tak ingin aku ada disana lagi. Kalian juga tahu aku sempat lupa ingatan. Itu karena terjebak disana saat dunia itu hancur."
" lalu mereka juga.."
" ya. Mereka memilih untuk tetap disana dan mengakhirinya sendiri. Biarkan saja mereka melupakan hal itu. Tidak sehat bagi akal mereka. Biarkan itu jadi kenangan dan mimpi buruk saja."
" itu tak adil, mereka pasti punya kenangan indah disana. Baru kali ini aku melihat mereka begitu bersemangat dan ceria." ujar Jin.
" ya, saat latihan pun mereka tak pernah se bersemangat itu." lanjut RM.
" ya, aku juga berharap begitu. Jangan sampai mereka mengukir kenangan indah yang harus mereka lupakan. Itu akan sangat menyakitkan saat kenangan itu kembali dalam waktu yang lama." gumam Suga. Mengingat perlakuannya dulu pada IU yang hanya dia saja yang mengingat kenangan mereka berdua.
" gawat!" ujar IU yang tiba-tiba muncul.
" kenapa?!" tanya Suga panik.
" aku melihat pak tua itu lagi di jalan!"
" apa dia bicara padamu? Kau baik-baik saja kan?" tanya Jin.
" tidak. Dia bicara dengan seseorang. Dia bilang bahwa dunia itu akan ia hancurkan hari ini."
" itu berita bagus! Penderitaan mereka akan berakhir hari ini." ujar Suga.
" bukan itu intinya.." lanjut IU.
" hah? Apa?"
" dia memberikan sesuatu pada orang itu. Aku yakin itu kunci masuk kesana. Aku tidak sempat menghentikan dia, tapi aku sempat wajah melihat orang itu."
" siapa?!"
" Lisa."
" hah?!!"
Seisi rumah bangtan kaget. Bukankah dunia akan hancur? Kenapa masih ada yang akan masuk kesana? Akankah ada dunia palsu yang baru? Ataukah penghancuran dunia itu akan dibatalkan? Tapi IU jelas-jelas mendengar dunia itu akan hancur hari ini. Mereka terus memangdang sendu ketiga bayi bangtan yang tengah terlelap. Berharap mereka bisa kembali dalam keadaan baik-baik saja, begitupun member Blackpink lainnya.
Markas Pusat Distrik I/1, bumi tahun 3022.
" ingat! Kalian hanya boleh menyerang tentara Venus. Jangan bunuh Whiskey, Monsun, dan Pangeran J." ujar Komandan Zorrow menyiapkan status SIAGA 3 pada rakyat bumi.
" jika mereka menyerang bagaimana?" tanya Komandan Umum Gong Yoo yang hadir disana.
" kita boleh menyerang balik, tapi jangan bunuh mereka." ujar Raja Oliver yang tiba. Semua menyambut dengan hormat kecuali Komandan Umum Gong Yoo.
" apa karena dia anakmu?" tanya Komandan Gong Yoo dengan sinis.
" bukankah anakmu pun sedang berada di Venus sekarang? Kau tidak mengkhawatikan dia?" tanya balik Raja Oliver.
Suasana berubah menjadi panas. Yang satu ingin terus memimpin, yang satu telah di khianati tiga kali oleh sahabatnya.
" ada objek terdeteksi!!" teriak seseorang.
Raja Oliver dan Komandan Umum Gong Yoo segera berlari melihat.
" berapa banyak?!" tanya Komandan Gong Yoo panik.
" ada banyak.. Tapi semua objek muncul di arah selatan. Mereka semua menuju Distrik V/5. Bukankah itu dipimpin oleh nona Jeanne?" ujar petugas tersebut.
" Jeanne sedang menjalankan misinya di Venus, aku harus kesana!" ujar Komandan Umum Gong Yoo yang kemudian hendak pergi.
" tunggu!! Itu bahaya! Mereka bisa saja mengecohmu!" teriak Raja Oliver menahan Komandan Gong Yoo.
" lalu aku harus apa? Diam saja sepertimu di singgahsana?! Bukankah kau memberiku tanggung jawab atas kelima Distrik?!"
Raja Oliver hanya terdiam dibentak Komandan Gong Yoo. Bahkan seisi markas pun kaget melihatnya.
" baik jika itu keputusanmu, berhati-hatilah. Jika butuh bantuan segera hubungi markas lain." ujar Raja Oliver yang kemudian melepaskan genggamannya.
Mereka berdua tahu bahwa sejauh apapun mereka terpisah dan sebesar apapun jarak yang diciptakan oleh kebencian mereka, kekhawatiran itu selalu ada. Bagaimanapun dulu mereka pernah sangat dekat. Hingga terbelah karena ego dan keserakahan mereka sendiri.
" haish, aku sangat gugup!" gerutu Jungkook.
" karena menyerang bumimu sendiri?" tanya Liz. Jungkook merasa kaget sesaat, takutnya ini bukan Liz melainkan Lisa.
" ah, sepertinya iya. Aku takut dibenci orang bumi." jawab Jungkook.
" ini tidak seperti dirimu. Setiap aku bertanya tentangmu, semua orang pasti bilang kau yang terbaik. Bahkan Pangeran J dan Monsun pun kalah olehmu."
" aku memang selalu jadi yang terbaik dimanapun." ujar Jungkook dengan sombong.
" tapi aku juga dengar kau sangat payah setelah kecelakaan itu. Aku jadi merasa bersalah."
Jungkook yang tidak tahu bagaimana dia kecelakaan dan mati sebelumnya pun hanya kebingungan.
" aku tahu kau tak ingat, tapi waktu itu aku yang menembak pesawatmu sampai meledak." ungkap Liz membuat Jungkook kaget.
" kukira kau mati, ternyata tidak." lanjutnya.
Jungkook semakin ketakutan, ternyata Liz yang disini sekejam ini.
Di tengah perbincangan mereka, tiba-tiba..
DUARR!!
" Aaahh!!!" seisi pesawat menjerit.
Sebuah tembakan besar menghantam mesin pesawat. Mereka masih diatas langit, jauh dari permukaan.
" Lisaaaaa!!" teriak Jungkook, ia memakai perlengkapan dengan tergesa-gesa.
" kenapa?! Kau mau kemana?!" tanya Jimin panik melihat Jungkook siap melompat keluar pesawat.
" Lisa terhempas keluar!! Aku harus menyelamatkan dia!!"
" kau gila?! Kita masih di atas langit!" gertak V.
" aku tak peduli! Kalian lanjutkan saja!!" Jungkook pun melompat. Semua terhentak kaget dan keadaan menjadi semakin panik.
Pesawat pun terpaksa mendarat darurat.
" aku akan mencari mereka berdua dulu, Jimin kau temani Jisoo!" ujar V yang setelah turun pesawat langsung berlari pergi.
" ahh! Dia memang selalu keras kepala!! Bagaimana bisa dia bertindak seceroboh itu?!" gerutu Jimin.
" mereka pasti selamat, aku yakin. Jungkook lebih hebat dari yang kalian kira." ujar Jisoo menenangkan Jimin.
" semoga saja itu benar."
...
...
Sementara di sisi lain.
" Liz, sadarlah!!" teriak Jungkook yang tengah memangku tubuh Liz yang sedingin es.
Ia memang berhasil menangkapnya di detik terakhir dengan mengotak atik semuanya sampai ia hampir terbentur di tanah. Dan sayap besi itu akhirnya terbuka dan menyelamatkan tubuhnya.
" Jungkook!! Kau memang sudah gila!" teriak V saat ia berhasil menemukan Jungkook.
" hyung, Liz.. Dia.." Jungkook akhirnya menangis karena Liz tak kunjung sadar. Ia berniat menjadi pahlawan yang menyelamatkannya, tapi ia malah membunuhnya.
" sudah, ini bukan salahmu. Memang sudah takdirnya. Ayo cepat kita harus berkumpul lagi!" ujar V segera menyadarkan Jungkook yang terus menangisi Liz.
" tidak, hyung. Aku tidak mau ikut kalian, aku mau disini." ujar Jungkook menepis tangan V yang menariknya.
" hey! Bangunlah!! Ini hanya mimpi! Dunia asli kita bukan disini!" gertak V. Jungkook masih tak bergeming.
" sudah! Terserah kau saja!! Mau kau mati disinipun aku tak peduli!!" ujar V yang kemudian pergi dengan amarah.
...
...
Perkataan V membuat Jungkook semakin sakit hati. Jika memang Liz takkan selamat, harusnya Jungkook tak menyelamatkannya. Dia jadi harus menyaksikan Liz tiada.
" maafkan aku, Liz. Aku bodoh! Harusnya aku bisa lebih cepat menekan tombol itu dan menyelamatkanmu. Aku sangat bodoh!!" gertak Jungkook menyalahkan dirinya sendiri.
" ehm, Jungkook? Kaukah itu?? Kenapa kita disini?" sebuah suara membuat Jungkook kaget.
" hah? Tunggu.. Kau masih hidup?!" ujar Jungkook kaget melihat tubuh Liz yang semula dingin dan kaku tiba-tiba beranjak dan bugar.
" ya, emangnya aku kenapa?" pertanyaan Liz membuat Jungkook tak berkutik.
" tunggu.. Siapa kau?!"
" aku? Lisa."
...
...
...
...
To Be Continue..
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 21 Episodes
Comments