Sudah hampir 2 bulan Giovan pergi meninggalkan keluarganya. Mom Daniela yang tidak sabaran pun akhirnya meminta suaminya, Mikael, untuk menarik paksa Giovan untuk pulang.
"Jangan membiarkannya terus. Tarik segera ia pulang," ucap Daniela. Sebenarnya ia sangat merindukan putranya itu dan tidak ingin berada berjauhan.
"Biarkan saja dulu, lagipula ia juga tidak sedang melakukan hal yang buruk. Ia mengurus bisnisnya yang ada di negara itu," jelas Mikael.
"Jadi kamu akan membiarkannya di sana terus?" tanya Daniela dengan wajah yang cemberut.
Mikael yang tahu bahwa saat ini istrinya tengah merajuk, berjalan mendekat. Ia langsung memeluk istrinya dari samping dan memberikan kecupan di pipi wanita yang masih terlihat cantik.
"Jangan menggodaku!" ucap Daniela saat Mikael terus saja mengecup pipinya tanpa henti.
Mikael langsung saja menggendong Daniela ala bridal dan membawanya ke kamar mereka. Jika Daniela sedang dalam mode merajuk seperti ini, maka hanya satu yang bisa dilakukan oleh Mikael, yakni membuat istrinya itu mendessah panjang di atas tempat tidur mereka.
"Saat ini aku akan membiarkan dirinya merasa ia bebas, tapi jika sudah waktunya nanti, maka aku sendiri yang akan menariknya pulang," ucap Mikael di telinga Daniela.
"Baiklah, kali ini aku mengalah padamu," Daniela pun terlelap setelah pergulatan panasnya dengan sang suami.
*****
Giovan terus melirik ke arah Lynn yang fokus dengan laporan harian yang ia kerjakan. Sebentar lagi akhir bulan dan Lynn harus merangkum semua laporan itu nenjadi satu.
"Mulai hari ini, aku akan memberimu pekerjaan tambahan," ucap Giovan.
"Pekerjaan tambahan? apa maksudmu?"
"Bukankah kamu menginginkan uang yang banyak," tanya Giovan dan Lynn pun langsung mengangguk.
"Mulai hari ini kamu tidak hanya mengerjakan laporan administrasi, tapi juga keuangan dan karyawan. Semua hal yang berkaitan dengan pembelian, penjualan dan stok barang, harus semua kamu yang handle," Lynn menganga saat mendengar apa yang dikatakan oleh Giovan.
"Tapi Bas, itu berarti semua pekerjaanmu, aku yang mengerjakannya?" tanya Lynn menunjuk dirinya sendiri.
"Yup!" Giovan menampilkan wajah gembiranya karena ia menemukan ide yang begitu brilian. Seharusnya sejak awal Lynn bekerja padanya, ia sudah memberikan tugas tugas itu agar ia tidak kesusahan.
"Trus, kalau aku yang mengerjakan tugasmu, kamu ngapain?" tanya Lynn.
"Tentu saja aku mengawasimu. Kamu pikir aku menganggur. Mengawasimu bekerja saja sudah merupakan pekerjaan yang melelahkan," jawab Giovan.
"Kalau begitu, kamu harus memberikan padaku gajimu. Bagaimana?" Lynn menaik turunkan alisnya. Tentu saja ia hanya sekedar menggoda pria di hadapannya itu. Kalaupun dianggap serius dan dikabulkan, itu berarti gajinya akan bertambah dan pundi pundi uangnya perlahan namun pasti akan semakin penuh.
"Enak saja! Selama ini juga pekerjaanmu sangat mudah dan aku memberikan gaji yang besar," ujar Giovan.
Lynn tertawa melihat wajah Giovan yang terlihat sangat tidak rela jika memberikan gaji miliknya pada Lynn.
"Aku hanya bercanda. Aku juga tahu kamu bekerja di sini dan berjuang untuk hidup di negara ini, sama sepertiku. Aku bukan orang yang kejam yang akan mengambil hak orang lain," ucap Lynn sambil tersenyum.
Lynn berdiri dan mendekati Giovan. Ia menengadahkan tangannya, "mana yang perlu aku kerjakan?"
Giovan yang seakan mendapatkan angin segar, langsung memberikan kertas kertas yang menumpuk di atas mejanya. Wajahnya tersenyum tak henti henti.
Kini mereka tengah duduk berdua di sofa sambil memeriksa beberapa kertas penjualan. Giovan melihat Lynn yang begitu gesit memindahkan semua penjualan itu ke dalam laporan yang terlihat begitu rapi.
Hampir tiap hari mereka duduk bersama di sofa dan memgerjakan semuanya. Giovan benar benar terbantu dengan semua yang dikerjakan oleh Lynn. Hubungan mereka semakin hari semakin dekat.
Seorang pelayan membawakan vanilla latte dan capucino ke dalam ruangan Giovan. Mereka pun menyingkan beberapa kertas dan meletakkan cangkir minuman mereka di sana.
Lynn meminum vanilla latte miliknya, sementara Giovan meminum capucino. Mereka merasakan kesegaran karena baru saja meminum sesuatu yang terasa segar di tenggorokan mereka.
Giovan tertawa ketika melihat wajah Lynn, membuat Lynn menautkan kedua alisnya.
"Kenapa kamu tertawa?" tanya Lynn.
Giovan mengangkat tangannya, mengusap bibir Lynn dengan jemarinya kemudian membersihkan jemarinya sendiri dengan mulutnya. Hal itu tiba tiba saja membuat jantung Lynn berdebar dengan sangat cepat. Ia tak pernah merasakan hal seperti ini.
Lynn melihat ke arah Giovan yang tengah melihat ke arahnya. Ada sesuatu yang berbeda dari tatapan pria di hadapannya itu.
"Bas ... Bas ...," Lynn menggoyangkan tangannya ke kiri dan ke kanan seakan ingin menyadarkan teman seperjuangannya di Kota Sydney itu.
Giovan mendekati Lynn dan cuppp
Giovan kembali mencium bibir Lynn. Menempelkan benda kenyal miliknya ke sesuatu yang lembut dan manis serta beraroma vanilla latte. Lynn yang sedikit shock berusaha untuk menahan dada Giovan. Ia juga tak membalas ciuman Giovan.
Giovan sedikit menggigit bibir Lynn membuatnya terbuka. Ia menahan tengkuk Lynn dan mulai menjelajah dan mengabsen bibir Lynn.
"Bas," ucap Lynn sambil masih mendorong dada Giovan.
Mata keduanya saling menatap dengan nafas yang masih memburu. Giovan kembali melihat ke arah bibir Lynn dan mengusapnya lagi dengan jemarinya. Tanpa menunggu Lynn bicara kembali, ia kembali melahap dan melummat bibir pink yang membuatnya ketagihan sejak pertama ia mencobanya. Ia terus menginginkannya.
"Bas ...."
"Diamlah, aku belum selesai," ucap Giovan.
Belum selesai? apa maksudnya? Apa ia akan terus mencium bibirku seenaknya? - batin Lynn dengan mata membulat.
Giovan dengan perlahan mendorong tubuh Lynn hingga rebah di atas sofa. Ia yang kini berada di atas Lynn, menatap gadis yang berada di bawah kungkungannya itu dengan mata yang sepertinya sudah berselimutkan gairrah.
"Bas, are you okay?" tanya Lynn yang sedikit khawatir, dan banyak ketakutan. Ia tahu Giovan memiliki sedikit penyimpangan, tapi bagaimana jika Giovan melampiaskan padanya karena pasangannya tidak mau atau mungkin mereka sedang putus.
Giovan kembali mencium bibir Lynn dengan lebih dalam, hingga tubuhnya terasa panas dan sesuatu di bawah sudah meronta ronta ingin keluar dari tempat persembunyiannya.
Lynn yang merasakan sesuatu yang mengeras dan terasa berbeda di bagian bawah Giovan pun meyadarinya, ia mengumpulkan segenap tenaganya dan langsung mendorong Giovan.
"Bas! sadarlah!" teriakan Lynn tiba tiba saja membuatnya kembali. Ia terduduk dan menyugar rambutnya ke belakang. Ia melihat kedua tangannya, kemudian melihat ke arah Lynn, di mana rambut gadis itu terlihat sedikit berantakan dan bibir yang sedikit membengkak.
"Ma-maaf, maafkan aku," ucap Giovan.
"Apa yang terjadi padamu? mengapa kamu tiba tiba menyerangku? Apa tidak sebaiknya kita pergi ke dokter?" tanya Lynn khawatir.
"Aku tidak apa apa. Aku ... aku ... aku akan pulang saja. Maaf, maafkan aku," Giovan langsung bangkit dan meninggalkan Lynn begitu saja.
🧡 🧡 🧡
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 47 Episodes
Comments
Ririn Nursisminingsih
rasain kmu bass salah sendiiri bilang klau gay...🤣🤣
2025-01-21
0
Ita rahmawati
bodoh nya kamu van² 🤦♀️🤦♀️😅😅
2024-05-02
0