Yang dikatakan oleh Dewa benar apa adanya. Wajahnya memang sangat tampan. Dewa adalah seorang pria berketurunan Indonesia, Jepang dan Amerika. Di balik ketampanannya itu Dewa belum pernah mengenal cinta. Bukan berarti Dewa itu g*y. Dewa tidak g*y melainkan pria normal. Dewa hanya memiliki cinta pertama, cinta suci dan cinta sejati pada satu gadis.
Memang soal percintaan Dewa tidak pernah memikirkannya. Kata Dewa jodoh itu sudah ada yang mengatur. Bukan begitu kali Dewa. Harusnya usaha sedikit untuk calon istrimu. Itulah Arie Dewantara. Dibalik itu semua Dewa termasuk sang CEO sukses. Bahkan namanya sering diperbincangkan di dunia bisnis.
D'Stars Inc adalah sebuah perusahaan yang membuat komponen-komponen untuk perakitan mobil. Bisa dikatakan perusahaan D'Stars adalah cabang dari perusahaan otomotif terkemuka di dunia. Dewa memang diwarisi oleh sang kakek untuk memegang seluruh cabang Indonesia. Meskipun hanya cabang Dewa berhasil membawa D'Stars menjadi besar.
Sesampainya di dalam kantor. Seluruh karyawan sudah sibuk dengan pekerjaannya masing-masing. Dewa mulai menatap satu-satu sang karyawannya yang mulai fokus. Sebelum melangkahkan kaki ke ruangannya, Dewa pergi ke ruangan HRD. Di sana Dewa melihat Tommy yang sedang banyak pekerjaan. Lalu Dewa memutuskan duduk di depan Tommy sambil menyapanya, "Tom."
Merasa namanya terpanggil Tommy mengangkat kepalanya sambil melihat wajah Dewa. Lalu Tommy menaruh pulpennya sambil bertanya, "Ada apa?"
"Gue enggak mau kalau Sascha nikah sama Billie. Lu tahu sendirikan kebejatan Billi bagaimana? Tukang selingkuh dan orang tuanya itu sering menghina Sascha di belakang," jawab Dewa.
"Lalu apa yang harus gue lakuin?" tanya Tommy.
"Apakah cabang Amerika ada yang kosong? Aku ingin membuangnya ke sana dulu," jawab Dewa.
"Sascha kerja di sana? Sepertinya ada sih tapi kudu S2," jawab Tommy.
"Gue enggak peduli mau S2. Gue pengen Sascha ada di sana. Terus malamnya bisa kuliah!" perintah Dewa.
"Sepertinya bisa. Gue yakin Sascha mau di sana. Terus tujuan lu apa?" tanya Tommy lagi.
"Tujuan gue. Gue pengen Sascha jadi orang berhasil. Sejak sekolah Sascha sering dihina oleh adiknya. Terus kekasihnya sama keluarga kekasihnya," jawab Dewa tulus.
"Kalau begitu enggak usah kuliah malam. Bagaimana Sascha bisa kuliah Sabtu Minggu. Jadi Sascha tetap bekerja Senin sampai Jum'at dan Sabtu Minggu kuliah. Gue yakin Sascha bisa melakukan itu," saran Tommy.
"Baiklah kalau begitu. Gue setuju pendapat lu," balas Dewa.
"Kok hari ini gue kagak lihat Timothy?" tanya Tommy.
"Timothy berada di Medan. Semalam dia berangkat," jawab Dewa yang berdiri. "Mana ada meeting sama orang pusat?"
"Meeting apa?" tanya Tommy.
"Ya biasalah. Gue mau ngajakin Sascha kalau begitu," keluh Dewa.
"Terserah lu," balas Tommy.
Dewa akhirnya keluar dari ruangan Tommy. Lalu Tommy tersenyum manis melihat sang sahabat sedang jatuh cinta. Dalam hati Tommy berkata, "Kenapa enggak lu kawinin saja. Ngapain juga lu muter-muter kaya benang kusut?"
Tak semudah itu Dewa bisa menikahi Sascha. Karena Sascha sendiri mempunyai harga diri yang tinggi. Sascha ingin menjaga tali persahabatan bersama Dewa langgeng hingga tua nanti. Dewa berharap agar Sascha bisa luluh dan menikah dengan dirinya. Namun Dewa harus menunggu waktu yang tepat.
Dahulu memang Sascha berencana ingin kuliah lalu bekerja. Sascha ingin membahagiakan kedua orang tuanya. Sebelum kedua orang tuanya bahagia, Sascha tidak ingin menikah. Sebenarnya usia sudah tepat untuk menikah namun Sascha selalu menolak Dewa. Disisi yang berbeda Sascha memilih pria lain. Tanpa disadari oleh Sascha sang kekasih mempunyai tabiat buruk.
Sascha sering dimanfaatkan oleh sang pria dan juga kedua orang tuanya untuk menafkahi mereka. Namun Sascha tidak sadar akan hal itu. Setiap gajian uangnya selalu habis dan tidak tersisa. Disisi lain Dewa mulai curiga dengan Sascha. Dewa tahu kalau gaji Sascha sangat besar sekali bahkan kalau dikumpulkan uangnya bisa membeli puluhan rumah dan mobil.
Diam-diam Dewa sengaja menyelidiki uang tabungan Sascha. Lalu Dewa mengetahui jika Sascha sering memberikan uang yang fantastis kepada Billi dan keluarganya itu. Setelah itu Dewa sering menegur Sascha agar tidak memberikan uang berlebihan kepada mereka. Akhirnya Sascha menuruti apa kata Dewa. Sascha mencoba pelit kepada mereka. Tetapi Sascha malah dikatain miskin. Saat itulah Sascha sering direndahkan bahkan dicemooh.
Hari sudah siang. Ketika jam makan siang Dewa memanggil Sascha ke kantor. Dengan langkah gontainya Sascha masuk dan melihat Dewa yang memberikan sebuah map, "Kita makan siang di tempat biasa sambil meeting."
"Dengan siapa kita meeting?" tanya Sascha yang meraih Dewa.
"Mr. Kobe," jawab Dewa.
"Apa? Mr. Kobe," jawab Sascha yang tubuhnya melemas.
Dewa hanya terkekeh melihat Sascha yang lemas. Jujur saja Sascha takut bertemu dengan Mr. Kobe yang tidak lain pamannya Dewa yang konyol itu. Bukannya meeting malah tertawa terbahak-bahak. Begitu juga dengan Kobe yang konyol itu. Kobe sering sekali menyuruh Dewa dan Sascha menikah. Namun Sascha menolaknya. Karena alasannya belum siap. Ah... Sudahlah memang Sascha niatnya ingin menjaga tali persahabatan.
Setelah itu mereka berangkat ke pusat perbelanjaan di kawasan Bekasi. Di dalam mobil entah kenapa Sascha merasakan jantungnya berdetak kencang. Sascha sepertinya merasakan ada sesuatu yang ganjil. Menurutnya sudah lima kali dua puluh empat jam Billi tidak menghubungi sama sekali. Sascha mencoba menghubungi Billi berkali-kali. Tetapi hanya mailboxlah yang menjawab.
Sascha sangat kesal dan ingin menghajar pria itu. Sementara itu Dewa yang masih fokus pada kemudinya sudah mengetahui keberadaan Billi. Lalu Dewa berkata, "Sepertinya Billi sedang tidur dengan orang lain?"
"Maksudnya?" tanya Sascha.
"Enggak ada apa-apa," jawab Dewa yang mulai memberikan clue tentang perselingkuhan Billi.
"Kamu itu bukannya ngasih solusi agar Billi mengangkat ponselnya. Malah nakutin aku," kesal Sascha.
"Itu benar Sa. Aku sudah mengetahui keberadaan Billi. Kamu tahu kenapa Billi menghilang? Karena Billi bersama Risa sahabat kamu sendiri. Aku tidak mau kamu menangis karena orang itu," batin Dewa.
"Wa," panggil Sascha.
"Apa Sa?" tanya Dewa.
"Sabtu aku mau ambil mobilku," jawab Sascha.
"Mau ke mana?" tanya Dewa.
"Ke rumah Billi," jawab Sascha.
"Kamu yakin mau ke sana?" tanya Dewa.
"Yakin. Aku mau bertemu dengan Billi. Mungkin saja Billi sedang libur," jawab Sascha.
"Terserah. Jam berapa kamu berangkat?" tanya Dewa lagi.
"Jam lima pagi. Semoga jalanan tidak macet," jawab Sascha.
"Insya Allah," balas Dewa.
Sesampainya di pusat perbelanjaan, Sascha melihat jam tangannya yang sudah menunjukkan pukul 12.00. Sascha akhirnya mengajak Dewa untuk pergi ke toko kaset yang cukup lengkap dan sangat terkenal. Sebelum sampai sana Dewa menarik tangan Sascha untuk berhenti, "Kamu mau ke mana? Bukannya kamu lapar?"
"Memangnya Mas Kobe datang jam berapa?" tanya Sascha.
"Ngaret dia. Masa bikin janji jam dua belas siang belum datang. Aku hubungi ternyata masih ngorok," jawab Dewa.
"Apa?" pekik Sascha.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 479 Episodes
Comments
Seruling Emas
Sometimes, org baik gak terlihat. Sabar dewa
2022-09-28
0
El_Tien
dewa keren
2022-06-20
0