PERTH

2 minggu sudah Lynn mengikuti Giovan ke coffee shop dan selama itu juga ia mengerjakan laporan harian atas penjualan di coffee shop tersebut. Lynn hanya membutuhkan kurang dari 1 jam untuk menyelesaikan laporan tersebut.

Giovan merasa sangat terbantu dengan hal itu. Ia ingin membawa Lynn untuk mengunjungi coffee shop dan cafe lain miliknya yang berada si Benua Australian itu.

"Perth?" tanya Lynn.

"Ya, bos menyuruh kita untuk memeriksa laporan keuangan di sana. Ia merasa kerjamu sangat baik selama 2 minggu ini," ucap Giovan.

Lynn tersenyum membayangkan ia akan pergi ke kota lain di Benua Australia ini. Ia memang belum pernah pergi ke Benua Australia, karena ... Dad Stanley yang tak pernah mau jika mereka pergi.

Lynn tersenyum sendiri membayangkannya, sementara Giovan memperhatikannya sambil menautkan kedua alisnya.

"Apa yang sedang kamu pikirkan?" tanya Giovan.

"Tidak ada," jawabnya singkat.

Giovan tak bertanya lagi dan kembali mengerjakan pekerjaannya. Ia bingung sekali kenapa Lynn dengan mudah menyelesaikan semua pekerjaannya sementara ia harus memeriksanya lebih lama.

"Bolehkah aku turun ke bawah sebentar?" tanya Lynn. Ia benar benar bosan berada di ruangan Giovan dan hanya diam saja.

"Silakan," Giovan tak mempersulit Lynn karena memang pekerjaan gadis itu sudah selesai.

Lynn turun ke bawah, memperhatikan para staf coffee shop tersebut. Bagaimana mereka melayani pengunjung, meracik kopi, mengantarkan makanan, dan yang terpenting adalah senyum yang selalu ada di wajah mereka.

Kalau aku yang ada di posisi mereka, mungkin saat ini aku sudah membuat semuanya hancur berantakan. Mulai saat ini kamu harus berubah Lynn, hidupmu adalah milikmu. Apa kamu ingin kedua orang tuamu terus mengaturmu, mengatur masa depanmu? - Lynn

"Mau kopi, Kak?" tanya salah seorang barista.

"Boleh," jawab Lynn sambil tersenyum. Ia segera turun dan duduk di salah satu kursi yang menghadap ke jendela.

Tak lama, secangkir kopi sudah terhidang di meja. Lynn menhirup harum kopi dan tersenyum. Ia menyesapnya pelan seakan menikmati. Dari jauh, Giovan tengah memandangi Lynn yang menatap ke jendela dan melihat lalu lalang orang orang.

"Apa kamu sudah selesai?" tanya Giovan.

"Aduhh!!" Lynn yang kaget karena kedatangan Giovan yang tiba tiba di dekatnya membuat bibirnya langsung terkena panasnya kopi, membuat dirinya kesal.

"Kenapa kamu selalu mengagetkanku?" tanya Lynn cemberut.

"Ikut aku!" perintah Giovan tanpa menghiraukan apa yang terjadi pada Lynn. Lynn langsung bangkit dan meninggalkan kopinya. Ia berjalan di belakang Giovan dan mengayunkan tangannya ke udara seperti ingin memukul Giovan. Para staf coffee shop tersenyum kecul melihatnya, membuat Giovan berhenti dan menoleh ke belakang. Lynn langsung menyembunyikan tangannya ke belakang dan memasang senyum di wajahnya.

"Awas kamu macam macam," ucap Giovan. Saat Giovan memutar tubuhnya kembali, Lynn langsung menjulurkan lidahnya namun tetap mengikuti pria itu.

*****

Lynn dan Giovan kembali ke apartemen setelah memberi beberapa keperluan untuk keberangkatan mereka ke Perth.

"Sebenarnya kapan kita akan pergi?" tanya Lynn.

"Besok pagi," jawab Giovan.

"Besok pagi? dan kamu baru memberitahukan padaku?"

"Memangnya kenapa?"

"Aku tidak ada baju. Aku belum mencucinya. Ahhh ...," ungkap Lynn dengan kesal. Ia memang mencuci beberapa hari sekali karena ia harus pergi ke tempat laundry yang berada di bawah apartemennya.

"Kenapa sih wanita itu selalu saja mengatakan tidak punya baju, padahal mereka masih memiliki banyak," Giovan bisa berkata begitu karena yang ia lihat Lynn masih memiliki banyak pakaian di dalam kopernya.

*****

Mereka kini sudah berada di bandara untuk menuju Kota Perth. Lynn bersandar di kursi tunggu bandara dengan menggunakan kacamata hitamnya.

Giovan duduk tak jauh, hanya berjarak 1 kursi saja. Ia memperhatikan Lynn yang sedari tadi diam saja. Ia menautkan kedua alisnya ketika kepala Lynn mulai jatuh ke depan dan ke belakang.

"Ckk ...," Giovan berdecak kesal ketika melihat Lynn yang ternyata tertidur dengan mudahnya di kursi ruang tunggu bandara itu.

Nyaman sekali dia tidur, bahkan baru beberapa menit kita sampai di sini. - Giovan menggelengkan kepalanya seakan tak percaya dengan apa yang Lynn lakukan.

"Aduhhh!!!" Lynn mengusap dahinya yang langsung menyentuh lantai ketika secara tak sadar ia terguling ke depan. Sontak hal itu membuat Giovan yang awalnya kesal menjadi tertawa dengan lepasnya.

Melihat Giovan, membuat Lynn yang berbalik berdecak kesal. Sudah dahinya sakit, ditambah lagi dengan rasa malu yang amat sangat karena para penumpang yang sedang menunggu melihat ke arahnya.

"Jangan menertawakanku!" ungkap Lynn kesal.

"Lagian, baru juga duduk, udah tidur aja."

"Aku ngantuk tahu!"

"Memangnya kamu tidak tidur semalam?" tanya Giovan.

"Tidur tapi cuma sebentar. Aku nggak bisa tidur gara gara mikir bakalan pergi ke Perth."

"Ya ampun," Giovan kembali tertawa dan tanpa sadar mengelus kepala Lynn serta mengacak acak rambutnya, "Kamu seperti anak kecil saja yang mau piknik."

"Hei hentikan! Kamu merusak rambutku," ucap Lynn cemberut dan memanyunkan bibirnya. Tanpa aba aba lagi, Giovan langsung mencubit bibir Lynn dengan tangannya.

"Ahhh!!!" ungkap Lynn semakin kesal. Berbanding terbalik dengan Giovan yang tiba tiba saja jantungnya berdetak dengan sangat cepat.

Sebuah panggilan untuk naik ke dalam pesawat mengalihkan semuanya. Mereka berdua akhirnya masuk ke dalam pesawat dan duduk bersebelahan. Lynn memilih duduk di dekat jendela agar ia bisa melihat pemandangan Kota Sydney sebelum mereka terbang sangat tinggi.

🧡 🧡 🧡

Terpopuler

Comments

Angel Sidauruk

Angel Sidauruk

gimana dengan kartu identitas Lynn Thor? kan naik pesawat harus ada kartu identitas, padahal dia kecopetan

2023-09-12

1

lihat semua

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!