"Siapa?" tanya Leo sembari memasukan sendok kelumutnya.
"IItu mas, mbak Tini yang anggota OB kaya aku juga"
"Oh" seperti biasa jawaban Leo selalu membuat Calista memutarkan bola mata.
"Oh aja?" tanyanya lagi.
"Terus mau gimana lagi, dia tidak akan berani macam macam. Jika dia menyebar berita yang tidak tidak tinggal aku pecat dia" jawabnya santai, Calista yang mendengar penuturan Leopun terkejut.
"Apa? mas nggak boleh mematikan rejeki orang, dia ada keluarga yang harus ia cukupi" sambung Calista.
"Jangan pikirkan nasib orang lain, makan makanmu!" ketus Leo.
Dirumah kediaman Bramasta, Vena tengah sibuk menyiram bunga bunga yang tumbuh hijau dan mekar, dirinya memamg suka dengan bunga bunga, ada beberapa jenis tanaman yang ia tanam dan ia rawat sendiri.
"Hari ini kamu berangkat sama Nathan saja ya Ta, biar aku suruh dia jemput kamu" ucap Leo disela sarapan.
"Kenapa mas? apa mas malu berangkat sama aku gara gara ada yang tau kemaren?" Calista meletakkan sendoknya dipiring.
"Bukan itu Ta, tapi aku akan menjenguk orang tuaku. Akhir akhir ini papaku sering kumat sakitnya, aku khawatir" ucapnya kemudian.
"Papa kamu sakit apa mas?"
"Beberapa tahun lalu terkena serangan jantung"
"Iya udah mas nggak papa aku berangkat pake grab aja, kasian jika pak Nathan harus bolak balik untuk menjemput aku mas" jawab Calista dengan senyum manisnya.
"Kamu beneran?" Nathan menyipitkan matanya.
"Benerlah mas, semoga papamu segera sembuh ya mas"
"Aamiin" jawabnya singkat.
Sesampainya dirumah, Leo segera memasuki ruang keluarga, namun sepi, naik keatas menuju kamar namun sama saja tidak menemukan keberadaan sang mama maupun papanya.
Iapun lantas menuju dapur menghampiri bi Irah, asisten rumah tangga segaligus orang yang sudah merawat Leo dari kecil, sebab saat ia kecil dulu mama papanya sibuk kerja dan bi Irahlah yang menjaga Leo hingga ia tumbuh besar menjadi pria yang tampan namun dingin karena jarang ditemani orang tuanya.
"Bi, Mama mana?" tanya Leo, membuat bi Irah sepontan kaget.
"Eh kucing" latah Bi Irah.
"Ini saya Leo bi, bukan kucing" sunggut Leo.
Ia sudah biasa merajuk pada orang yang sudah tau kebiasaannya dari kecil ini.
"Eh maaf mas Leo, bibi kaget mas Leo tiba tiba dateng"
"Iya nggak papa bi, mama kemana? papa juga nggak ada dikamar" sambungnya.
"Itu mas, mama dan papa mas Leo sedang berkebun ditaman belakang" wajab bibik sambil mengusap punggung Leo.
"Ya udah bi, aku temui mereka dulu ya" ucap Leo mencium kening bi Irah.
Bukan tidak sopan, tapi Leo menganggap bi Irah sudah seperti ibunya sendiri, sekarang bi Irah sudah berusia 57 tahun,
Leo menutup mata sang mama dari belakang, namun mamanya mengira suaminyalah yang melakukan itu.
"Ish papa, kita ini udah tua juga masih mau romantis romantisan" ucap Vena.
Bramasta hanya menggelengkan kepala melihat tingkah sang anak semata wayangnya itu, terlebih mendengar ucapan sang istri membuatnya geli.
"Mamaaaa, ini Leo bukan papa" sahut Leo.
"Eh" wajah Vena seketika merah malu karena mengira sang suami yang menutup matanya.
"Hahahaha mama masih sering mesra mesraan ya sama papa" ledek Leo.
"His ngawur aja kamu" jawab mamanya.
"Kita ini sudah tua Leo bukan lagi saatnya mesra mesraan, harusnya kamu sudah saatnya memberi kami cucu. Supaya mama dan papa tidak kesepian, bisa mengajak anakmu berkebun seperti ini" ucap sang papa diangguki oleh Vena.
"Nah bener pah, dengerin tuh kata papa" sahut Vena.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 100 Episodes
Comments
Mecca Mustika
lanjutan Thor
2022-05-28
0
Mega Ahmadi
seru ceritanya
semangat ngetikx
2022-05-27
0
Rohani Rudi
lanjut dong JD penasaran
2022-05-23
0