"Maaf pak Nathan, apakah saya boleh meminta tolong sekarang" ucap Calista dengan mata berkaca kaca.
"Tenang nona, bicaralah perlahan jangan tergesa gesa supaya saya dapat mendengarnya dengan jelas" imbuh Nathan.
"Ada apa?" Leo menatap wajah Calista yang tampak mendung menahan air matanya.
"nenek saya jatuh sakit pak, saya butuh uang banyak untuk biaya operasi nenek saya. Beliau terkena komplikasi pak"
Air matanya luruh tak terbendung lagi.
Ada sedikit nyeri ketika Leo menyaksikan gadis cantik dihadapannya ini menangis.
"Jangan menangis cengeng, nanti orang lain mengira kita menculikmu!" ucap Leo masih dengan sikap dinginnya, sebenarnya ia perduli namun enggan menunjukkan sifat baiknya itu.
"Iya tenang nona Calista, saya akan segera mengurusi itu semua" jawab Nathan.
"Sudah jangan menangis lagi"
Leo mengelus kepala gadis cantik yang ada dihadapannya itu, Calista mendongak menatap wajah Leo, namun ia sama sekali tidak berontak, seakan membutuhkan ketenangan, ia benar benar takut kehilangan nenek satu satunya itu.
"Kamu urus saja dulu bawa mobilnya. Saya akan pulang bersama Calista membantu mengemas barang barang yang akan dia bawa nanti"
"baik pak, kalau begitu saya permisi dulu" Nathan pamit undur diri.
"Emang bapak bisa naik motor?".
"Apa kamu meremehkan saya?" jutek Leo.
"Bukan seperti itu maksut saya pak, apa bapak akan meminta saya membonceng?"
"Kamu kira saya nggak bisa nyetir apa!" ketus Leo.
"Minggir!!" imbuhnya lagi.
Calista menggeser tubuhnya, Leopun segera mengambil alih posisi didepan. Lalu ia menoleh kebelakang.
"He apa kamu membiarkan saya didepan tanpa helm?"
"Tapi ini udah siang panas banget pak, lagian saya cuma hawa helm satu aja" elak Calista yang tak mau memberikan helmnya, sebab sekarang sudah pukul 1 siang, matahari berada tepat diatas kepala.
Diperjalanan,
"Panas sekali" Leo mengusap keningnya yang berkeringat akibat terik matahari siang ini.
"Kamu nggak haus?" tanya Leo
"Apaa pak?? saya nggak denger!" teriak Calista dibelakang.
"Saya haus budek"
"Oh bapak haus?" teriaknya lagi.
"Iya saya haus nih" Leo juga berteriak.
"Ya udah nanti minggir kalo ada yang jual es"
Mereka sudah seperti dua orang yang sama sama budek, berteriak triak dijalan karena tak mendengar obrolan satu sama lain, jalan sangat ramai kendaraan berlalu lalang.
"Minggir pak minggiiiiirr" teriak Calista.
Leopun meminggirkan kendaraan, mereka memesan dua gelas es kelapa muda. Memang terasa segar jika siang siang meminum es.
"Masih jauh tempat kamu?"
"Engga pak, udah deket kok" Calista tersenyum.
'ganteng juga ni ceo somplak', gumannya dalam hati
sambil terus menatap atasannya itu, yang tidak lama lagi akan menjadi suaminya. Ya walaupun hanya sebatas pernikahan siri.
"Ngapain kamu senyum senyum gak jelas, jangan bilang kamu naksir saya!"
"Eh, siapa yang senyum senyum"
"Masih ngelak lagi, saya tau saya emang ganteng udah dari lair" jawab Leo.
"Dih PD amat sih pak?"
Sesampainya dipintu kamar kos Calista, Leo masih terpatung, ia enggan masuk.
"Ini kos kamu?"
"Iya pak, kenapa?" tanya Calista.
"Sempit banget"
"Iyalah pak, maklum saya cari yang murah pak sebulan 300 ribu. Saya kan harus ngebagi gaji saya dengan kos, uang makan, sama ngirim uang buat nenek saya dikampung pak" Calista nyengir kuda.
"Eh, maaf saya nggak tau" sanggah Leo.
"Iya pak nggak papa"
Leopun masuk kedalam kamar, merebahkan tubuhnya dikasur Calista, dan menyalakan kipas angin kecil, ia sudah kepanasan dari tadi, terlebih di siang hari ia tidak memakai jaket saat mengendarai motor. Tak lama kemudian ia terlelap dalam tidurnya.
"Dasar, bilang sempit sempit nyatanya juga ngorok" guman Calista.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 100 Episodes
Comments
Isnawaty Djafar
asyik
2024-07-28
0
azril arviansyah
lajut bro
2022-06-19
1
Ekel Ginta Ginting
lanjut
2022-06-18
0