Mereka akhirnya berangkat ke Bandung di pagi hari. Sascha yang sedari tadi hanya diam bingung memikirkan kenapa hubungan mereka bisa terjadi seperti ini? Dari awal sudah ada restu kedua belah pihak. Bahkan sebelum menuju ke pernikahannya. Kedua belah pihak sangat merestuinya. Lalu Sascha mulai bertanya dalam hati, kenapa tidak berjalan sesuai dengan harapan? Apa mungkin ada suatu masalah?
Dewa yang tahu Sascha diam akhirnya menghentikan mobilnya. Lalu Dewa melihat wajah Sascha dengan lekat, "Kamu kenapa sedari tadi hanya diam?"
"Aku bingung, kenapa akhir-akhir ini aku merasa ada yang aneh dengan hubungan ini?" tanya Sascha.
"Anehnya?" tanya Dewa.
"Kenapa Billi menghindariku? Kenapa Billi sering menghilang? Kenapa Billi tidak pernah muncul?" tanya Sascha.
"Kamu tahu kenapa? Apakah kamu percaya dengan jawabanku?" tanya Dewa.
"Ya enggak gitu kali ya Wa. Jika enggak suka lebih baik ngomong. Kamu tahu hari pernikahan aku itu sebentar lagi," jawab Sascha.
"Jika Billi enggak mau sama kamu? Apakah kamu terus memaksa? Hey... Girl... Masih banyak pria yang tulus kepadamu. Mencintai kamu apa adanya. Lalu kamu kenapa mengejarnya hingga terseok-seok?" tanya Dewa. "Jadilah wanita yang jual mahal."
"Iya aku mengerti. Lalu kenapa sekarang Billi kok menghilang? Dan kenapa mama juga enggak pernah menghubungi aku lagi? Sementara aku hubungi balik mama bicaranya ketus banget. Aku merasakan ada sesuatu yang aneh dalam beberapa Minggu terakhir ini," jawab Sascha.
"Lalu kenapa kamu bingung?" tanya Dewa.
"Ya bingung aja. Dulu mama kalau aku tidak menghubungi sama sekali malah bingung. Sekarang malah sebaliknya. Sekarang Dina, Nico dan Santi ketus jika ditanya. Mereka sepertinya memusuhi aku," jawab Sascha.
"Jika aku memberitahukan kenapa mereka tidak berbicara dengan baik sama kamu? Apakah kamu masih percaya denganku?" tanya Dewa.
"Hmmp... Katakan saja," jawab Sascha.
"Ok... Kamu itu dimanfaatin sama mereka. Kamu itu adalah ATM berjalan bagi mereka. Pas mereka meminta uang ke kamu. Kamu itu selalu ngasih secara terus menerus. Dan setelah aku menyuruhmu menyetop memberinya uang. Mereka mencak-mencak enggak karuan," jawab Dewa yang menjelaskan maksud tertentu.
Sascha tidak percaya apa yang dikatakan oleh Dewa. Sascha mencoba untuk tenang dengan mencoba menelaah apa yang telah terjadi. Akhirnya Sascha memandang wajah Dewa sambil bertanya, "Apakah itu benar?"
Dewa menganggukan kepalanya sambil menatap wajah Sascha lagi, "Yang aku katakan itu benar. Coba kamu ingat perlakuan manis ketika mendapatkan uang darimu?"
"Jangan su'udzon begitu kali. Mungkin saja mereka lagi senang," jawab Sascha. "Ayo kita jalan. Enggak usah berdebat seperti ini."
"Aku enggak berdebat. Aku hanya bilangin sama kamu tentang kenyataan. Jika hari ini kamu mendapatkan suatu kenyataan tentang itu siapa calon suami kamu dan keluarganya. Aku harap kamu jangan menangis. Tetaplah tersenyum walau itu menyakitkan," pinta Dewa.
"Baiklah," jawab Sascha.
Kemudian Dewa mulai menancap gas untuk pergi ke Bandung. Dewa adalah sosok pria yang bertanggung jawab dan baik. Untuk menjadi suami yang setia Dewalah yang pantas. Bahkan Dewa termasuk pria yang lucu. Pagi ini Sascha merasakan ada sesuatu yang tidak baik. Entah karena hatinya atau apa? Sascha harus menyelesaikan masalah ini.
Di kabupaten Nganjuk. Sepasang suami istri sedang menikmati teh dan cemilan hanya bisa menghela nafasnya. Mereka dibingungkan dengan sebuah pesan dari calon menantunya itu. Malam tadi Billi mengirim pesan melalui WhatsApp untuk memberitahukan kalau Sascha itu miskin dan tidak bisa menyamai harta keluarganya. Sang bapak tidak habis pikir dengan pesan tersebut. Lalu sang bapak memanggil sang istri, "Ibu."
"Iya," sahut Bu Nirmala yang mengambil sayur di kulkas. "Ada apa pak?"
"Begini bu. Calon menantu kita mengirim pesan yang bapak sangat aneh sekali. Entah kenapa putri kita diejek miskin," jawab Andika.
"Apa benar pak?" tanya Bu Nirmala.
"Iya Bu. Ini pesannya ada," jawab Pak Andika yang mengambil ponselnya dan mencari pesannya Billi.
"Pak... Dari dulu ibu tidak suka sama Billi. Namun Sascha bersikeras untuk menikah dengan Billi. Ibu lebih baik milih Dewa ketimbang Billi," ucap Bu Nirmala.
"Bapak enggak berharap kalau Sascha bisa jadi sama Dewa. Ibu tahu sendiri kalau Dewa itu anaknya orang kaya. Bapak minder punya menantu kaya," ujar Pak Andika.
"Bukannya ibu matre pak. Coba saja cara Dewa memandang wajah Sascha. Ada sesuatu yang terpendam dalam hati. Orang tuanya juga berharap lebih pada hubungan mereka. Ya enggak sekedar sahabat," jawab Bu Nirmala.
"Jika Dewa jodohnya Sascha ya mau bagaimana lagi. Bapak juga enggak akan melarang hubungan mereka," ucap Pak Andika.
"Kita berdoa saja yang terbaik bagi Sascha. Sascha juga berencana pengen kuliah lagi," sahut Ibu Nirmala.
Pak Andika tidak habis pikir, shubuh mendapatkan sebuah pesan dari Billi. Pak Billi terkejut karena calon menantunya mengatakan Sascha miskin. Meskipun wajahnya biasa namun hatinya sangat kecewa sekali. Lalu bagaimana dengan Ibu Nirmala? Justru ibu Nirmala sangat kecewa dan menahannya. Ibu Nirmala malah menginginkan pernikahan antara Sascha dan Billi tidak terjadi.
Sesampainya di Bandung. Dewa memarkir mobilnya di halaman villanya. Lalu Dewa memandang wajah Sascha dengan menghela nafasnya, "Temui sekarang. Setelah itu kita pergi ke Seoul!"
"Kenapa mendadak?" tanya Sascha yang bingung. "Bukannya Minggu depan?"
"Minggu depan bagaimana! Rencananya hari Senen pagi itu sudah meeting," jawab Dewa.
"Berapa hari kita ke sana?" tanya Sascha yang memutar bola matanya dengan malas.
"Seminggu. Kamu tahu kalau ini meeting terakhir di akhir tahun."
"Bukan seminggu. Meeting itu dilaksanakan tepat hari Rabu sampai Selasa. Kalau kita berangkat ke Seoul sekarang. Buat apa?" tanya Sascha.
"Temani aku nonton Mr. Big," jawab Dewa yang cengengesan.
"Astaga. Bukannya Mr. Big main di Jepang?" tanya Sascha.
"Iya. Sekalian temani aku," rayu Dewa.
"Beliin tiketnya," ucap Sascha dengan wajah datar.
"Sudah. Pergilah sana. Aku mau berenang," usir Dewa.
Sascha menganggukan kepalanya sambil keluar dari mobil. Sementara itu Dewa melihat kepergian Sascha sambil menghela nafasnya, "Keras kepala juga ini bocah!"
Dewa memutuskan untuk keluar dari mobil. Lalu Dewa mengikuti Sascha hingga masuk ke dalam rumah kecil milik Billi. Namun Dewa memutuskan berhenti di depan pintu gerbang itu. Sedangkan Sascha sudah masuk ke dalam. Ketika masuk ke dalam Sascha dihadang oleh Bu Fatin.
"Mau ngapain kamu?" tanya Bu Fatin dengan ketus.
"Ma," panggil Sascha dengan lembut.
"Ngapain ke sini?" ketus Bu Fatin.
"Aku ingin bertemu dengan Billi," jawab Sascha.
"Sudah berani ya bertemu dengan anak saya!" teriak Bu Fatin dengan suara yang meninggi.
"Maksudnya mama?" tanya Sascha dengan serius.
"Kamu sudah miskin datang ke sini!" bentak Bu Fatin.
"Ma... Aku enggak ngerti maksud mama apa? Aku memang orang miskin ma. Tapi aku punya hati," ucap Sascha.
"Enggak usah bicara hati! Enggak usah bicara perasaan! Kamu itu tidak pantas untuk Billi! Billi sekarang mau nikah dengan Risa!" geram Bu Fatin.
"Apa!" pekik Sascha.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 479 Episodes
Comments
Yuen
Wanitanya katanya pinter nyatanya oon, gak bs mikir pake logika 😂
2023-02-14
0