Melihatnya...lagi

"Udah siap, dek? ayok berangkat kita!" ajak Zain

"Ayok,bang! pake jeketla bang dingin lo, masik pagi kali ini." ucap Mila

"Baek-baek kau disana ya, jangan tinggalkan Shalat, jaga nama baik keluarga kita." Mai memeluk Zain erat, Air matanya pun menetes membasahi jeket yang di pakai anaknya.

"Zain mau kerjanya mak! bukan mau perang, nantikan Zain pulang lagi, insya Allah." ucap Zain sambil mencium Mai.

"Ayah... Zain pergi dulu, jaga kesehatan ayah." peluk Zain

"Iya hati- hati di jalan, kalau sudah sampai kabari ayah, bilangkan terimakasih sama buya dan Arif karna sudah mau mengantarmu, ya!"ucap Arpin

Zain masuk kekamar Nando, nando baru selesai baca Alqur'an.

"Abang pigi dulu, rubah sikapmu. jangan menyusahkan ayah mamak. Kita ini laki-laki. Tanggung jawab ada pada kita. Kalau bukan mulai dari sekarang, kapan lagi! ayah mamak sudah tak muda lagi, Ndo. Buat mereka bahagia dengan pencapaian kita."

Zain memeluk Nando yang diam tanpa menjawab perkataan Zain.

\=\=\=\=\=

"Mana bang mobil buyanya, kok belum sampek?" tanya Mila celingukan melihat kearah jalan, namun tak menemukan mobil yang dicarinya.

tin...tin... suara kelakson mobil, yang datang dari arah yang tak diperhatikan Mila.

"Tu mobilnya!" ucap Zain

Arif turun dan membuka bagasi mobilnya, Zain memasukkan barang- barang miliknya. Lumayan banyak. Lebih banyak dari bawaan Zain sewaktu pulang kemaren.

"Maaf ya, Rif! kerjaan mamak, ntah hapa-hapa di bawakkan, sampai sambal teri pun di buatkan mamak!" Zain merasa tak enak dengan sahabatnya itu, karena banyaknya barang bawaan yang di bawanya.

"Namanya orang tua, ya seperti itu Zain, orang tua tetap melihat anaknya itu seperti anak kecil." Ummi Ana menyahut dan membuka pintu mobilnya untuk turun.

"Kok Mila yang antar, mau sekolah nak?" sapa ummi Ana ramah.

"Iya Ummi, Ayah gak bisa ngantar ada rapat di sekolah." jawab Mila mencium tangan Ummi Ana, ummi Ana memeluknya.

"Terimakasih, sudah memberikan tumpangan buat bang Zain ummi. Maaf merepotkan." ucap Mila beramah tamah.

"Buya, terimakasih ya!" Mila melihat buya yang menurunkan kaca mobilnya.

"Iya... gak ada yang repot. Sekalian lewatnya!" jawab buya yang tak kalah ramahnya.

"Dek, abang berangkat! Sukses ujiannya.

Jaga ini ya!" Zain memegang jilbab sekolah Mila, memberikan kode agar adiknya istiqomah menggunakannya.

"Pertahankan... ini kewajiban! gak usah takut gak laku. Nanti kalok gak laku abang bantu jualkan." ucap Zain tertawa, menggoda adiknya.

"Abang ni, memangnya aku cewek apaan?" balas Mila. Dia mencium tangan Zain dan melihat abangnya itu masuk ke dalam mobil.

"Oiya... bang Dzaki hati hati ya, titip bang Zain, terimakasih." Mila menyapa teman abangnya itu. Arif hanya tersenyum, tanpa menyahut.

"Namanya memang Dzaki kan? Kemaren aku dengar ummi memanggilnya Dzaki! tapi abang manggilnya Arif, auah...." Mila berbicara pada dirinya sendiri.

Mila melihat jam di pergelangan tangan kanannya. "Ya Allah... setengah tujuh." ucapnya terkejut. Milapun melajukan keretanya menyusuri jalanan yang ramai orang berlalu lalang, pulang belanja dari pajak. (pajak \= pasar, tempat jualan sayur ikan dan lain- lain).

Setengah jam kemudian Mila sudah sampai di sekolah. Sekolah masih sepi hanya ada penjaga sekolah dan beberapa orang guru . Teman- teman Mila belum satupun kelihatan.

Cepat banget datangnya, Neng! sapa mang Ilin penjaga sekolah. Mang Ilin perantau dari bandung dia saudara dengan istri kepala sekolah.

"Ayok sarapan, Neng!" ajak mang Ilin, merasa tak enak karena makan sendiri.

"Terimakasih mang, mamang sarapan aja." jawab Mila tersenyum ramah

"Pasti, neng puasa!" lanjut mang Ilin menerka.

"Iya, Mang! Insya Allah...." Mila tersenyum sambil mengambil buku dalam tasnya.

\=\=\=\=

"Kalian berapa bersaudara, Zain?" tanya ummi Ana yang duduk di sebelah Zain.

"Empat ummi, kak Husna yang kemaren mengayunkan, Zain, Mila, dan Nando." Zain menjelaskan, jari tangannya ikut dia gerakkan.

"Loh... jadi Husna itu yang kakakmu? ummi pikir malah suaminya, kok gak mirip ya?"

"Haha... iya ummi, kami bersaudara gak ada yang mirip, semua mukanya lain-lain" Zain tertawa membenarkan ucapan ummi, memang benar mereka tidak mirip satu sama lain.

"Kalau Nando yang mana? ummi tidak melihatnya semalam." tanya ummi penuh rasa ingin tau.

"Nando ini lain ummi, dia gak suka keramaian, agak beda ni anaknya. Lumayan bandel mik, anak paling kecil kata orang biasa begitu." Zain melanjutkan omongannya.

"Memang begitu kalau paling kecil, agak berbeda dari kakak dan abangnya. Apalagi kalau anak satu satunya!" ummi Ana melirik laki laki yang mengemudikan mobil mereka.

"Kenapa Ummii... Dzaki salah apa lagi?" ucap Dzaki yang tetap fokus menyetir, namun bisa melihat umminya dari kaca spion.

"Kalau anak satu-satunya luar biasa, semua perhatian cuman buat dia, kasih sayang itu tak terbagi. Buya berdoa semoga anak satu satunya buya bahagia dunia akhirat. Di jaga Allah dari maksiat dan cepat kasi kami cucu." jawab buyaLatif serius

"Aamiin... jadi kapan Arif mudzaki Lc!" tanya ummi, menegaskan gelar yang sudah di sandang anaknya. Bermaksud menegaskan usianya yang sudah menyelesaikan pendidikan S1nya.

"Nanti ummi kalau sudah jadi Arif Mudzaki lc.MA." jawab Arif tanpa ragu-ragu.

"Aihhmak... lama lagi kita menimang cucunya ni, mik!" ucap buya Latif, mendengar penuturan anaknya yang masih mau melanjutkan pendidikannya.

\=\=\=\=\=\=\=\=\=\=\=\=\=\=\=\=\=\=\=\=\=\=\=\=\=\=\=\=\=\=

hay... semoga terhibur baca ceritanya,

silahkan like, komen dan vote ya.

supaya saya semakin semangat nulisnya.

selamat menunaikan ibadah puasa 😊😊

Terpopuler

Comments

Rahayu Pus

Rahayu Pus

lanjoooooooot......

2021-07-05

1

Koit Lom:v

Koit Lom:v

Likenya Boom

2020-07-08

0

🎀ᵀᵗᵇ'ˢ Inka24#BTBM❤️

🎀ᵀᵗᵇ'ˢ Inka24#BTBM❤️

mampir lagi nih 😁👍❤️

2020-07-01

1

lihat semua
Episodes
1 Kata orang
2 Kereta baru
3 Olahraga
4 Diantar Pulang
5 Curhat
6 Ariel ku
7 Sahabat
8 Abang pulang
9 Mengayunkan
10 Pamit
11 Aku Tau
12 Melihatnya...lagi
13 Teringat
14 Kepala Sekolah
15 Danau Toba
16 Taik Cecak
17 Cerita
18 Cerita 2
19 Lebih Baik
20 Rapat
21 Syahadah Milad
22 Cucu Ummi
23 Al-azhar Park
24 Kabar Gembira
25 Doa
26 Pengganti
27 Karsinoma Nasofaring
28 Tamu
29 Mimpi
30 Umroh
31 Kejutan
32 Menghindar
33 Rumahku
34 Hujan
35 salah paham
36 Pernikahan
37 Semua Pergi
38 DILAMAR
39 Teman Ayahku
40 Mencoba
41 Tak sabar
42 Negosiasi
43 Adat yang bercampur
44 Merasa Aneh
45 Hari kedua
46 Simalem Resort
47 Sparing partner
48 Istriku
49 Nasi goreng dan Selada
50 Cemburu
51 Hadiah
52 Apa ini mimpi?
53 Pengantin Lama
54 Gagal Diving
55 Suamiku
56 Rencana
57 Sensitiv
58 Demi Baby
59 Aladin beli Bakso
60 Bayi Kembar
61 Penantian
62 Lahir
63 Orang Tua Baru
64 Persahabatan dimulai
65 Tifestan Forte
66 Cerita bi Lastri
67 Mudik
68 Jangan membantah!
69 Mamak dan Ummi bingung
70 Berangkat
71 Drop
72 Pengumuman
73 Tambahan support
74 Semangat
75 Support systemnya Double kuadrat
76 Support system Induk
77 Permintaan Maaf
78 Jelek!
79 Males Reuni
80 Pergi
81 Buat Umma bangga!
82 Extra part
Episodes

Updated 82 Episodes

1
Kata orang
2
Kereta baru
3
Olahraga
4
Diantar Pulang
5
Curhat
6
Ariel ku
7
Sahabat
8
Abang pulang
9
Mengayunkan
10
Pamit
11
Aku Tau
12
Melihatnya...lagi
13
Teringat
14
Kepala Sekolah
15
Danau Toba
16
Taik Cecak
17
Cerita
18
Cerita 2
19
Lebih Baik
20
Rapat
21
Syahadah Milad
22
Cucu Ummi
23
Al-azhar Park
24
Kabar Gembira
25
Doa
26
Pengganti
27
Karsinoma Nasofaring
28
Tamu
29
Mimpi
30
Umroh
31
Kejutan
32
Menghindar
33
Rumahku
34
Hujan
35
salah paham
36
Pernikahan
37
Semua Pergi
38
DILAMAR
39
Teman Ayahku
40
Mencoba
41
Tak sabar
42
Negosiasi
43
Adat yang bercampur
44
Merasa Aneh
45
Hari kedua
46
Simalem Resort
47
Sparing partner
48
Istriku
49
Nasi goreng dan Selada
50
Cemburu
51
Hadiah
52
Apa ini mimpi?
53
Pengantin Lama
54
Gagal Diving
55
Suamiku
56
Rencana
57
Sensitiv
58
Demi Baby
59
Aladin beli Bakso
60
Bayi Kembar
61
Penantian
62
Lahir
63
Orang Tua Baru
64
Persahabatan dimulai
65
Tifestan Forte
66
Cerita bi Lastri
67
Mudik
68
Jangan membantah!
69
Mamak dan Ummi bingung
70
Berangkat
71
Drop
72
Pengumuman
73
Tambahan support
74
Semangat
75
Support systemnya Double kuadrat
76
Support system Induk
77
Permintaan Maaf
78
Jelek!
79
Males Reuni
80
Pergi
81
Buat Umma bangga!
82
Extra part

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!