Tepat pukul sembilan malam. Dewa mengajak Sascha pergi ke bandara. Sebelum pergi Dewa menitipkan Dita ke Tommy. Agar mereka pulang bersama.
Di dalam perjalanan menuju bandara. Sascha mendapat pesan dari Billi. Lalu Sascha membaca pesan itu dengan mata membulat sempurna. Sascha menggelengkan kepalanya merasakan tubuhnya bergetar. Dewa yang berada di sampingnya terkejut melihat Sascha yang bergetar. Dewa mengerutkan keningnya sambil bertanya, "Ada apa?"
"Billi mengancam akan ke Nganjuk jika aku tidak memberinya uang," jawab Sascha.
"Oh... Jadi dia mulai berani memeras kamu," ucap Dewa yang mengambil ponselnya. "Dia meminta uang berapa ke kamu?"
"Lima puluh juta," jawab Sascha.
"Yang benar saja. Dia meminta segitu," kesal Dewa yang melacak keberadaan Billi.
"Aku harus bagaimana?" tanya Sascha.
"Kamu jangan memberikan dia uang sebanyak itu. Itu uang hasil keringatmu sendiri. Aku yang akan mengurusnya!" titah Dewa.
"Aku enggak mau kamu ikut-ikutan," ucap Sascha.
"Jika aku enggak ikut-ikutan... Aku bisa memutasi kamu ke Sidney atau Ontario," kesal Dewa sana Sascha.
"Maksudnya ini urusan aku. Kamu tidak perlu ikut-ikutan. Jika kamu ikut-ikutan berarti aku enggak gentle donk menghadapi masalah!" kesal Sascha yang cemberut.
"Sascha... Kamu tahu siapa dia? Dia adalah lintah darat. Bukan kamu saja korbannya. Melainkan banyak orang," tambah Dewa.
"Pusing kepalaku jika ingat dia. Bisa enggak ya aku lepas dari sana?" tanya Sascha yang memegang kepalanya.
"Kamu bisa melakukannya. Asalkan kamu mau mengikuti saranku. Pertama kamu harus menjebloskan mereka ke dalam penjara dengan kasus pemerasan. Kamu boleh memakai Jake Adrian sebagai pengacaramu," saran Dewa.
"Aku enggak mau berurusan dengan hukum. Aku tidak mau membuat ribet," kata Sascha.
"Kalau begitu terserahlah. Jika Billi ke rumahmu yang di Nganjuk. Dia mau ngapain coba?" tanya Dewa.
"Entahlah," jawab Sascha.
Di mansion mewah seorang pria paruh baya sedang membuka foto keluarga. Pria itu melihat sang putri yang sedang duduk manis bersama dirinya ketika waktu muda. Setetes air mata telah keluar dari pelupuk matanya. Lalu pria itu meraih ponselnya dan melihat foto Sascha yang sangat mirip dirinya. Wajah garangnya berubah sendu dan menggelengkan kepalanya. Tak lama datang seorang wanita paruh baya sedang membawa teh hijau ke ruangan pria itu. Lalu wanita itu menaruhnya di atas meja.
"Gerre," panggil wanita itu yang menghempaskan bokongnya di kursi.
"Chloe," sapa Gerre.
"Kamu tidak pernah menyangka kalau putri kita Aulia masih hidup," jawab Gerre nama pria itu.
"Apa?" pekik Chloe nama wanita itu. "Tidak... Putri kita sudah meninggal ketika berada di hutan mangrove."
"Aku merasa dia masih hidup. Dia tumbuh menjadi gadis dewasa yang cantik," jawab Gerre.
"Aku yakin Aulia sudah meninggal. Ketika kita liburan di pantai. Putri kita meninggal dengan tusukan bertubi-tubi. Kita kan yang menguburkan mayatnya," ucap Chloe.
"Perasaan seorang ayah sangat kuat. Aku tidak akan bisa menghentikan semua ini," ujar Gerre yang memberikan foto itu ke Chloe. "Lihatlah foto itu dengan seksama!"
Chloe segera meraih ponselnya Gerre dan melihat foto Sascha. Air matanya tumpah dan dadanya sesak. Chloe segera mengenali sosok Sascha tersebut. Lalu menggelengkan kepalanya sambil berkata, "Jadi selama ini dia adalah?"
Gerre mengerutkan keningnya sambil bertanya, "Maksudnya?"
"Dia adalah teman baik Dewa. Yang di mana Dewa adalah pemegang saham yang terbesar di perusahaan kita yang berada di Jakarta," jawab Chloe. "Sascha sering mendampingi Dewa untuk mengikuti meeting dewan direksi perusahaan kita."
Gerre tersenyum manis dan menatap wajah Chloe. Gerre seakan mendapat angin segar dari Chloe sang istri. Lalu apa hubungannya dengan Sascha? Kenapa Chloe dan Gerre bersikeras terhadap Sascha bahwa itu putrinya? Jika benar-benar Sascha adalah putrinya, kenapa Sascha pergi dari mereka? Sungguh ini menjadi teka-teki yang rumit.
"Darimana kamu mendapatkan informasi ini?" tanya Chloe.
"Aku mendapatkan informasi ini dari Risa yang ingin membunuhnya," jawab Gerre.
"Apakah kamu akan membunuhnya?" tanya Chloe.
"Tidak. Aku tidak akan membunuhnya. Dia putriku yang memiliki wajah yang sangat persis denganku. Aku tidak akan melakukannya."
"Jika dia bukan putrimu?"
"Aku akan melakukan tes DNA untuk membuktikan kebenarannya. Jika tes DNA tidak membantu menemukan putriku. Tetap aku tidak akan membunuhnya. Aku akan mengangkat dirinya sebagai anak angkatku. Aku sungguh-sungguh merindukan putriku."
Ada kalanya manusia berharap lebih pada keinginannya tersebut. Namun itu semua akan menjadi takdir. Yang di mana takdir itu menjadi nyata. Seperti Gerre yang telah kehilangan putrinya pada waktu itu. Gerre berharap bisa menemukan putrinya. Tetapi semuanya itu tidak mudah. Gerre sengaja mendirikan perusahaan di setiap negara demi menemukan seorang putri yang hilang.
Sesampainya di bandara Dewa menyuruh para pengawalnya untuk ditugaskan melihat gerak-gerik Billi. Dewa ingin mengetahui apa saja yang dilakukan oleh Billi. Namun apa yang dilakukan oleh Dewa sempat dilarang oleh Sascha. Tetapi Dewa bersikeras melakukannya.
"Kamu enggak perlu melakukannya. Biarkan Billi menjalankan hidup tanpa harus diawasi," pinta Sascha.
"Sa... Ini semua demi kebaikan kamu. Kamu harus tahu bagaimana dia. Kamu tahu apa yang aku maksud?" ujar Dewa.
"Maksudnya?" tanya Sascha.
"Kamu tahu kenapa para pengawalku mengumpulkan barang bukti Billi. Jika keluarganya menyerangmu. Semua bukti terkumpul akan menjadi senjata untuk menyerang balik mereka," jawab Dewa. "Betapa liciknya mereka Sa. Enggak kamu saja korbannya. Banyak yang lainnya. Hingga orang itu sampai bunuh diri. Bahkan mereka membiarkan mereka memiliki anak dari Billi. Yang di mana Billi dan keluarganya tidak bertanggung jawab. Jika kamu menjadi miskin semiskin miskinnya. Mereka juga tidak akan melepaskan kamu. Kamu akan menjadi sapi perah. Apalagi kamu kerja di perusahaan yang ternama. Gaji pokokmu puluhan juta. Jadinya kamu adalah tambang uangnya."
Sascha terkesiap mendengar penjelasan Dewa kenapa ini bisa terjadi? Kenapa Billi dan keluarganya ingin memerasnya? Sedangkan Billi dan keluarganya adalah orang yang mampu. Mereka bisa mencari uang. Bahkan Billi sendiri usianya masih muda.
"Aku terjebak dalam lintah darat," ucap Sascha.
"Bukan terjebak. Malah kamu sudah masuk ke dalam sarang lintah darat. Yang di mana lintah darat itu ingin menghancurkan masa depanmu. Jika kamu tidak memiliki apa-apa. Kemungkinan besar kamu ditinggalkan begitu saja. Makanya aku mencegah kamu untuk menikah dengan Billi. Kamu sudah paham?" tanya Dewa yang menjelaskan kepada Sascha.
"Ya aku paham," ucap Sascha.
"Sekarang kamu lupakan siapa Billi. Sekarang kamu berkonsentrasi pada pekerjaanmu. Tahun depan kamu mulai kuliah. Jadi persiapkan semuanya," pinta Dewa.
Satu kata paham buat Sascha. Setelah Dewa menjelaskan semuanya. Apa yang terjadi selama ini Sascha tidak paham. Mungkin karena dulu diselimuti oleh perasaan yang menggebu ingin menikah. Setelah mendapat penjelasan tentang Billi dan keluarganya. Rasa sesak yang berada di dalam hatinya sekarang berkurang sedikit demi sedikit. Sascha akan memilih jalan hidupnya tanpa harus diganggu oleh siapapun termasuk mereka. Lalu apakah Sascha akan merestui hubungan Billi dan Risa?
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 479 Episodes
Comments
Yuen
Udah putus ngapain mau dimintain uang? Kok aneh pola pikirnya, gak rugi apa jg, biarin aj ngancam ngapaen resah 😆😂
2023-02-14
0