AKU MENUNGGU

Tak perlu waktu lama untuk Lynn mengerjakan semua laporan, baik mingguan, bulanan, ataupun tahunan. Ia menyelesaikan semuanya hanya dalam 2 hari saja. Senyum mengembang di wajah Lynn karena jadwal mereka adalah 5 hari di Pertha, yang artinya ia memiliki 3 hari kosong.

"Apa aku bisa keluar?" tanya Lynn.

"Hmm ...," jawab Giovan tanpa menoleh. Ia kesal karena Lynn bisa dengan cepat menyelesaikan semuanya, padahal ia sudah memberi pekerjaan berkali kali lipat banyaknya dari biasa.

Sebenarnya dia itu pakai kekuatan apa sih? Laporan itu banyak sekali dan dia menyelesaikannya hanya 2 hari. - Giovan menyugar rambutnya ke belakang. Sebenarnya ia tidak terlalu suka berada di balik meja dan berkutat dengan kertas kertas. Ia lebih suka berada di frontline, menjadi seseorang yang langsung berhubungan dengan pelanggan. Karena itulah ia membuka cafe dan coffee shop, namun ternyata tetap saja ia harus berkutat dengan kertas.

Giovan sebenarnya sangat bersyukur bertemu dengan Lynn yang ternyata memiliki kemampuan di atas rata rata dalam mengerjakan administrasi. Ia sangat terbantu. Ia hanya perlu sedikit saja memeriksa laporan Lynn, maka semua pekerjaannya akan selesai.

*****

Pergi bekerja di Kota Perth, tak lengkap rasanya bagi Lynn jika tak berkeliling untuk mencoba kuliner yang ada di kota tersebut. Kota Perth sendiri terkenal dengan beragam makanan, dari yang bergaya Australian sendiri ataupun mancanegara.

Kota ini merupakan rumah bagi chef terkenal seperti Jamie Oliver dan Matt Stone. Lynn berjalan hingga menemukan sebuah tempat makan terkenal yang disebut dengan 'Friends Restaurant'.

Friends Restaurant mendeskripsikan dirinya sebagai "modern Australian" yang mengombinasikan teknik-teknik kuliner terbaik di dunia dan pilihan bahan-bahan yang segar buatan lokal. restoran fine dining ini memberikan pemandangan yang indah menghadap ke kota Perth dan Sungai Swan.

Saat Lynn masuk ke dalam restoran, ia disambut dengan suasana yang elegan dan santai, dengan dekorasi karya seni dan live music. Lynn langsung memesan hidangan utama yang terkenal yakni daging kangguru fillet yang diisi dengan jamur dan port duxelle dengan tingkat kematangan medium rare.

Lynn menikmati makanannya sambil melihat pemandangan Sungai Swan. Sesekali ia tersenyum, tapi tak dipungkiri bahwa ada kesedihan juga di dalam hatinya.

"Asyik sekali kamu."

"Abasss!!"

Giovan langsung menutup mulut Lynn, "Apakah kamu tak pernah bisa memanggilku pelan pelan saja? Lihat itu semua orang jadi melihat ke arah kita."

"Lagian, kamu ngagetin, ya aku teriak lah," bela Lynn.

"Kamu mau?" tanya Lynn sambil memberikan sepotong daging kangguru itu ke mulut Giovan.

"Tidak, aku akan memesan lagi saja," Giovan memanggil seorang pelayan dan memesan makanan yang sama persis dengan yang dimakan oleh Lynn.

Sambil menunggu, Giovan memainkan ponselnya. Matanya membesar setelah melihat apa yang ada di layar ponselnya. Ia melihat ke kanan dan ke kiri, seakan mencari sesuatu.

"Apa yang kamu cari, Bas?" tanya Lynn.

"Aku pergi dulu," tanpa menjawab pertanyaan Lynn, Giovan langsung meninggalkan restoran. Bahkan pria itu lupa kalau sedang menunggu makanannya datang.

"Pesanannya," seorang pelayan meletakkan makanan yang persis sama dengan yang sedang dinikmati oleh Lynn. Ia tersenyum kecil melihatnya, mengira bahwa Lynn memiliki nafsuu makan yang sangat besar hingga memesan 2 porsi.

Lynn tentu saja tahu arti dari tatapan pelayan itu. Ia hanya bisa mencebik kesal, namun tak bisa menyalahkan pelayan itu karena memang tak ada siapapun di hadapannya.

"Bas, Bas, ini yang mau bayar siapa?" gumam Lynn kembali memotong daging tersebut dengan kasar.

*****

Giovan melihat ke kiri dan ke kanan, mengedarkan pandangannya. Ia baru saja melihat status Alexa yang sedang berada di Kota Perth, tidak jauh dari lokasinya tadi.

"Alexa," ucap Giovan pelan saat ia berhasil menemukan gadis cantik itu.

"Kak Giovan?!" Alexa langsung memeluk Giovan. Sudah lama mereka tak bertemu.

"Apa kamu sedang liburan?" tanya Giovan.

"Hmm, aku sedang bersama dengan teman temanku," jawab Alexa.

"Dan tentu saja bersamaku," Darren yang adalah kekasih Alexa langsung memeluk pinggang kekasihnya dengan posesif.

"Sayang," Alexa menatap Darren yang terlihat seperti orang cemburu.

"Apa kabar, Van?" tanya Darren sambil memberikan salam seperti tos kepada Giovan.

"Baik."

"Kak, Uncle Mikael dan Aunty Daniela sangat mengkhawatirkanmu. Apa kamu tidak ingin kembali?" tanya Alexa.

"Aku akan kembali, tapi tidak sekarang," jawab Giovan sambil menghela nafasnya kasar.

"Kita kembali, sayang?" ucap Darren pada Alexa.

Giovan menatap interaksi keduanya. Ingin sekali rasanya ia yang berada di posisi Darren. Ia juga tidak masalah dijodohkan jika calon mempelainya adalah Alexa. Ia akan menerimanya dengan senang hati dan mencintainya.

Namun, itu semua hanya khayalannya saja. Giovan tahu betapa Alexa sangat mencintai Darren, begitu pula sebaliknya.

"Kak, aku akan kembali ke hotel. Kakak tinggal di mana?" tanya Alexa.

"Aku di hotel X," jawab Giovan.

"Bagaimana kalau nanti malam kita makan malam bersama?" tanya Alexa lagi.

"Baiklah, ini nomor ponselku," Giovan memberikan sebuah kertas pada Alexa. Ia tak akan menolak setiap permintaan wanita itu. Giovan hanya menggunakan nomor ponsel itu ketika dirinya berada di Australia.

"Aku akan mengirimkan lokasi makan malamnya. Aku akan menunggumu di sana, Kak," ucap Alexa dan memberikan lambaian tangannya karena Darren sudah menariknya menjauh dari posisi Giovan.

"Baiklah, aku menunggu pesanmu," ucap Giovan tersenyum. Jantungnya selalu berdetak dengan cepat saat berada dekat dengan Alexa, namun ia sangat yakin kalau Alexa tak memiliki perasaan apapun padanya.

Giovan berjalan pulang menuju hotel. Saat memasuki lobby, ia melihat Lynn sedang duduk di sofa lobby dan menatapnya dengan tajam, seakan ingin menerkamnya hidup hidup.

Astaga, sepertinya ada sesuatu yang aku lupakan. - Giovan.

"Abassss!!!"

🧡 🧡 🧡

***Karya ini telah kontrak dengan NovelToon, dilarang membajak karya seperti mencetak ulang tanpa izin.***

***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***