Giovan yang kesal pun mendiamkan Lynn yang terus tersenyum. Usahanya mencari Giovan berhasil. Ia berteriak memanggil Giovan dengan menggunakan mic yang dipegang oleh MC. Tentu saja hal itu membuat semua pengunjung melihat ke arah Lynn dan juga arah yang ditunjuk oleh Lynn.
"Apa kamu masih marah?" tanya Lynn yang baru saja selesai membersihkan diri.
Tanpa menjawab pertanyaan Lynn, Giovan pun masuk ke dalam kamar mandi. Tubuhnya saat ini sudah sangat lengket dan ia juga memerlukan sesuatu agar pikirannya relaks.
Giovan keluar dari kamar mandi sudah dengan piyamanya. Ia melihat ke arah tempat tidur di mana Lynn yang berada di tengah, menguasai tempat tidur itu dengan seenaknya.
Ia berjalan mendekat kemudian mendorong tubuh Lynn ke tepi, lalu ia membaringkan tubuhnya sendiri. Lynn yang sudah terlelap pun menggeliat karena merasa terganggu.
Bruggg
"Ahhhh!!" Lynn terjatuh dari tempat tidur. Ia mengusap bokkongnya yang langsung menyentuh ke lantai.
Lynn bangkit dengan wajah meringis dan melihat Giovan yang terbaring di atas tempat tidur.
"Kamu sengaja mendorongku?" tanya Lynn.
"Aku tidak mendorong, hanya menggesermu," ucap Giovan tanpa rasa bersalah.
"Nyebelin banget sih!" ungkap Lynn dengan kesal. Ia langsung naik kembali ke atas tempat tidur dan merentangkan tangan dan kakinya.
"Pinggirkan tangan dan kakimu!"
"Aku tidak mau! Aku membayar untuk tidur di sini."
"Aku juga!" ucap Giovan.
"Tapi aku tidak mau sekasur denganmu. Apa kata orang nanti melihatku denganmu. Pasti tidak akan ada yang mau mendekatiku," ucap Lynn kesal dan mencari cari alasan.
"Tidak usah melihatmu juga tidak akan ada yang mau," ucap Giovan.
"Apa katamu?!" Lynn membulatkan matanya kesal. Lynn mendorong tubuh Giovan, sementara Giovan diam saja dan melipat kedua tangan di depan dada, serta memejamkan matanya.
"Ihhh rese banget sih!" Lynn kembali merentangkan tangan dan kakinya, hingga menimpa tubuh Giovan. Giovan yang kesal akhirnya mengangkat tangan dan kakinya juga, bergantian menimpa Lynn. Beberapa kali mereka bergantian melakukannya, hingga keduanya kesal.
Mereka duduk di atas tempat tidur dan saling melihat dengan tatapan tajam.
"Apa kamu tidak bisa mengalah?" tanya Lynn.
"Tidak!"
"Nyebelinnn!!!" teriak Lynn. Lynn langsung mendorong tubuh Giovan hingga pria itu terjerembab ke bawah karena tidak siap dengan serangan Lynn yang tiba tiba.
"Arghhh!! Jadi cewe nggak ada kalem kalemnya," gerutu Giovan, mendengus kesal.
"Abasss!!"
"Berisikkk! Udah tidur sana!! Aku akan booking kamar lain," Giovan membereskan barangnya dan keluar.
"Dari tadi kek! Jadi kan nggak perlu pake tenaga dalam!" ucap Lynn. Ia langsung merebahkan tubuhnya di tengah tengah tempat tidur dan merentangkan kaki dan tangannya.
Untung saja dia yang pertama kali mengatakan untuk booking kamar lagi, jadi uangku aman. Ahhh, kalau dia tadi bersikeras di sini, bisa bisa aku yang harus keluar uang. Aku harus hemat. Aku belum tahu berapa lama berada di sini. - Lynn mengambil tas ranselnya yang berisi sebagian uangnya dan memeluknya erat.
*****
Lynn yang lelah karena perjalanan dan ditambah dengan berkeliling festival Sydney, masih terlelap di atas tempat tidur berukuran king. Ia secara penuh menguasainya dengan tidur tertelungkup.
Saat matahari sudah meninggi, ia baru terbangun. Ia mengusap matanya dan memperhatikan sekeliling dengan menyipitkan matanya.
"Ah ya, aku di Sydney," gumam Lynn yang kembali membaringkan tubuhnya dan kembali memejamkan matanya.
Lynn yang merasa baru tidur sebentar dan ingin melanjutkan tidurnya, dikagetkan dengan suara ketukan di pintu kamar hotelnya. Ia merasa tak menunggu kedatangan siapapun, bahkan ia tak memesan layanan kamar. Dengan langkah malas ia turun dari atas tempat tidur dan membuka pintu, masih dengan wajah bantalnya.
"Ada apa?" tanya Lynn.
"Maaf, Nona. Kami terpaksa mengganggu istirahat anda karena anda sudah melewati batas waktu untuk check-out. Kamar ini sudah dibooking oleh tamu yang lain," ucap staff hotel tersebut.
Lynn langsung melotot mendengarnya, "hah?! bagaimana bisa? Aku sudah membayar kamar ini untuk 3 hari ke depan," jelas Lynn.
"Maaf Nona, tapi kamar ini hanya disewa semalam saja dari pihak travel. Mereka tidak meminta lebih dari itu pada kami," jelas Staf hotel tersebut, "Kami bisa memperlihatkan buktinya."
Kurang ajar! Jadi si odong odong kemarin itu menipu kami? mengesalkan! - Lynn.
"Kalau begitu beri aku waktu untuk membereskan barang barangku," pinta Lynn dan untung saja pihak hotel berbaik hati dan memberikan kelonggaran selama 1 jam.
Lynn yang masih lelah pun pergi menuju resepsionis. Ia ingin mencari kamar Abas. Ya, siapa tahu pria itu mau kembali berbagi kamar dengannya. Bukan apa apa, Lynn hanya ingin kembali menghemat uangnya. Kalau bisa tidak keluar uang, kenapa harus dikeluarkan begitulah pikirnya.
"Aku mencari seorang pria dengan nama Abas," ucap Lynn pada resepsionis.
Resepsionis itu membuka catatannya dan berkata, "tidak ada tamu dengan nama itu, Nona."
Ahhh apa dia keluar dari hotel ini? Hotel ini sangat mahal, mungkin saja ia sudah pergi mencari hotel lain yang lebih murah.
"Ya sudah kalau begitu."
"Apa ada hal lain yang bisa saya bantu, Nona?" tanya resepsionis.
"Tidak ada, terima kasih," Lynn mendorong koper di sebelahnya dan mencari tempat duduk di lobby hotel itu.
Lynn berkali kali membuka ponselnya. Ia melihat semua kontak di ponselnya, mencari siapa tahu ada teman sekolah atau teman kuliahnya yang tinggal di Sydney. Ia mendengus kesal karena tak menemukan.
"Bagaimana ini? Aku tidak kenal kota ini dan aku tidak punya kenalan. Kalau saja kemarin aku tidak bertengkar dengan Abas, mungkin aku tidak seperti sekarang," Lynn menolehkan kepalanya ke kiri dan ke kanan.
"Sebaiknya aku mengambil uang cash lagi saja. Setelah itu aku akan mencari hotel lain," gumam Lynn. Ia pun berjalan menuju ATM terdekat yang tentu saja bekerja sama dengan ATM yang diberikan oleh Dennis.
"Arggghhh!!!" Lagi lagi Lynn mendengus kesal karena ternyata ATM yang diberikan oleh Dennis adalah ATM lokal.
Ia melihat ke arah tas ranselnya dan melihat uang yang tidak seberapa banyak itu, kemudian menghela nafasnya pelan.
Lynn keluar dari ruang ATM yang diakses dari sebuah minimarket. Ia membeli sebotol minuman dingin, masih dengan mendorong kopernya. Ia keluar dari minimarket itu dan langsung membuka tutup botol minuman dingin itu. Sesekali ia menoleh ke kiri dan ke kanan, seperti mencari sesuatu.
"Ahhh!!!" Seseorang dengan menggunakan skateboard langsung menyambar tas ransel yang digunakan oleh Lynn hingga membuatnya terhuyung ke belakang dan akhirnya jatuh menyentuh lantai paving, dengan air minum yang tumpah ke wajahnya.
uhukk ... uhukkk ...
aduhhh mati aku tenggelam. - Lynn menghapus wajahnya yang terkena air.
"Tasku!!" teriak Lynn sambil berlari dengan menyeret kopernya.
"Dasar maling nggak ada akhlak! Bukannya kerja malah ngambil punya orang!" Lynn terus saja berteriak sambil berlari mengejar seseorang yang telah menghilang.
🧡 🧡 🧡
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 47 Episodes
Comments
Ita rahmawati
makanya lyn lyn kuwalat kamu sm abas 🤣🤣
2024-05-01
0
Pansy
Lanjut
2022-06-06
1