part 11 BERKEMAH

Pov dalari

"Kenapa harus malu, kita kan sahabat. dan kalau sahabat itu harus Satu Rasa, sama sampai pahit, sama-sama juga manis" jawabku membalas perkataan Nawir.

"Bukan begitu, tapi aku tetap malu, kalau harus merepotkan kalian" ucapnya sambil menundukkan kepala.

"Udah jangan malu-malu, kayak sama siapa aja" ujar Heru sambil terkekeh

"Akhhhhg, kurang ajar kamu ru, Ini momennya kan harus sedih, harus didramatisir sedikit lah" Ketus Nasrul sambil tersenyum.

"Iyalah, ngapain harus sedih-sedih, kita masih anak-anak. Jadi jangan terlalu memikirkan hal yang seperti itu, yang penting sekarang Gimana Kita semua bisa merasakan bahagia" ucap Heru dengan bijak.

"Tapi kalau dipikir-pikir memang benar juga sih, ayo kita nikmati masa puberitas kita, dan mempersiapkan diri supaya kedepannya menjadi lebih baik, bisa menjadi penopang hidup keluarga" ajakku sama mereka

"Dan kita harus tetap bersama" tambah Nasrul.

"Sekali lagi ingat ya, wir. kita harus tetap berangkat ke sekolah. Jangan jadikan alasan tidak punya uang, untuk tidak bersekolah, karena belajar itu sangat penting" nasehatku sama Nawir karena salah satu tugas sahabat yaitu saling menasehati.

"Ya terima kasih ya, aku senang punya teman sebaik kalian" jawab Nawir sambil tersenyum.

"Semoga kita terus seperti ini, dan terus bersama saling membantu, sampai cita-cita kita tercapai"

"Amiiii" ucap kita berempat serempak.

"Kayaknya udah mateng "ucap Nawir yang lagi membakar ikan hasil tangkapannya.

"Uh! Wanginya enak nih" Ciletuk heru.

"Tapi ngomong-ngomong nasinya matang nggak?" tanya Nasrul seolah tidak percaya dengan kemampuan chef Nawir.

"Matang lah" jawab Nawir percaya diri

Setelah semuanya dirasa sudah matang. Nawir pun membentangkan daun pisang di atas bebatuan yang tidak terkena air, kemudian dia membuka penutup kasrol, tercium wangi sereh dan salam yang mengepul dari dalamnya, tanpa menunggu lama nasi yang ada di dalam kastol di tuangkan ke daun yang udah dihamparkan.

"Cukup wir jangan banyak-banyak" cegah Nasrul ketika melihat nawir mau menuakan semua nasi.

Nawir tidak menjawab, namun dia mengikuti saran Nasrul tidak menuakan nasi yang ada di kastrol.

Dan akhirnya Kami berempat menikmati nasi liwet itu dengan ikan peda dan ikan bakar yang tadi ditangkap oleh Nawir. Rasanya sangat nikmat apalagi dalam keadaan lapar dan kedinginan sehabis berenang di sungai.

"Kamu tadi masak lewat Berapa liter Wir" tanya Heru sambil mengunyah nasi yang ada di mulutnya.

"Dua liter" jawab Nawir.

"Hah! Dua liter? berarti kita Gembul dong, Ini udah mau habis" tanya Heru

"Kamu kali yang gembul, tadi kaya yang bener aja, ngimong jangan banyak-banyak" Ketus Nasrul.

"Nggak apa-apa, Habisin aja, tenang beras orang tuaku banyak, cuman duit aja yang kurang: jawab Nawir sambil terkah-keh.

Akhirnya Liwet sebanyak 2 liter itu habis diamakan tak tertisa, hanya menyisakaan daunnya saja, setelah minum kami berempat duduk di atas bebatuan, sambil meluruskan perut yang mulai terasa begah kekenyangan.

"Oh iya Wir, besok kita akan berkemah di sekolahan, jadi kamu nanti minta izin sama orang tua" ucap Nasrul mengingatkan kegiatan yang akan dilakukan besok di sekolah, karena Nawir hari ini dia bolos.

"Kenapa diam lagi, udah jangan dipikirin masalah uang nanti kita sama-sama, yang penting kamu besok berangkat. Awas kalau tidak" ancam Heru.

"Iya, iya, aku pasti berangkat" jawab Nawir membuat kita tenang.

"Ya udah, pulang yuk aku harus berada di pondok, sebelum adzan Ashar tiba" ajak aku sama mereka.

:Kalem dulu apa, mau ke mana, Masih betah nih" sanggah Heru.

"Ya udah kalau kalian nggak mau pulang, aku pulang duluan, karena jangan sampai kita merasa tidak enak sama teman atau kawan, sampai sampai meninggalkan kewajiban kita" ungkapku memberi pengertian sama mereka, meski terlihat egois namun itu harus menyampaikanya.

"Iya bener, aku juga takut nanti orang tuaku nyariin, soalnya tadi tidak izin dulu, kalau kamu masih mau disini ya udah nggak apa-apa" tambah Nasrul sambil menatap heru.

"Kalau mau jujur sebenarnya berkumpul bersama orang-orang yang pemikiran itu sangat menyenangkan. Rasanya tidak ingin berpisah, namun walau bagaimanapun kita mempunyai kewajiban masing-masing, yang harus kita jalani" ucapku menasehati.

"Ya udah, ayo kita pamittan dulu sama orang tua Nawir" ucap Heru yang akhirnya mengalah.

Akhirnya Kami berempat merapihkan peralatan masak, tak lupa sebelum pulang Nawir menyiram Bara Api, menurutnya agar tidak membahayakan lingkungan. Sesampainya di rumah Nawir. Kami bertiga meminta izin kepada orang tua Nawir, untuk pulang ke rumah masing-masing, meski orang tua Nawir memaksa untuk nginep di rumahnya, Namun kami juga tetap memaksa untuk pulang dengan alasan belum meminta izin kepada orang tua, dan kami berjanji kapan-kapan akan menginap di rumahnya.

Setelah keluar dari rumah Nawir, aku berpisah sama Nasrul dan Heru, karena jalan yang kita tuju tidak searah, aku pulang ke pondok, sedangkan mereka berdua pulang ke rumah masing-masing. Walau ketiga sahabatku sangat mengasyikkan, namun aku tidak mau gara-gara persahabatan. Kewajibanku sebagai seorang pelajar terbengkalai, maka dari itu aku memutuskan untuk pulang sebelum adzan Ashar tiba. Karena sehabis Ashar ada jadwal pengajian di pondok.

Sesampainya di pondok, tak lama azan pasar pun berkumandang, membawaku untuk cepat bergegas mengambil air wudhu, supaya tidak ketinggalan melaksanakaan berjamaah salat. Selesai salat seperti biasa diisi dengan pelajaran pelajaran tentang agama, menurut Abah (sebutan buat sesepuh dipondok) :mengaji itu bukan untuk jadi Kyai, tapi untuk memperbaiki diri kita sendiri agar kedepannya lebih baik.

Seusai pengajian Ashar, seperti biasa para santri akan menikmati waktu senja itu dengan bermain bola, diasawah yang sudah tak terurus, karena hanya itu yang bisa mengalihkan rasa kangen terhadap keluarga. Ketika bermain bola kita akan larut dalam keceriaan, dan melupakan sejenak beban pelajaran.

*****

Keesokan paginya setelah sarapan di rumah Pak Chandra, aku bergegas menuju ke sekolah, takut kejadian kemarin terulang kembali, kejadian Arfan mengotori sekolah. namun Pak Chandra sudah mengingatkan, kalau para senior itu berani mengganggu pekerjaanku sebagai tukang bersih-bersih sekolah. Aku harus cepat melaporkannya sama beliau. Namun walau begitu rasa cemas akan kejadian kemarin selalu menghantuiku.

"Alhamdulillah" gumamku setelah melihat hasil kerjaanku tadi sebelum subuh, tidak ada yang mengganggu, sehingga dengan tenang Aku berjalan menuju kelas.

Tak lama berselang ketiga sahabatku pun datang, dengan membawa peralatan kemah yang ditugaskan kemarin.

"Assalamualaikum: ujar Nawir mengucapkan salam sambil menaruh bawaannya di bawah meja.

"Waalaikumsalam" jawabku sambil menjabat tangan, yang mereka ulurkan untuk bersalaman.

"Udah lama" tanya Nasrul sambil melepaskan tas rangselnyanya.

"Enggak, Baru saja datang, kebetulan di rumah Pak Chandra banyak kerjaan. tapi alhamdulillah beliau ngasih uang buat perkemahan malam nanti" jawab Bu sambil berseri-seri karena uang yang diberikan Pak Chandra cukup buat jajan tiga hari.

"Alhamdulillah, syukurlah kalau begitu, berarti kita jadi nih berkemah" Timpal Heru sambil tersenyum.

"Jadilah, makanya kita bawa peralatan perang seperti ini" jawab Nasrul sambil tertawa.

Lama mengobrol Akhirnya bel tanda masuk berbunyi, menandakan kegiatan hari ini akan segera dimulai. Kami berempat duduk dengan rapi menunggu apa yang akan disampaikan pada pertemuan pagi ini.

Dari jam 08.00 pagi sampai jam 12.00 siang. Acara diisi dengan tema Pramuka dan pembahasan-pembahasan apa saja yang akan dilakukan ketika berkemah nanti malam.

Setelah jam 12.00 para siswa baru, melakukan salat berjamaah bareng. Lalu berkumpul kembali di sekolah, Sedangkan kakak kelas kita, selain petugas penerimaan siswa baru, mereka pulang ke rumah masing-masing. Setelah berkumpul  di sekolah sesuai arahan kemarin yang sudah disampaikan, bahwa para siswa baru dibagi menjadi empat kelompok, setiap kelompok bertugas menyiapkan tenda untuk bermalam, setelah selesai membuat tenda para siswa yang ikut betkemah, ditugaskan membuat makanan untuk makan siang.

Setelah makan siang berakhir  para siswa baru, disuruh untuk membersihkan badan dan melakukan salat Asyar berjamaah, selesai salat berjamaah acara diisi dengan permainan yang berhubungan dengan kepramukaan, dan selesai sebelum adzan maghrib berkumandang, supaya bisa mempersiapkan diri menjalankan salat magrib berjamaah.

Seusai salat magrib acara diisi dengan pengajian surat Yasin, sebagai tanda bersyukur, karena kita diberi kenikmatan bisa belajar di sekolah.

Terpopuler

Comments

saepul dalari

saepul dalari

lanjut

2022-06-02

0

lihat semua
Episodes
1 bimbang
2 part 2 jangan pacaran disekolah
3 part 3 coklat
4 part 4 protektif
5 part 5 BEKERJA SAMA
6 part 6 BERDAMAI
7 part 7 ADA APA DENGAN NAWIR
8 part 8 MENJENGUK NAWIR
9 part 9 CHEF NAWIR
10 part 10 BERANG-BERANG
11 part 11 BERKEMAH
12 part 12 SIAPAKAH ITU
13 Part 13 NASRUL MENGHILANG
14 part 14 TITIK TERANG
15 part 15 MENUJU PUSKESMAS
16 part 16 KEADAAN NASRUL
17 part 17 DRAMATISIR DI PUSKESMAS
18 part 18 KEBAIKANNYA
19 part 19 POCONG JADI JADIAN
20 part 20 TUGAS BERAT
21 part 21 KUBURAN
22 part 22 KUBURAN Vol. 2
23 part 23 KANG ARIF KENAPA
24 pary 24 INALILLAHI ARIF
25 part 25 AMUKAN WARGA.
26 part 26 TIDAK TAHU TERIMAKASIH
27 part 27 MENCARI BUKTI
28 part 28 JANGGAL
29 part 29 DICEGAT POCONG
30 part 30 SULTAN BARU DARI CIKADU
31 part 31 KANG AGUS
32 part 32 KEMBALI KE KUBURAN
33 part 33 DIKUBURAN
34 part 34 TUGAS
35 part 35 ventrilouquis
36 part 36 TATAPANNYA
37 part 37 PANGERAN
38 part 38 KSATRIA
39 part 39 BERENCANA
40 part 40 MENCURIGAKAN
41 part 41 MENJALANKAN MISI
42 part 42 TIDAK MENUMUKAN APAPUN
43 part 43 KENAPA BISA TERTIDUR
44 part 44 GARA GARA KOPI
45 part 45 TITIK TERANG
46 part 46 MENGUMPULKAN BUKTI
47 part 47 MULAI DIKUNTIT
48 part 48 MENGELAK
49 part 49 BERAKSI
50 part 50 MELARIKAN DIRI
51 part 51 MENAKAP POCONG
52 part 52 TERBUNUH
53 part 53 MISI SUKSES
54 part 54 KEMBALI KESEKOLAH
55 part 55 PERTAMA NGAPEL
56 part 56 RENCANA MALAM MINGUAN
57 TAMAT
Episodes

Updated 57 Episodes

1
bimbang
2
part 2 jangan pacaran disekolah
3
part 3 coklat
4
part 4 protektif
5
part 5 BEKERJA SAMA
6
part 6 BERDAMAI
7
part 7 ADA APA DENGAN NAWIR
8
part 8 MENJENGUK NAWIR
9
part 9 CHEF NAWIR
10
part 10 BERANG-BERANG
11
part 11 BERKEMAH
12
part 12 SIAPAKAH ITU
13
Part 13 NASRUL MENGHILANG
14
part 14 TITIK TERANG
15
part 15 MENUJU PUSKESMAS
16
part 16 KEADAAN NASRUL
17
part 17 DRAMATISIR DI PUSKESMAS
18
part 18 KEBAIKANNYA
19
part 19 POCONG JADI JADIAN
20
part 20 TUGAS BERAT
21
part 21 KUBURAN
22
part 22 KUBURAN Vol. 2
23
part 23 KANG ARIF KENAPA
24
pary 24 INALILLAHI ARIF
25
part 25 AMUKAN WARGA.
26
part 26 TIDAK TAHU TERIMAKASIH
27
part 27 MENCARI BUKTI
28
part 28 JANGGAL
29
part 29 DICEGAT POCONG
30
part 30 SULTAN BARU DARI CIKADU
31
part 31 KANG AGUS
32
part 32 KEMBALI KE KUBURAN
33
part 33 DIKUBURAN
34
part 34 TUGAS
35
part 35 ventrilouquis
36
part 36 TATAPANNYA
37
part 37 PANGERAN
38
part 38 KSATRIA
39
part 39 BERENCANA
40
part 40 MENCURIGAKAN
41
part 41 MENJALANKAN MISI
42
part 42 TIDAK MENUMUKAN APAPUN
43
part 43 KENAPA BISA TERTIDUR
44
part 44 GARA GARA KOPI
45
part 45 TITIK TERANG
46
part 46 MENGUMPULKAN BUKTI
47
part 47 MULAI DIKUNTIT
48
part 48 MENGELAK
49
part 49 BERAKSI
50
part 50 MELARIKAN DIRI
51
part 51 MENAKAP POCONG
52
part 52 TERBUNUH
53
part 53 MISI SUKSES
54
part 54 KEMBALI KESEKOLAH
55
part 55 PERTAMA NGAPEL
56
part 56 RENCANA MALAM MINGUAN
57
TAMAT

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!