Merajut Benang Kusut.
Pagi yang cerah.
Di kawasan perkampungan padat penduduk area pinggiran Jakarta. Seorang gadis yang berparas cantik sudah bersiap untuk pergi ke kantor. Perkenalkan gadis itu bernama Sascha Hardiansyah yang saat ini berusia dua puluh tiga tahun. Sebelum berangkat Sascha pergi ke minimarket untuk membeli roti dan susu. Sebelum membayar ada seorang pria yang bernama Dewa mendekatinya dan menarik tangan Sascha.
"Kamu tidak usah bayar," tegur Dewa
Sascha sadar kalau dirinya sedang berhadapan dengan bosnya itu. Kemudian Sascha segera minggir dari sana dan menunggu pria itu membayar belanjaannya. Setelah membayar Dewa mendekatinya sambil bertanya, "Tumben belum berangkat?"
"Masih jam setengah tujuh kurang. Kenapa bapak di sini?" tanya Sascha.
"Kebetulan lewat di sini," jawab Dewa.
"Kebetulan kok tiap hari," celetuk Sascha.
Dewa tertawa dan mengajak Sascha masuk ke dalam mobil. Mereka duduk sambil melihat kemacetan Jakarta. Lalu Dewa membuka air mineralnya kemudian meminumnya. Setelah minum Dewa menaruh botolnya di pintu.
"Apakah kamu sudah selesai skripsi?" tanya Dewa.
"Sudah. Sidang juga," jawab Sascha.
"Jika aku memintamu kuliah lagi ambil S2, apakah kamu mau?" tanya Dewa sambil melihat Sascha.
"Lagi ngumpulin duit. Kamu tahu biaya S2 tidak sedikit," jawab Sascha secara terang-terangan.
"Kalau begitu kamu harus kuliah. Soal biaya biar perusahaan yang tanggung. Sayang loh kalau bakatmu enggak diasah hingga tajam. Mungkin setelah kuliah kamu bisa menjadi manager keuangan," ucap Dewa yang memberi semangat buat Sascha.
"Benar juga sih tapi aku enggak mau kuliah di tempatku dulu," sahut Sascha.
"Siapa yang menyuruhmu kuliah di sana? Sayangnya aku tidak memegang bagian HRD. Coba kamu tanya sama Tommy. Mungkin Tommy mempunyai kuota untuk kamu," kata Dewa.
"Kuliah sambil bekerja," ucap Sascha.
"Terserah kamu. Pokoknya jangka waktu dua tahun," ujar Dewa.
Sascha mengangguk tanda setuju. Sascha sangat menyetujui jika dirinya harus kembali menimba ilmu. Karena ilmu yang akan didapatkan membuat dirinya menjadi semakin berkembang. Kemudian Sascha mengingat tentang hari pernikahannya bersama Billy. Sascha melihat Dewa dengan kebingungan, "Lalu bagaimana dengan pernikahan aku bersama Billy?"
Entah kenapa Dewa terdiam sejenak. Lalu Dewa memegang tangan Sascha sambil berkata, "Aku tidak mengijinkan kamu menikah dengan Billy."
"Kenapa?" tanya Sascha yang curiga.
"Pokoknya enggak boleh. Titik enggak pake koma!" tegas Dewa.
Seketika sifat Dewa berubah menjadi tegas. Sascha sendiri baru mengetahui kenapa bisa berubah dengan cepat. Dewa dan Sascha mempunyai hubungan persahabatan yang sangat kental sekali. Persahabatan itu dekat karena dulu sekolah Sascha dan rumah Dewa berdekatan. Ketika ingin pulang ke rumah, mereka sering bertemu dan bertegur sapa.
Sascha melihat Dewa dengan serius. Sascha tahu kalau Dewa sudah berkata seperti itu berarti ada warning yang harus dipatuhi. Kemudian Sascha meminta penjelasan tentang semuanya, "Jelaskan kepadaku, kenapa aku tidak boleh menikah dengan Billy?"
"Apakah kamu mau hidup dalam tekanan mertua yang serakah? Apakah kamu mau hidupmu diperas untuk menghasilkan uang buat mereka? Pikirkan itu dulu," jawab Dewa yang memberi teka-teki.
"Ayolah Wa. Ada apa? Kenapa aku tidak boleh menikah? Kamu tahu sendiri Billy melamarku di depan kamu dan bapak ibuku?" tanya Sascha.
"Sa... Dengerin aku dulu. Kita enggak usah ngomong secara resmi ya. Coba kamu bayangkan menikah dengan pria yang tidak setia? Mertua yang serakah? Bagi mereka ekonomi kamu itu di bawahnya. Jika kamu menikah dengannya. Kamu enggak bahagia sama sekali. Aku enggak mau melihat kamu menderita," jelas Dewa.
"Mereka orang baik seperti kamu," potong Sascha.
"Baik dari mana? Kamu minta mutasi ke negara lain. Aku kabulkan. Kamu minta mobil aku berikan. Kamu minta kuliah aku kabulkan. Kamu minta apa dariku? Apakah kamu minta berlian mewah, jet pribadi atau kamu meminta istana megah. Aku bisa memberikan kepada kamu. Tapi aku mohon sama kamu. Jangan menikah dengan Billy. Itu yang aku minta," jawab Dewa. "Semoga Tuhan membuka tabiat calon suami kamu Sa."
Dewa mulai melajukan mobilnya dengan pelan-pelan. Dalam perjalanan menuju ke D'Stars Inc. jantung Sascha berdetak kencang. Sascha bingung dengan pernyataan Dewa. Yang jadi pertanyaan untuk sekarang adalah kenapa Dewa melarangnya? Bukannya setiap wanita menikah mendapatkan kebahagiaan yang sejati? Mengurus rumah, suami dan anak. Itulah yang diinginkan Sascha.
Di tempat lain Billi yang selesai membersihkan tubuhnya langsung memakai baju. Billy melihat Risa yang sedang mengandung delapan bulan. Billi sangat bahagia ketika benihnya tumbuh di rahim Risa. Kemudian Billy mendekati Risa sambil berkata, "Ris... Nikah yuk?"
"Lu gila kali ya? Perut udah gede gini minta nikah?" kesal Risa.
"Ya maaf. Gue enggak tahu lu hamil Ris. Gue make lu cuma sekali," jawab Billi tanpa berdosa.
"Memangnya si Sascha enggak pernah lu tidurin?" tanya Risa.
"Mungkin saja sudah tidur sama bos-bos di perusahaannya. Lu tahukan dia masuk ke sana dengan mudah. Paling ya ditiduri dulu," jawab Billi.
"Benar juga lu. Secara Sascha itu miskin," ejek Risa.
"Ibu bapak enggak suka sama Sascha. Gue sebenarnya capek berantem terus sama ibu bapak," kesal Billi.
"Ya lu. Kenapa juga lu pake acara lamaran segala. Udah gue bilangin kalau Sascha itu miskin. Kenapa lu kagak nikah sama gue?" tanya Risa.
"Terserah lu dech. Gue nyesel sama Sascha," jawab Billi.
"Lalu pernikahan lu gimana? Kalau lu jadi nikah sama Sascha, bagaimana tanggung jawab lu sebagai bapaknya bayi dalam perut gue?" tanya Risa dengan nada tinggi.
"Nah itu. Gue juga pernah dengar kalau Sascha itu mandul. Enggak bisa buat anak," jawab Billi.
Hati Risa bersorak kegirangan karena tujuannya tercapai. Risa pernah menghembuskan gosip kalau Sascha itu tidak bisa memiliki keturunan. Hingga berita itu terdengar ke telinga Dewa dan Sascha. Saat itu hati Sascha hancur berkeping-keping. Masa iya dirinya tidak bisa hamil?
Sedangkan Billie dan keluarganya sangat frustrasi sekali mendengar berita itu. Menurut mereka wanita yang tidak bisa memberinya keturunan adalah aib bagi keluarganya. Bagaimana dengan Dewa ketika sang sahabat tidak bisa memiliki anak? Dewa selalu berkata lembut. Bahkan Dewa sering menguatkan sang sahabatnya itu.
Mobil sedan berwarna hitam berhenti di depan lobi D'Stars Inc. Dewa memarkirkan mobilnya. Lalu Dewa menyuruh Sascha keluar dari mobil, "Sa... Keluar sana."
"Apakah sudah sampai?" tanya Sascha.
"Sudah. Melamun saja dari tadi. Sepertinya kamu rindu dengan Billy? Apakah Billy tidak menghubungi kamu?" tanya Dewa balik.
"Dari siang kemarin Billi tidak telepon bahkan tidak kirim pesan," jawab Sascha yang sedari tadi gelisah.
"Enggak usah dipikirin. Pikirin saja perkerjaan kamu yang sudah menumpuk di meja," usul Dewa.
"Benar juga," ucap Sascha.
"Tapi jangan melupakan aku. Aku lebih tampan dari kekasih kamu itu," sahut Dewa.
"Apa," pekik Sascha.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 479 Episodes
Comments
🤒
Si Dewa yang akan jadi jodohnya Sacha?
2022-09-28
3
Seruling Emas
Msh blom ngerti gue..
Author pinter maksa readers utk lanjut baca bab berikutnya.
2022-09-28
0
Tin
semangat kak
2022-06-20
0