Pagi ini . .
Calista, Leo, serta Nathan akan kembali kekota, Calista menyiapkam beberapa pakaian yang akan ia bawa, selama bekerja ia tidak pernah berbelanja pakaian, selalu berusaha hemat agar bisa cukup membagi uang untuk keperluannya serta almarhum sang nenek.
"Bude, Tata pamit balik teng kota nggih" pamit Calista.
Tata adalah nama panggilan Calista sedari kecil, sebab sang nenek dan orang orang didesa kesulitan memanggil Calista, jadi mereka hanya memanggilnya dengan sebutan nama belakang saja.
"Iyo nduk, seng manut karo bojomu, ojo mbantah nek dituturi, seng sopan karo morotuwo, gak oleh nglawan bojomu"
(Iya nak, yang nurut sama suamimu, janhan membantah jika dinasehati, yang sopan sama mertua, tidak boleh melawan suami).
Begitulah pesan dari bude Sati, Bude Sati adalah adik dari alm nenek.
"Akhirnya sampek" Leo menggeliat dikursi mobil.
Kali ini Calista pulang bersama Leo tanpa membawa motor kesayangannya, Leo sengaja menyuruh istrinya meninggalkan motor itu dirumah, agar istrinya tidak pergi meninggalkan apartemen tanpa berpamitan lagi.
Leo menoleh kearah Calista ternyata sang istri tertidur, ia tidak tega jika harus membangunkannya. Jadi ia memapah istrinya masuk ke apartemen.
'unting ni apartemen ada lift, coba kalo naik tangga sambil gendong, bisa retak semua ni tulang', batinnya.
Setelah mengantarkan Leo dan Calista, Nathanpun kembali menuju rumah. Nathan adalah anak yatim piatu, orangtuanya meninggal dalam tragedi jatuhnya pesawat 'Macan Kumbang 77' jadi wajar saja bila dia tak pulang tidak ada yang mencarinya, karena ia hanya tinggal bersama adiknya Ketrin, namun 2 tahun lalu Ketrin meninggalkan rumah untuk melanjutkan kuliahnya diluar Negeri.
"Huuuuuaaoooommm, apa udah nyampek?" guman Calista pelan sambil mengucek matanya yang masih menahan ngantuk.
"Aku akan menyuruh orang untuk bekerja disini disiang sampai sore hari, jadi kamu tidak perlu repot repot membersihkan rumah maupun memasak, sore setelah pekerjaannya selesai ia bisa kembali pulang" jelas Nathan.
Hatinya perlahan sudah mulai nyaman dengan Calista, namun ia tetap saja memiliki sifat yang dingin dan cuek, sikapnya yang seperti itu kadang yang mebuat Calista tidak suka, terlebih kadang tak bisa mengontrol emosi lalu membentaknya.
"Untuk apa?" tanya Calist.
"Apa kamu tidak dengar yang aku katakan tadi?" jawab Leo sambil menyisir rambutnya, ia baru selesai mandi.
"Bukan itu, tapi aku masih bisa melakukan sendiri. Lagi pula apartemen ini tidak terlalu luas, jadi aku masih sanggup membersihkannya sendiri"
"Tak perlu, fokuslah pada kehamilanmu saka nanti"
Jantung Calista berdetak kencang, bagaimana jika malam ini Leo meminta haknya, ia bergidik ngeri membayangkan semua itu, membuat Leo tersadar mengamati tingkah laku istrinya.
"Kenapa kamu? jangan bilang jika ber naf su padaku!"
"Mana mungkin aku memikirkan itu" sangkal Calista.
"Cepat mandi, sebelum otak kotormu itu terus berimajinasi tentangku" ejek Leo.
"Nyebelin banget sih tu orang" guman Calista turun dari ranjang menuju kamar mandi.
"He jangan mengumpat!" teriak Leo sembari membuka layar kunci benda pipih ditangannya itu.
Namun saat Calista hendak mengenakan pakaian, ia lupa tidak membawa baju ganti.
'Haduh mampus, lupa lagi'.
Ia membuka pintu kamar mandi, kepalanya keluar menoleh sisi ranjang melihat Leo sedang sibukndengan hp dan leptopnya. Calistapun keluar mengenakan handuk mini berwarna pink yang hanya mampu menutupi bagian da da sampai pa ha saja.
"Ehem"
Calista menoleh saat mendengar deheman dari Leo, tapi ia tidak menoleh sedikitpun. Tetap mengambil baju di almari dan kembali menuju kamar mandi.
"Apa kamu berniat meng goda ku?" tanya Leo dengan senyum nakalnya.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 100 Episodes
Comments
Firza Ayu
lucu
2022-06-23
0
azril arviansyah
dasar laki laki
2022-06-19
1
Kusmala Dewi
cerita nya sangat menarik
2022-06-19
0