Tak terasa waktu cepat berlalu sudah menunjukan pukul 17.05 WIB. calista sudah selesai berkemas barang barangnya, ia lantas membangunkan Leo.
"Pak, bangun pak. Sudah jam 5" Calista menepuk pipi kanan Leo membuat tidurnya terusik.
"Apaan sih" sentak Leo.
"Maaf pak" Calista menunduk, ia merasa takut saat dibentak. Padahal tadi siang ia tampak begitu akrab dengan Leo ternyata dugaannya salah, Leo tetaplah atasan dan bawahan dengan dirinya, mungkin tadi Leo hanya sedikit iba pada dirinya.
"Cepat kemasi barangmu, saya tunggu didepan. Jangan lama!"
Tanpa menjawab lagi Calistapun segera mengangkat 1 ransel besar serta 1 kardus yang berisi pakaian serta barang barang miliknya.
"Mari nona saya bantu" sigap Nathan, ia segera mengambil alih tas besar itu memasukan kedalam bagasi serta satu kardus yang cukup besar.
"Antar dia keapartemenku, aku akan pulang kerumah" ucap Leo diangguki oleh Nathan.
Sepanjang jalan Calista hanya menoleh kearah jendela, hatinya nyeri ketika Leo slalu membentaknya terus menerus.
"Saya terima nikahya Calista Ranu Anjani binti Wijianto dengan mas kawin 9 gram mas dan seoerangkat alat sholat dibayar tunai!"
Suara lantang itu terdengar menggema didalam masjid dekat apartemen Leo. Ya, hari ini ia melangsungkan acara akad nikah bersama ceo bernama Leo arga dirgantara.
Acara akad hanya dihadiri beberapa orang saja, termasuk Nathan, Calistapun memakai wali hakim karena tidak pernah tau lagi keberadan orang tuanya, serta beberapa orang teman dekat turut menghadiri prosesi akad tersebut.
"Sekarang masuklah, aku akan pulang kerumahku sebentar" Leo menutup pintu apartemennya dan hanya diangguki oleh Calista, ia merasa sedih, bagaimana mungkin ia bisa menikah dengan orang yang tidak pernah ia cintai, serta membuatnya takut akan sikap dinginnya.
Malam ini Calista berbaring ditempat tidur yang biasa Leo gunakan jika ia tidak tidur dirumah, empuk dan nyaman, ditambah suasana dingin malam akibat hujan deras. Dingin, ya memang dingin, tapi tak mampu menembus hatinya yang kini merasa gelisah.
dret dreeett, dret dreeeett.
suara getar benda pipih yang tersumpan diatas meja sebelah ranjangnya.
"Hallo assalamu'alaikum mbak Luna"
"Wa'alaikum salam Ta" suara mbak Luna terisak, menandakan ia sedang menangis.
"Lho mbak, wonten nopo kok nangis?
(lho mbak, ada apa kok nangis?).
"Anu Ta, huhuhu..."
"Anu nopo to mbak, seng jelas"
(anu apa mbak, yang jelas).
"Mbah Ranti tilar Ta, huhuhuhu"
(mbah Ranti meninggal Ta).
"Ya Allah Ya Robi" Calista terperanjat, hpnya jatuh kelantai.
*prakk*
Tanpa berfikir panjang ia segera memakai jaket, membawa tas, serta menyambar kunci motor yang tergeletak dilaci. Bergegas turun dan mengambil motornya.
Disepanjang jalan ia tak henti hentinya meneteskan air mata, ia ingat betul bagaimana sabarnya neneknya menyuapinya, memasak dipagi buta dengan menggunakan kayu bakar saat belum mampu membeli kompor gas, ia ingat betul bagaimana neneknya mencari dahan ranting dan menggendong sebongkok kayu dipunggungnya, ia sangat ingat betapa nakalnya ia tidak mau makan saat meminta jajan namun sang nenek tidak punya uang, bahkan sang neneknsaat usianya sudah renta masih ikut mengupas jagung ketika tetangganya panen, menjual gorengan berkeliling desa dengan berjalan kaki agar bisa menyekolahkan cucunya ini.
Tangisnya semakin menjadi jadi, dibalut selembar mantel yang menutup tubuhnya membuatnya terasa dingin, kaca helm dibuka agar air matanya tak terlihat dan lebur diantara derasnya air hujan.
"Nenek, aku sudah tidak punya siapapun lagi"
Erangnya kuat disepanjang jalan, dia menangis tersedu sedu, berteriak kencang meluapkan rasa sakit yang membuat hatinya hancur berkeping keping tak bisa digambarkan lagi pedihnya, orang yang benar benar ia sayang, ia miliki satu satunya telah pergi meninggalkan dirinya untuk selamanya.
'Tidak ada rasa yang lebih sakit dari ditinggalkan orang yang kita cintai selama lamanya', batinnya menjerit.
Nafasnya sesak, sangat sesak, dadanya terasa sakit juga nyeri.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 100 Episodes
Comments
azril arviansyah
ikutan sedih jadinya
2022-06-19
1
Erni Hernawan
mulai mengikuti ceritamu thoor....
2022-06-11
0
Erni Hernawan
cerita nya mulai menyentuh😢
2022-06-11
0