HOTEL

Pesawat kini telah bertolak dari bandara Changi, Singapura, dengan tujuan Sydney. Mereka berdua, Lynn dan pria itu duduk bersebelahan. Ya, akhirnya mereka berdua mengambil tiket dengan paket honeymoon, menggantikan pasangan suami istri yang membatalkan perjalanan mereka.

"Siapa namamu?" tanya Lynn yang duduk menyamping ke kiri dengan menaikkan salah satu kakinya.

"Apa itu perlu?"

"Tentu saja. Ini bukan pertama kali kita bertemu. Aku ucapkan terima kasih untuk yang sebelumnya, tapi tidak kali ini," ucap Lynn.

"Kalau begitu kamu tidak perlu tahu siapa namaku. Kita tidak akan bertemu lagi setelah ini."

"Setidaknya katakan namamu, jadi aku bisa menghindar kalau sedikit saja mendengar namamu," alasan Lynn.

"Abas," jawab pria itu yang ternyata adalah Giovan Sebastian, putra sulung keluarga Sebastian yang melarikan diri dari acara pernikahannya.

"Kenalkan, aku Mira," Lynn memperkenalkan diri. Ia tak akan memperkenalkan dirinya sebagai Lynn karena ia tak ingin ada yang memanggilnya dengan nama itu.

"Hmm," Giovan berdehem kemudian melipat kedua tangan di depan dada. Ia tak terlalu mempedulikan keberadaan Lynn.

"Ishhh, jadi cowo dingin amat. Kulkas aja dingin masih enak dideketin ... blehhh," Lynn kini kembali duduk ke posisinya semula dan menikmati penerbangannya.

30 menit, 1 jam, 2 jam terlewat, Lynn yang bosan pun akhirnya tertidur sementara Giovan diam sambil mendengarkan musik melalui earphone. Kepala Lynn bergerak ke depan, ke belakang, ke kanan, dan akhirnya mendarat dengan pas di bahu kanan Giovan.

Giovan yang memang sudah tertidur sejak tadi tak merasakannya. Ia sendiri kemudian juga menyandarkan kepalanya ke kepala Lynn, hingga mereka terlihat seperti pasangan pada umumnya.

Melihat pemandangan seperti itu saat menoleh ke belakang, seorang fotografer yang memiliki kamera polaroid pun mengabadikannya. Selembar foto keluar dari kamera tersebut, kemudian ia menggoyangkannya beberapa kali ke atas dan ke bawah. Ia melihat hasilnya dan tersenyum.

7 jam lebih lama perjalanan akhirnya terlewati. Tak sampai 30 menit lagi mereka akan sampai di Kota Sydney. Lynn yang sudah sangat puas dengan tidurnya pun terbangun, ia mengusap air liurnya yang sedikit keluar, kemudian mengelapnya. Hal itu tentu saja membuat Giovan yang berada di sebelahnya juga terbangun.

"Apa yang kamu lakukan? mengapa kamu ngelap ilermu itu di bajuku?" ucap Giovan dengan kesal.

"Ya ampun Bas, jangan marah marah. Ntar mukanya mirip bawah baskom loh, datarrr!" goda Lynn.

"Jorok banget sih!"

"Lha kamu sendiri, itu belek kenapa masih nempel?" Giovan dengan cepat memeriksa ujung matanya, membuat Lynn tertawa terbahak bahak.

Sialannn, kayaknya gue dikerjain! - batin Giovan yang baru sadar ketika melihat Lynn tertawa.

"Udah jangan marah marah, cepet tua nanti," ucap Lynn kembali menggoda Giovan.

Giovan rasanya ingin segera turun dari pesawat dan pergi meninggalkan Lynn di sana. Ia berharap tak bertemu dengannya lagi.

Sepertinya doa Giovan dijawab dengan begitu cepat. Suara pilot yang memberitahukan bahwa mereka akan segera mendarat dan meminta mereka menggunakan sabuk pengaman pun terdengar.

Pesawat mendarat dengan aman dan tepat. Ketika pesawat telah berhenti dengan sempurna, suara sabuk pengaman yang dibuka terdengar saling bersahut sahutan. Setelah pintu keluar terbuka, secara bergantian mereka keluar, tanpa saling dorong.

Mereka kini sedang berjalan ke arah luar karena mereka tak perlu menunggu bagasi. Keduanya tanpa sadar berjalan bersebelahan, hingga sampai ke depan pintu keluar. Mata mereka menangkap sosok pria dengan tubuh sedikit gemuk yang memanggil mereka berdua.

"Tuan, Nyonya Brad kan. Terima kasih sebelumnya telah memilih kami menjadi penanggung jawab honeymoon anda berdua."

"Tapi kami bukan ...," ucap Lynn.

"Saya sudah memeriksa semua daftar penumpang di kelas bisnis dan hanya kalian saja yang merupakan pasangan suami istri, jadi saya tidak mungkin salah.Oya perkenalkan, nama saya Oden," jelas Oden seraya memperkenalkan diri.

Dengan dibantu oleh porter, Oden membawakan barang bawaan milik Lynn dan Giovan. Mereka awalnya ingin berpisah setelah keluar dari pesawat, namun nyatanya mereka harus terjebak dengan paket honeymoon yang kini sudah beralih kepemilikan.

Mereka dipaksa oleh Oden untuk masuk ke dalam mobil, kemudian melajukannya ke tempat mereka akan menginap.

*****

Sebuah hotel bintang 5 yang langsung menghadap ke Sydney Opera House menjadi tempat mereka akan menginap. Lynn yang memang belum pernah menginjakkan kakinya ke negara kangguru tersebut pun melihat dengan kagum.

"Tutup mulutmu itu, seperti tidak pernah ke sini saja," ucap Giovan saat melihat Lynn yang ternganga melihat pemandangan dari dalam kamar.

"Memang aku belum pernah ke sini, kenapa? masalah?" ucap Lynn kesal.

"Oya, kenapa kamu masih di sini? Cepat pergi sana!" ucap Lynn.

"Kamu mengusirku?"

"Hmm, kita ini bukan suami istri, jadi sebaiknya tidak berada dalam 1 kamar."

"Tapi aku juga membayar semua ini, jadi kamu tidak bisa mengusirku. Kalau kamu tidak mau sekamar denganku, kamu saja yang membuka kamar baru," jawab Giovan. Ia tak akan membiarkan Lynn menang dan bertindak semaunya.

Waduhh bisa mahal banget kalau buka kamar lagi. Aku harus hemat hemat, kalau tidak uang tabunganku dan uang hasil penjualan mobil bisa lenyap dengan cepat. Aku juga tidak mau terdampar di sini selamanya. - Lynn bermonolog dalam hatinya, memikirkan ucapan Giovan.

"Aku akan tetap di sini, lagipula aku juga membayar setengahnya," ucap Lynn ketus, tapi ia mulai melihat ke sekeliling saat hanya melihat sebuah tenpat tidur.

"Tidak usah melihat seperti itu, aku tidak akan menyentuhmu," ucap Giovan yang sepertinya tahu isi dari pikiran Lynn.

"Apa kamu itu gay?' tanya Lynn.

Giovan tampak berpikir, mungkin akan lebih baik jika orang lain berpikir seperti itu jadi ia tak akan pusing, "bisa dikatakan begitu, jadi tenang saja aku tidak akan tertarik ataupun menyentuhmu."

"Kasihan sekali, ganteng ganteng ternyata penyuka adu tebang .... eh pedang," gumam Lynn yang masih bisa didengar oleh Giovan. Giovan memicingkan matanya melihat ke arah Lynn.

Giovan berjalan menuju ke arah balkon. Ia duduk di sebuah sofa single dan menatap ke arah laut. Ia membuka ponselnya dan melihat galeri yang berisi foto foto. Ia kadang tersenyum, tapi matanya memancarkan kesedihan.

"Ihhh mau nangis!" goda Lynn yang melihat mata Giovan mulai sedikit berkaca kaca.

"Jangan menggangguku!" ujar Giovan yang akhirnya masuk ke dalam kamar. Ia segera memgambil sweaternya dan keluar dari sana. Ia akan mencari angin.

"Hei kamu mau ke mana?" tanya Lynn, "Aku ikut!"

Lynn yang tidak mau ditinggal seorang diri pun langsung mengambil tas ranselnya dan berlari mengikuti Giovan. Ia tidak pernah ke Sydney dan membutuhkan seseorang untuk menjadi guide baginya, untuk menikmati kota tersebut.

🧡 🧡 🧡

Terpopuler

Comments

Ririn Nursisminingsih

Ririn Nursisminingsih

kedua pengantin yg sama2 melarikan diri akhirnya ketemu🤣🤣

2025-01-21

1

lihat semua

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!