'Engga papa Ta, ini semua buat nenek. Selama ini nenek udah ngebesarin kamu, sekarang gantian',
ucapnya dalam hati mencoba menyemangati dirimya sendiri.
Tek, suara bolpoin diletakan.
"Bagus" guman Leo tersenyum.
"Ya udah kamu boleh pulang sekarang, mulai sekarang kamu gak usah kerja lagi. Nanti Nathan yang akan ngatur semuanya" ucap Leo.
"Engga bisa gitu pak, saya gak mau makan gaji buta" sanggah Calista.
"Bandel banget sih kamu dibilangin"
"Bilang apa kamu" tunjuk Calista.
"Jangan tunjuk tunjuk saya seperti itu Ta, saya ini atasan kamu lo. Selain hubungan atasan juga saya calon suami kamu, apa kamu mau durhaka" Leo dengan senyum mengejek.
"Ya udah aku mau pulang aja" Calista berbalik badan menuju pintu.
"Eh tunggu!" Calista yang sudah melewati pintupun berbalik.
"Apa lagi?"
"Jangan lupa tutup pintunya" teriaknya diiringi tawa yang ditahan.
"Dasar ceo gila" grutu Calista merasa muak dengan Leo.
Selepas perginya Calista Leo masih memainkan bolpoin.
'Menarik juga nih cewek'.
Pasalnya banyak wanita yang berlomba lomba memenangkan hatinya, namun ia sama sekali tidak tertarik. Berbeda dengan Calista, ia justru terang terangan mununjukan wajah tidak suka pada dirinya.
Sesampainya dirumah,
"Baru pulang Le?" tanya Vena memcium kening sang putra.
"Iya mah, papa mana kok nggak ikut makan?"
"Papa udah balik ke kamar, katanya kurang enak badan"
"'Papa sakit mah?" tanyanya sambil memasukan sendok kedalam mulutnya.
"Enggak Le, tapi kamu kan tau badan papa udah gak sehat kaya dulu sebelum terkena serangan jantung" wajah Vena terlihat sedih.
"Papa pasti akan sembuh kaya dulu mah" Leo mengelus pundak sang mama.
"Makanya kamu cepetan nikah biar bisa kasih mama papa cucu! mama kesepian Le, papa juga ingin rumah ini ramai terikan juga tangisan anak anakmu"
"Maaa . . Berhentilah membahas soal nikah, aku masih belum menemukan wanita yang benar benar aku cintai ma. Akupun ingin menikah dan bahagia dengan anak istriku bukan karena paksaan", ucap Leo pelan.
"Padahal mama ingin segera menimang cucu" balas Vena.
"Ya udah aku kekamar papa dulu mah" Leo beranjak mencium kening sang mama.
'Semoga kamu cepat bertemu wanita yang bisa melabuhkan hatimu Nak' batin Vena.
Saat Leo membuka pintu kamar papanya, ternyata ia melihat Bramasta sedang tertidur. Lalu iapun berbalik menuju kamarnya.
"Huuuuuffff . . Aku akan segera memberi mama papa cucu" Leo berguman dikursi kamarnya dengan kedua tangan bertumpu pada kepala.
"Hallo Than, gimana apa kamu udah cari informasi tentang Calista?"
"Sudah bro, beres semua"
"Oke"
Klik, Leo mematikan sambungan telponnya
Disisi lain, Calista yang sudah mendapat tranferan uang dari Nathanpun segera mengirim uang untuk neneknya.
"Hallo assalamu'alaikum mbak Luna?"
"Wa'alaikum salam Ta" sahut Luna dari sebrang.
"Pripon mbak kabar embah?" tanya Calista.
(gimana mbak kabar nenek?).
"Mbah Ranti tak gowo nang pak mantri Ta, iki tas nyampek isek diprekso"
(Nenek Ranti ku bawa ke dokter Ta, ini baru sampai masih dipriksa).
"Alhamdulillah, mator nuwun nggih mbak, kulo sampon kirim arto damel si mbah" ucap Calista.
(Terimakasih ya mbak, aku sudah kirim uang buat nenek).
"Iyo Ta ora opo opo, mengko tak jupuk e. Iki seh nunggu kabar mbahmu"
(Iya Ta nggak papa, nanti ku ambil. Ink masih menunggu kabar nenekmu).
"Enggeh sampon mbak nek ngoten, kulo ajeng medal sekedap"
(Iya sudah mbak kalo begitu, saya mau keluar dulu).
"Iyo Ta mengko tak kabari maneh" ucap mbak Luna.
(Iya Ta nanti ku kabari lagi).
Seperti biasa, Calistapun mampir kepasar untuk membeli sarapan dan membungkus nasi untuk makan siang.
'Jam 11 saya tunggu kamu dicafe Taman Pelangi'.
'On time'.
2 pesan tertera dilayar hp Calista, iapun segera menggeser benda pipih yang ia genggam.
"Pak Leo" lirihnya.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 100 Episodes
Comments
azril arviansyah
halah leo entar juga jatuh cinta beneran
2022-06-19
1
Neni Sumarni
hahhahaaa.....sultan bgt.....jgn kepedean Leo......entar bucin loh
2022-06-18
0
Norman
cerita mulai menarik
2022-06-06
1