Pagi ini, Lynn bangun dengan cepat. Ia merasa sangat segar karena semalam ia tidur lebih cepat. Sebelumnya ia telah memasang alarm agar tidak terlambat bekerja hari ini.
Sebelum sampai ke coffee shop, Lynn menyempatkan diri mampir di sebuah toko kue. Ia membelikan rekan rekan kerjanya beberapa kue yang memang tidak dijual di coffee shop mereka. Anggap saja ini sebagai perayaan karena ia sudah bisa menyewa apartemen sendiri, meskipun ia menggunakan uang pinjaman dari Dennis.
"Selamat pagi!" teriak Lynn menyapa saat memasuki coffee shop. Semua rekan kerjanya tersenyum saat melihat kedatangannya. Mereka semua menyukai Lynn karena kepribadiannya yang periang.
"Mir, kamu datang seorang diri?"
"Ya, lihatlah apa yang aku bawakan untuk kalian," Lynn memperlihatkan 2 buah kotak yang berisi kie yang terlihat sangat menggiurkan.
"Wah, ini terlihat sangat lezat sekali. Apa aku boleh mencicipinya?"
"Tentu saja! Aku sengaja membawakannya untuk kalian. Nikmatilah."
Hampir seluruh rekan kerjanya yang langsung mengambil kue tersebut dan mencicipinya.
"Ahhh ini benar benar nikmat. Di mana kamu membelinya?"
"Di ujung jalan. Mereka baru buka dan akubpenasaran ingin mencobanya. Oya, aku ke ruangan dulu ya," Lynn pun meninggalkan rekan rekan kerjanya dan segera masuk ke dalam ruangan yang biasa ia tempati bersama Giovan.
Untuk hari ini, ia belum tahu pekerjaan apa lagi yang akan ia dapatkan karena Giovan sering memberikan tugas yang semakin lama semakin aneh padanya.
*****
Giovan bangun dengan sangat terlambat. Semalaman ia tidak bisa tidur, ntah mengapa. Suasana apartemen miliknya yang terasa sepi tiba tiba saja terasa aneh untuknya.
Waktu menunjukkan pukul 7 pagi, Giovan langsung pergi ke kamar mandi untuk membersihkan diri. Ia sudah tidak sabar untuk bertemu dengan Lynn di coffee shop.
Saat berada di luar jendela coffee shop, ia melihat Lynn sedang membagi bagikan kue kepada pegawai. Giovan tak suka melihat itu. Ia hanya memperhatikan dari luar hingga akhirnya Lynn masuk ke dalam ruangan.
Giovan masuk ke dalam coffee shop. Ia melihat para pegawainya sedang sibuk menikmati kue yang baru saja diberikan oleh Lynn. Tatapan mata Giovan menatap sinis kemudian langsung masuk ke dalam ruangannya.
Brakkk
Mendengar suara pintu dibanting, Lynn yang sedang diam dan memainkan ponselnya, langsung terlonjak kaget hingga ponselnya terlempar.
"Ya ampun Bas!" teriak Lynn yang jujur saja sangat kaget.
Lynn melihat wajah Giovan yang sangat tidak bersahabat. Pria itu langsung mendudukkan tubuhnya ke kursi di belakang meja kebesarannya. Melihat hanya ada dokumen dokumen di atas mejanya, membuatnya bertambah kesal.
"Kamu kenapa sih Bas? lagi PMS?" tanya Lynn.
"Iya!" jawab Giovan.
"Ya ampun Bas, aku nggak tahu kalau kamu begitu menjiwai peranmu."
Giovan menautkan kedua alisnya, "Apa maksudmu?"
"Maafkan aku sebelumnya. Tapi selama aku tinggal bersamamu, aku menyadari sesuatu."
Setelah menautkan alisnya, kini Giovan mengerutkan dahinya.
"Aku tahu kalau kamu gay, kamu suka yang sejenis kan?" bisik Lynn.
Brakkk
Giovan langsung berdiri dan mendekati Lynn. Ia menarik pergelangan tangan Lynn dan membawanya ke dinding. Dengan sebelah tangan ia memegang tangan kiri Lynn dan tangan sebelahnya ia tahan di dinding sebelah untuk menghalangi Lynn lari darinya.
Ia mendekatkan wajahnya ke wajah Lynn, berbicara dengan berbisik, "Jadi menurutmu aku gay?"
"Hmm, bukankah itu benar? Tapi tenanglah, aku janji tak akan memberitahu pada siapapun. Kamu jangan marah lagi, Bas," bisik Lynn. Ia sama sekali tak terintimidasi dengan apa yang dilakukan oleh Giovan saat ini. Berbeda dengan Giovan yang tengah menahan debar jantungnya yang tiba tiba saja menggila saat melihat wajah Lynn dari dekat.
cuppp ...
Mata Lynn langsung membulat saat merasakan benda kenyal telah menempel dengan sempurna di bibirnya.
plakkk
Sebuah tamparan mendarat dengan begitu mulusnya di pipi Giovan.
"Kamu jahat, Bas! Kamu tahu, aku sangat berharap ciuman pertamaku bersama dengan pria yang kucintai. Tidak dengan pria penyuka sesama jenis sepertimu. Ini pasti akan menjadi mimpi buruk untuk sepanjang hidupku," Lynn mengusap bibirnya seakan menghilangkan jejak jejak yang ditinggalkan oleh Giovan.
"Aku keluar dulu, mungkin kamu terlalu kaget dengan apa yang kuketahui. Aku berjanji, Bas, aku tak akan mengatakan pada siapapun. Tapi tolong jangan lakukan seperti itu lagi."
Lynn yang memang tidak merasakan apapun karena ia merasa Giovan penyuka sesama jenis, langsung keluar dari ruangan. Ia tak ingin menjadi tempat pelampiasan karena Giovan sedang mengalami PMS.
Giovan memegang dadanya ketika melihat Lynn keluar dari ruangan. Ini adalah pertama kalinya ia mencium seorang gadis dan rasanya .... ia menginginkannya lagi.
Shitttt!!!
*****
"Aku keluar dulu ya," sudah lewat beberapa minggu sejak Giovan mencium Lynn. Gadis itu terlihat biasa saja seakan tak menganggap kejadian itu begitu berarti. Sementara Giovan setiap hari selalu mencuri curi pandang ke arah Lynn saat mereka berada dalam 1 ruangan.
Lynn akan selalu keluar dari ruangan setelah ia selesaj mengerjakan pekerjaannya. Giovan tak pernah terlalu pusing karena ia sudah pusing dengan laporan di hadapannya.
Namun, ntah mengapa tiba tiba saja Giovan menjadi penasaran. Ia ingin tahu apa yang dilakukan oleh Lynn. Ia menyalakan laptop miliknya dan melihat video CCTV dari sana-
Matanya membulat ketika melihat Lynn sedang mencuci piring sembari bercanda dengan beberapa pegawai yang lain.
Tidak mungkin! dia itu manja dan tidak bisa apa apa. Aku ingat sekali bagaimana dia menghancurkan porong piring saat pertama kali melamar pekerjaan. - Giovan terus memperhatikan layar laptopnya hingga ia melihat Lynn yang membantu seorang koki untuk memotong beberapa sayuran.
Giovan tak percaya apa yang dilihatnya. Lynn seperti bukan gadis yang ia temui pertama kali. Sejak menyewa apartemen sendiri, begitu besar perubahan dirinya.
Tanpa terasa hari sudah beranjak sore, Lynn pun akhirnya pamit pada Giovan dan juga semua rekan kerjanya.
"Bas, aku pulang dulu ya," pamit Lynn.
"Hmm," balas Giovan singkat.
Setelah Lynn pergi, Giovan langsung membereskan mejanya. Ia bergegas mengikuti Lynn. Ntah mengapa keingintahuannya kini sangat besar mengenai di mana Lynn tinggal. Kemarin kemarin ia tak terlalu peduli.
Giovan mengendarai sebuah mobil. Selama ini ia hanya mendiamkan mobil itu di pelataran apartemennya karena ia jarang bepergian jauh. Ia melihat arah Lynn pulang dan menautkan kedua alisnya ketika melihat Lynn sedang bertemu dengan seseorang.
Di dalam mobil, Giovan mengepalkan tangannya. Hatinya tiba tiba saja menjadi panas saat melihat kedekatan Lynn dengan seorang pria.
*****
"Kamu sudah menunggu lama?" tanya Lynn.
"Ah belum, tenang saja. Lihatlah pesananku saja belum datang," ucap Edric bercanda.
"Benar juga!" balas Lynn yang kemudian duduk di hadapan pria yang kini menjadi temannya di Kota Sydney selain Giovan.
Lynn memanggil seorang pelayan dan memesan segelas capucino dan croisant.
"Apa kamu sudah mulai betah tinggal di sini?" tanya Edric sambil menyesap kopi hitam miliknya.
"Hmm tidak juga. Aku masih rindu dengan kampung halamanku sendiri, hanya saja aku tidak tahu kapan akan pulang."
"Aku berharap kamu akan betah di sini, kalau perlu tinggallah di sini selamanya."
Lynn tertawa mendengar ucapan Edric, "Sepertinya itu tidak mungkin. Aku masih ingin pergi ke suatu tempat, sebelum nantinya kembali dan mengikuti semua keinginan orang tuaku."
"Apa kamu akan menerima perjodohan selanjutnya?" Lynn menceritakan semuanya pada Edric, alasan mengapa dirinya berada di Kota Sydney.
"Mungkin. Tapi itu akan kulakukan beberapa tahun lagi, setelah aku berhasil melakukan apa yang kuinginkan."
"Mengapa tidak kamu lakukan sekarang?" tanya Edric.
Lynn tersenyum, "Uangku belum cukup," bisiknya, membuat Edric tertawa.
"Bagaimana kalau kamu bekerja denganku saja? Aku bisa memberikanmu gaji yang jauh lebih besar daripda gajimu di coffee shop. Lagipula kamu tidak cocok di sana, pendidikanmu tinggi, sangat sayang jika di sia siakan," ujar Edric.
Sementara itu Giovan yang melihat kebersamaan antara Lynn dan Edric mengetatkan rahangnya. Ia bisa melihat bagaimana mereka tertawa dengan lepas seakan tak ada beban di antara mereka.
"Apa mereka begitu sangat dekat?" gumam Giovan.
Giovan akhirnya pergi meninggalkan tempat itu. Awalnya ia ingin tahu di mana Lynn tinggal saat ini, namun melihat Lynn tak langsung pulang dan justru bertemu dengan pria lain, membuatnya mengurungkan niat dan segera menjalankan mobil menuju apartemennya sendiri.
🧡 🧡 🧡
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 47 Episodes
Comments
Ririn Nursisminingsih
bucin kmu nanti bas sama lyin
2025-01-21
0
Ita rahmawati
cemburu,,bilang boss 🤣
2024-05-02
0
StAr 1086
next
2023-10-30
1