Leo yang baru sampai di apartemenpun heran melihat istrinya tengkurap namun menangis, sesekali terisak.
"Kenapa nangis" tanya Leo dingin.
Sebenarnya ia ingin sekali bertanya panjang lebar dan mengetahui ada apa dengan istrinya sampai ia mennagis tersedu sedu , namun lidahnya kelu tak bisa diajak kompromi.
"Kamu udah pulang?" Calista membalikan tubuh dan segera mengusap air matanya, tapi tidak dengan bantal yang sudah basah membentuk pulau disarung bantal.
"Kamu kenapa nangis?" tanya Leo lagi, namun kali ininsedikit lebih panjang dari yang tadi ia tanyakan.
Calista menggeleng pelan.
"Aku gak papa" jawabnya dengan suara serak.
Namun Leo segera memegang kedua pipi Calista, membuat wajah gadis cantik ini mendongak dan mata mereka beradu pandang. Mata yang sudah sipit dan sembab itu kini berkaca kaca kembali.
"Lihat mataku" Leo menatapnya.
Calista yang merasa tidak karu karuan rasa sedih hatinyapun segera memeluk Leo dengan posisi ia masih duduk diranjang, sedangkan Leo berdiri tepat didepannya.
Calista menangis tersedu sedu sambil memeluk pinggang Leo dari depan, ia masih saja sedih mengingat kejadian dikantor, semua karyawan mencemo'oh dirinya, dan juga anak anak OB lain tidak segan segan menyindir terang terangan dihadapannya.
Leo hanya diam, ia tau sepertinya sang istri sedang ada masalah dan merasa terpukul.
Kini Calista sudah tertidur, entahlah . .
Mungkin ia merasa lelah dengan tangisnya sedari pulang kantor hingga kini.
'gadis cantik, menangispun kamu masih terlihat cantik. Kenapa kau selemah ini bodoh', batin Leo.
Ia menatap lekat wajah sang istri yang tertidur miring menghadap ke wajahnya, ada rasa bersalah mengingat selama ini ia selalu membentak dan berbicara kasar pada Calista.
Gadis kecil yang terlunta lunta hidupnya, ditinggalkan seseorang yang sangat berarti dalam hidupnya, dan kini ia hanya sebatang kara tidak memiliki siapapun selain dirinya.
Leo segera meraih benda pipih yang berada di laci samping tempat tidurnya, menekan call kontak yang bernama Nathan.
"Ada apa bro malem malem telpon, ada yang bisa gue bantu?"
jawab Nathan tanpa sapa, karena ini bukan dikantor jadinia tidak perlu memakai bahasa formal.
"Kenapa istri gue pulang pulang nangis?" tanya Leo penasaran.
"Oh itu, tadi di kantor semua karyawan ngegosip. Mereka bilang Calista memelet gue buat naikin jabatan, juga mikir berangkat bareng gue, ada yang liat dia turun dari mobil lu kayanya"
Jelas Natan panjang lebar.
"Hem, cari info tentang siapa yang udah buat gosip itu. Besok kita bereskan" jawab Leo pelan, ia tidak ingin istrinya tau. Karena ia tau sifat Calista adalah orang yang slalu
memikirkan orang lain.
Ia segera meletakan benda pipihnya, dan kembali menghadap istri kecil dihadapannya. Memandangi setiap inci dari wajah ayu istrinya, ada rasa nyaman disana saatbberada di dekat gadis cantik ini.
Hari ini hari minggu, Leo sengaja tak membangunkan sang istri karena merasa kasian. Bi Sumi sudah sampai diapartemen, menyapu, bersih bersih, dan juga sedang memasak.
Bau masakam tercium harum masuk ke dalam kamarnya, Calista mengeliat karena sinar matahari yang menerobos kamarnya tepat dibagian wajah.
Leo tersenyum menyaksikan wajah sang istri, ia masih dengan posisi yang sama seperti sebelumnya. Miring menghadap ke arah sang istri.
"Udah bangun mas?" ucap Calista mendongak melihat wajah suaminya.
"Hem" Leo bergeming namun tidak bergerak sedikitpun.
"Jangan menatapku seperti itu mas, aku malu" Calista menundukan wajahnya.
"Hei, kenapa malu?" Leo meraih dagu istrinya, mengecupnya lembut, ******* perlahan, dan kembali dalam pergulatan indah di atas kasur. Kamar mereka dilengkapi kedap suara, jadi tidak akan terdengar suara ******* yang melantun menghiasi dinding dinding kamar dengan indah.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 100 Episodes
Comments
Rohani Rudi
lanjut
2022-05-24
0
Mahira Hasna Shadiqah
lanjut
2022-05-23
1
Mahira Hasna Shadiqah
lho
2022-05-23
0