Calista keluar kamar dengan rambut yang masih basah, ia menghampiri bi Sumi.
"Bi, lagi masak apa?" tanya Calista ramah, ia berdiri di sebelah bi Sumi.
"Anu non, ini ada soto ayam, oseng daging sapi, sama telur bumbu bali" jawab bi Sumi dengan tersenyum.
"Tolong di bagi dua ya bi, bibi bungkus buat makan di rumah. Mulai sekarang bibi tidak perlu masak di rumah kecuali untuk sarapan anak bibi, setelah masakan disini matang bibi boleh membaginya dua bagian, 1 untuk saya dan suami saya, yang 1 lagi untuk bi Sumi dan anak bibi. Dan segera antar ke rumah agar anak bibi juga bisa makan ketika pulang sekolah" jelas Calista panjang lebar.
"Yang bener non?" tanya bi Sumi tidak percaya.
"He'em bi, termasuk nasi juga" ucapnya di iringi senyum yang menunjukan dua gigi gingsulnya.
"Ya Allah non, terimakasih banyak ya non"
Bi Sumi sepontan memeluk Calista, ia merasa sangat senang mendapatkan majikan yang begitu baik hati.
Calistapun membalas pelukan bi Sumi, ia memang sangat merindukan sosok ibu juga.
"Ya sudah, bibi segara pulang gih. Temani anak bibi, ini hari minggu bi. Hari di mana kluarga bisa berkumpul, anak bibi juga libur kan sekolahnya" ucap Calista.
"Eh iya non, iya. Terimakasih banyak ya non sekali lagi" bi Sumi lagi lagi memeluk Calista.
"Iya bi" Calista tersenyum tulus.
Leo yang diam di ujung dapur menyaksikan keperdulian istrinya kepada orang lain.
'Hatinya begitu lembut seperti kapas', guman Leo pelan.
"Habis ini kamu sibuk enggak mas?" tanya Calista di sela makannya.
"Emang kenapa"
Leo mengangkat wajah menatap sang istri.
"Kalo nggak sibuk mau minta tolong anterin belanja mas, buat stok bahan bahan makanan" jawabnya dengan senyum manis yang membuat Leo klepek klepek.
"Hem", hanya jawaban simpel yang keluar dari mulut Leo.
"Oh ya mas, aku mau bilang juga. Kalo aku bilang ke bi Sumi buat masak agak banyak biar bisa dibagi untik makan kita dan dibawa pulang bi Sumi, kasian ada anaknya juga kan di rumah"
Leo tersenyum tipis sekilas, ia masih kagum dengan sifat baik Calista, cantik, berhati baik pula.
'Aku akan belajar menaruh hatiku pada hati kapasmu itu Ta, juga akan belajar mencintaimu. Semoga hatimu yang seputih bulu angsa itu tak membuatku terluka kembali'.
batin Leo.
"Mas, kenapa? kamu kok diem aja?" Calista menatap sang suami.
"Kamu marah ya mas sama aku gara gara aku gak ijin dulu?" tanyanya lagi.
"Hem?? Eh enggak" gugup Leo.
"Makasih ya mas, ternyata kamu punya hati yang baik juga" Calista tersenyum lebar.
Seketika wajah Leo berubah dingin, bagaimana bisa istrinya tidak menyadari jika dirinya juga memiliki hati seperti malaikat.
'Hatiku juga selembut kapas bodoh, oh hati angsaku'.
Ia memuji dirinya sendiri dalam hati.
Malaikat? Apa malaikat pencabut nyawa?
Hem . . .
Kini Calista sibuk memilih kebutuhan dapur seperti sayuran, ikan, ayam, dan daging. Sedangkan Leo tengah asyik memilih buah buahan.
"Ta, kamu mulai sekarang minum susu pren*gen esensis ya? biar cepet hamil, kita kan lagi program hamil" Leo membawa 3 buah kotak susu rasa coklat dan memasukannya di keranjang belanja.
"Iya mas" Calista mengangguk, ia senang suaminya perlahan mulai memperhatikan dirinya.
'Meperhatikan aku atau agar cepat punya anak?' pikirnya.
'Sadar Ta, kamu cuma istri kontrak yang disewa rahimnya buat mengandung benih dari Leo'.
Batin Calista, hatinya berdesir pelan. Wajar saja jika ia berfikir seperti itu, karena Leo masih saja sering dingin padanya dan juga tak pernah mengatakn perasaan pada Calista.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 100 Episodes
Comments
Neni Sumarni
tak app sabar aja ta ....tenang slalu ada berkahny
2022-06-18
0
inces
Prenagen esensis ga tuh
2022-06-17
0
Mega Ahmadi
kudoa in ta moga Lio cinta banget Ama kamu
2022-05-27
0