Pov dalari
"Terus bagaimana kita menanggulangi, kejadian seperti ini, karena walau bagaimanapun ini adalah tugas kita, sebagai orang yang mengetahui ilmunya. Namun kita tidak bisa melarang kalau tidak dibarengi dengan solusi, yang rasional" gumam Kang Arif sambil menarik nafas panjang, mengingat beratnya masalah yang sedang dihadapi. Mau menutup mata, tapi itu tidak mungkin, karena kalau kita bisa membantu apa salahnya, kita mencobanya.
"Minggu depan kamu pulang?" tanya Kang Agus mengalihkan pembicaraan, sambil menatap ke arah Kang Arif.
"Insya Allah Kang pulang"
"Ya sudah minggu depan aku ikut ke rumah kamu, pengen tahu seperti apa pocong itu. kalau beneran pocong itu pocong jadi-jadian, terus dia bisa ngambil uang, kenapa dib0doh Kenapa mereka tidak pindah ke kota,aja. cari uangnya di sana, pasti hasilnya akan lebih banyak," pinta Kang Agus, sambil tersenyum, Mungkin dia merasa lucu dengan yang terjadi.
"Wah, serius kang, Terima kasih banyak, pasti para warga akan senang, mendengar kang Agus, mau menolong mereka," Kang Arif berujar terlihat raur wajahnya penuh kebahagiaan.
"Bukan mau menolong, cuma mau nonton aja" jawab Kang Agus memperlihatkan muka datarnya, membuat senyum Kang Arif memudar.
"Kirain beneran mau nolong" kata Kang Arif dengan Ketus, menujukan kekecewaan.
"Hahaha. emangnya ini dunia film, kita bisa menolong orang, dengan mudah seperti saras 808. paling kita hanya bisa berusaha untuk menolong, karena sesungguhnya pertolongan itu hanya milik sang pencipta," jelas kang Agus, agar Kang Arif tidak salah paham.
"Kok, bisa ya, kang. Allah Memberikan ilmu seperti itu, padahal jelas-jelas itu merugikan" Tanyaku sambil menatap Kang Agus, karena masih merasa banyak pertanyaan, tak menghiraukan kang arif yang masih merasa kecewa.
"Namanya doa, pasti akan diijabah atau dikabulkan. Seburuk apapun doanya, sejahat apapun yang memintanya, maka Allah, akan kabulkan semuanya. namun doa itu akan berbalik lagi terhadap dirinya, doa itu ibarat kewenangan yang dimiliki para penguasa, pasti ada konsekuensinya, ketika kewenangan itu tidak digunakan dengan baik." Kang Agus menjelaskan sambil mengunyah enyek yang dibawa oleh Kang Arif.
"Kok, bisa, orang jahat doanya dikabul," Desakku meminta penjelasaan.
"Itu hak Allah, kita tidak boleh mempertanyakan pertanyaan seperti itu, karena pertanyaan yang salah, akan mengundang jawaban yang salah. namun yang perlu kita ketahui. Allah tetap mengabulkan doa, walaupun doa itu diminta oleh makhluk yang paling berdosa. contohnya ketika iblis meminta keabadian untuk menggoda anak cucu Adam, menjadikanya teman di api neraka. Allah mengabulkan permintaan iblis itu, jadi pengabulan doa itu sebenarnya sebagai ujian. Apakah mereka yang dikabulkan doanya, masih akan tetap menyembah Allah, setelah keinginannya tercapai, atau mereka yang tidak dikabulkan, apakah masih mau berdoa sama Allah."
"Tapi kenapa ya kang, Aku ngerasa doaku tidak dikabulkan, apa ada kaifiyat, atau tatacara suapanya doa kiita terkabul?" aku bertanya lagi dengan penuh semangat.
"Udahlah jangan nanya terus, nanti saya rugi, enak aja kamu dapat ilmu gratis dengan mudah, seperti sekarang. Sedangkan saya mendapatkan ilmu itu harus belajar bertahun-tahun, Makanya kalau mau tau lebih banyak, kamu ngajinya yang rajin, biar tahu jawabannya" Ketus Kang Agus sambil tersenyum.
"Yaaaaaahh" ucap para santri serempak, terlihat rasa kecewa menghiasi wajahnya. namun, Memang betul. apa yang dikatakan oleh Kang Agus, Jangan karena gara-gara ilmu itu tinggal baca, atau tinggal bertanya. sampai-sampai kita males belajar di tempat yang semestinya.
Akhirnya para santri melanjutkan mengobrol, dengan obrolan obrolan seperti biasa, namun tidak terlepas dari perihal kejadian yang lagi menimpa Kampung Kang Arif.
Obrolan itu terhenti, lima belas menit sebelum adzan maghrib berkumandang, agar para santri, bisa mempersiapkan diri, terlebih dahulu. untuk melaksanakan salat berjamaah di Masjid. selesai salat seperti biasa dilanjutkan dengan pengajian rutin, sesuai jadwal. pengajian tentang tata cara membaca Alquran dengan Tartil, dilanjutkan dengan pengajian kitab-kitab kuning.
Pukul 19.30 pengajian itu selesai, lalu dilanjutkan dengan salat Isya berjamaah, setelah selesai salat Isya. Kang Agus dipanggil oleh Akang, untuk menemui beliau di rumahnya. biasanya akang meminta dipijat, sambil mengobrol membahas tentang para santri, karena Kang Agus lah orang yang dituakan di pondok pesantren kami, jadi mungkin akang lebih enak kalau membahasanya dengan kang agus.
Aku dan para santri lainnya, kembali ke pondok. untuk menghafal kembali, apa yang barusan dipelajari, sebelum menonton televisi atau ngopi di warung warga sekitar.
Sama seperti yang dilakukan ku bersama Kang Arif, karena kita teman sekamar, jadi kita menghafal kajian tadi bersama-sama. Bahkan aku sering meminta diajari pengajian yang tertinggal, karena kegiatanku di sekolah.
Trrok!!
Trrok!!
Trrok!!
Pintu kamar kita diketuk dari luar, lalu terdengar orang yang mengucapkan salam.
"Waalaikumsalam" jawabku sama Kang Arif dengan kompak, "masuk nggak dikunci kok" seru Kang Arif.
Tak lama Pintu itu terbuka, lalu masuklah orang yang mengetuk tadi, ke kamar yang kita tempati.
"Kang Agus!, bukannya tadi disuruh Akang," tanya Kang Arif, sambil menatap heran ke arah kang agus.
"Gawat rif" jawab kang Agus, sambil duduk di dekat kita.
Melihat Kang Agus yang terlihat panik, kita berdua pun menutup kitab yang sedang dibaca, lalu menatap srius kang agus, dengan penuh tanya, yang memenuhi otak kita.
"Gawat kenapa Kang?" tanya kang Arif yang semakin penasaran.
"Akang, menyuruh ku, untuk mengecek keadaan kampung kamu, soalnya tadi sore ada salah satu warga, dari kampung kamu, yang meminta bantuan sama Akang, untuk mengusir pocong jadi-jadian itu," Jelas kang Agus sambil menarik napas dalam.
"Terus Akang menyanggupi" tanya Kang Arif.
"Belum, namun. Akang berjanji malam ini akan datang kekampungmu, untuk melihat kejadian yang sebenarnya, dan Akang barusan menyuruh kita, untuk mewakilinya. karena beliau ada acara di rumah warga sekitar, gak enak katanya kalau ditinggal." jawab Kang Agus, menceritakan kejadian yang sebenarnya.
Penjelasanya Membuat mata kita berdua terbelalak, kaget. menerima tugas berat seperti itu. Namun aku yakin kang agus tidak bisa menolak, karena ituadalah bentuk khidmat terhadap para guru.
"Terus bagaimana sekarang" tanya Kang Arif.
"Ya, mau tidak mau. Kamu harus ikut, karena menurut akang, kamu yang lebih tau kondisinya, kita harus pulang ke rumah kamu, untuk mengetahui kejadian yang sebenarnya, akang juga sudah memberikan ongkos buat kita di jalan," Jelas kang Agus sambil mengeluarkan sesuatu dari saku kokonya. Menunjukan uang yang diberikan oleh akang.
"Apa Kita berangkat berdua aja, Kang?" Kang Arif memastikan mungkin mersa ngeri kalau harus pulag berdua. Apalagi malam seperti ini.
"Akang menyuruhnya begitu, namun kalau mau ngajak santri lain, tidak apa-apa asal jangan banyak-banyak, takut nanti membuat suasana lebih gaduh." Jelas kang Agus sambil menatap kearah kang Arif.
"Kamu mau ikut dal?" tanya Kang Arif, sambil menoleh ke arahku.
"Mau kalau boleh," jawabku dengan semangat. Yang penasaran dengan pocong jadi-jadian itu.
"Emang kamu besok libur sekolah?" tanya kang Agus memastikan sambil mengerutkan dahi.
"Nggak sih, kang. aku bisa pulang habis subuh, jadi aku tidak akan kesiangan" jawabku.
"Ya udah, nanti kalau terjadi apa-apa, Aku tidak bertanggung jawab ya, karena ini yang kamu mau" tegas kang Agus, sambil menatap tajam ke arahku, menunjukan peringatanya itu tidak main main"
"Ya kang," jawabku singkat, meski ngeri juga, namun itu terkalahkan oleh rasa penasaranku.
Akhirnya Kami bertiga pun bersiap-siap, untuk segera pergi menuju rumah Kang Arif. sebelum berangkat kang Agus mampir dulu ke warung, katanya dia ingin membeli r0kok, biar di jalan tidak banyak nyamuk. aku dan kang arif hanya menganggukan kepala. menunggunya di pinggir jalan, karena kalau ikut kewarung kita berdua tidak ada kepentingan.
namun ketika Kang Agus kembali, terlihat ada sosok hitam berkuncung mengikutinya, penerangan yang kurang, membuat mataku tidak bisa menangkap dengan jelas, apa yang mengikuti kang agus. Aku dan kang arif saling menatap sambil bergeser agar bisa berdekatan.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 57 Episodes
Comments