GATOT !

Hari ini Lynn akan menemui seseorang. Ia memasukkan nomor ponsel Giovan sebagai nomor ponselnya.

Kini ia telah berdiri di depan sebuah cafe bersama dengan Giovan. Ya, pria itu mengantarkannya agar ia tidak tersesat seperti sebelumnya.

" Cepat masuk!" ucap Giovan kesal dan sedikit mendorong tubuh Lynn.

"Ihhh Abas mah, aku kan grogi," ucap Lynn sambil meremas kedua telapak tangannya.

"Sudah cepat!!" Giovan akhirnya mendorong tubuh Lynn hingga masuk ke dalam cafe.

Selentingan bunyi bel di pintu membuat para pelayan di sana berteriak menyapa, "Selamat datang!"

"Tanya sana. Aku akan duduk dulu," tanpa mempedulikan Lynn, Giovan mencari kursi kosong kemudian memanggil pelayan. Sementara itu Lynn masih berdiri melihat sekeliling.

"Silakan duduk," ucap salah satu pelayan.

"Ehmmm ... ehmmm, aku ingin bertemu dengan Tuan Frans," ucap Lynn.

"Oo Tuan Frans. Tunggu sebentar," pelayan itu masuk ke dalam, sementara Lynn berdiri dan menunggu. Ia melihat ke arah Giovan yang tengah meminum secangkir kopi.

Enak sekali dia. Kalau saja uangku tidak dicuri dan ATMku bisa digunakan ... Ahhh tapi ATMku juga sudah hilang dicuri. Ahhh mengesalkan! - gerutu Lynn.

"Silakan masuk, nona. Tuan Frans menunggu anda di dalam," ucap sang pelayan.

"Terima kasih," balas Lynn dan melangkahkan kakinya masuk ke dalam suatu ruangan yang persis berada di belakang area kasir.

tokk ... tokk ... tokk ...

"Masuklah," ucap Frans dari dalam ruangan.

Lynn masuk ke dalam dan duduk di hadapan Frans. Ia memperhatikan pria di hadapannya itu yang masih terbilang sangat muda, mungkin bisa dikatakan seumuran dengannya.

"Namamu?"

"Mira," Lynn tidak berbohong sebenarnya, namanya Miracle dan ia menyingkatnya sebagai Mira.

"Kamu melamar menjadi seorang waitress, apa sebelumnya ada pengalaman?" tanya Frans dan dijawab dengan gelengan kepala oleh Lynn.

"Kalau begitu, kita akan langsung melihatmu praktek kerja saja," ucap Frans sambil bangkit dari duduknya. Ia keluar dan mengajak Lynn menuju ke area dekat dapur, di mana ia akan mengambil makanan dan menyajikannya kepada pengunjung yang datang.

Dari kejauhan, Frans melihat Giovan yang tengah duduk menyesap kopinya. Giovan meletakkan jarinya di bibir kemudian dengan lirikan matanya meminta Frans untuk mengurus Lynn.

"Sekarang kamu hidangkan kopi ini kepada pelanggan kita yang berda di kursi sana," perintah Frans.

Lynn meletakkan cangkir kopi tersebut ke atas nampan, kemudian dengan perlahan ia membawanya kepada pemesannya.

"Permisi, kopi anda Tuan," ucap Lynn sambil mengangkat kopi itu dan meletakkannya di atas meja.

"Ini bukan kopiku!" ucap pelanggan itu.

"Loh, saya disuruh mengantar ke sini. Masa salah?" tanya Lynn.

"Saya itu memesan kopi manis, bukan pahit."

Lynn menautkan kedua alisnya. Ia bingung bagaimana caranya pria di hadapannya itu berkesimpulan bahwa kopi di hadapannya itu pahit padahal ia belum mencobanya.

"Coba saya test," tanpa berpikir panjang lagi, Lynn mengepit nampan yang ia bawa, kemudian mengambil cangkir kopi dari hadapan pengunjung itu dan langsung meminumnya, membuat pelanggan itu kaget.

"Hei! kenapa kamu meminum kopiku?" teriaknya.

Frans yang melihat dari kejauhan menepuk keningnya melihat kelakuan Lynn, sementara Giovan hanya tersenyum tipis.

"Lha kan saya cobain dulu itu kopinya beneran pahit atau tidak ... dan memang pahit," jawab Lynn sambil mengeluarkan lidahnya sendiri.

"Saya mengatakan itu karena anda tidak memberikan gula untuk saya."

Degggg

Lynn memang jarang pergi ke cafe untuk sekedar minum kopi. Kedua orang tuanya hanya tahu bahwa ia pergi berjalan jalan bersama teman temannya, tanpa tahu ke mana tujuannya.

"Maaf, Tuan. Saya akan segera mengganti kopi anda," Lynn mengangkat cangkir tersebut.

"Tidak perlu, saya akan membeli kopi di tempat lain saja," pria paruh baya itu langsung berdiri dan meninggalkan cafe. Lynn yang melihat itu langsung menghabiskan kopi yang berada di dalam cangkir.

Sayang banget kalau kopinya dibuang, mending dihabisin aja. - Lynn meminumnya hingga tandas dan baru tersadar ketika melihat Frans yang tengah memperhatikannya.

Ia langsung mendekati Frans yang merupakan calon atasannya itu dan tersenyum sambil memamerkan deretan giginya, "Kenapa kamu yang meminumnya?"

"Lha kan saya cuma cobain. Dia bilang mau yang manis, kok dikasih yang pahit. Saya cobain biar tahu dia bohong apa nggak, kok jadi salah," ucap Lynn tanpa merasa bersalah.

Frans akhirnya hanya bisa menggelengkan kepalanya. Ia kemudian mengajak Lynn untuk masuk ke dapur mereka.

"Apa kamu punya keahlian memasak?" Lynn menggelengkan kepalanya.

"Masak air?" dijawab dengan gelengan juga. Lynn memang tidak pernah mengerjakan semua pekerjaan itu karena sedari kecil ia sudah terbiasa dilayani, apapun keinginannya. Bahkan kedua orang tuanya tak mengijinkannya menginjak ke dapur.

"Coba kamu cuci piring di sana," ucap Frans.

"Cu-cuci piring?" tanya Lynn kaget. Masak air saja ia tidak pernah, apalagi cuci piring. Namun ia tak mungkin menolaknya karena ia sangat membutuhkan uang saat ini. Sebenarnya Lynn memiliki gelar sarjana administrasi, tapi ia tak mungkin bekerja di perusahaan karena ia tak membawa semua ijasahnya.

Lynn berdiri di depan sink dan menatap tumpukan piring yang seakan ingin menelannya hidup hidup. Ia menelan salivanya.

"Cepat kamu cuci piring itu," ucap Frans. Para staf ada sebagian yang melihat ke arah Lynn.

Lynn melihat ke arah kuku kukunya, "Kuku kukuku, maaf ya. Aku berjanji kalau nanti sudah memiliki uang lagi, aku pasti akan kembali merawat kalian semua," gumamnya.

Ia mengambil piring kemudian menyalakan air. Ia menyiram piring piring itu, kemudian memberikannya sabun.

Prannggg

"Sukses," gumam Lynn pelan.

Sukses aku tak akan diterima di sini. Kacau semua Lynn. Apa yang kamu bisa? Inilah akibat semua yang kamu lakukan. Coba kalau kamu tidak kabur, mungkin kamu masih bisa hidup nyaman, meski tidak bersama dengan pria yang kamu cintai. - Lynn hanya memandangi piring piring yang pecah, karena ia terus melamun saat membersihkannya. Ia telah sukses memecahkan 2 buah piring yang ia cuci.

"Kembali ke depan, kita perlu bicara," ucap Frans sambil berjalan keluar meninggalkan Lynn.

Kini mereka telah berada di luar dapur dan masuk kembali ke ruangan Frans.

"Nona Mira, setelah melihat cara kerjamu, dengan sangat disayangkan anda belum bisa kami terima di sini. Mungkin anda bisa melatih kemampuan anda dulu dalam mencuci piring ataupun melayani pelanggan, baru anda bisa melamar pekerjaan di cafe atau restoran."

Dengan kepala tertunduk, Lynn keluar dari ruangan. Ia merasa sedih karena tidak diterima bekerja. Itu tandanya kesempatan untuk mendapatkan uang kembali menjauh.

Giovan telah menunggunya di luar cafe, "bagaimana?"

"Gatot!" ucap Lynn dengan keras. Ia memanyunkan bibirnya dan ntah mengapa Giovan sangat suka melihat Lynn yang kesal.

"Ayo pulang!"

"Ihh jadi cowo nggak peka banget sih. Dihibur dikit napa," gerutu Lynn sambil mengikuti Giovan yang berjalan di depannya, sementara Giovan kembali tersenyum.

🧡 🧡 🧡

Terpopuler

Comments

StAr 1086

StAr 1086

anak manja gak pernah ngapa2in mau kerja katanya....

2023-10-30

1

lihat semua

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!