Diantar Pulang

"Ahmad, Mila kemana? Tadi bapak lihat, dia ada waktu baris pagi? tanya pak Iman pada ketua kelas XII IPA 1.

"Mila diruang UKS pak, tadi kepalanya kena bola volly,terus katanya pusing. Maaf, pak. Semua gara-gara Ahmad, tadi Ahmad tidak sengaja." jawab Ahmad sambil melihat bangku kosong yang biasa ditempati Mila. Dia semakin merasa bersalah.

"Ya sudah... lain kali hati hati! kita lanjutkan pelajaran kita. Anak-anak,Pekerjaan rumah yang bapak berikan kemarin,silahkan di kumpulkan ke depan!"

Semua siswa antusias mengikuti pelajaran pak Iman. Bersama pak Iman Matematika menjadi menyenangkan tak terkecuali untuk Juna, Juna sedikit lambat dalam semua pelajaran kecuali pelajaran biologi. Kalau biologi,dia jagonya. Karena itu kuliah nanti dia akan masuk ke sekolah perawat. Dimana nyambungnya? Hm... Anatomi tubuh mungkin, dia juga sangat penyayang dan tidak takut darah. Beda dengan dua sahabatnya.

tok..

tok...

tok...

"Permisi, pak!" suara ketukan pintu sontak mengalihkan semua pandangan siswa yang sedang berkonsentrasi ke papan tulis.

"Iya, bu Ayu. Ada apa?" tanya pak Iman.

"Saya mau ambil tasnya Milatul Ulya. Tadi pak Kepala Sekolah lewat ruang UKS, terus melihat Mila sedang tidur. Kata pak Husin, lebih baik Mila pulang saja, istirahat dirumah. Terus sekalian mau izinin Erwin pak, biar Erwin yang antar Mila pulang."

"Baik... silahkan ambil tasnya!,

Erwin kemasi tasmu,kamu boleh pulang... hati hati. Tolong pastikan Mila selamat sampai rumahnya. Dan ingat kerumahnya ya,Win... jangan kau bawa kerumahmu!" ucap pak Iman mencairkan suasana kelas yang tampak tegang.

Kelaspun ramai seketika oleh tawa siswa yang mendengar ucapan pak Iman. Juna pun ikut menyambut perkataan pak Iman.

"Ingat itu, Win... biasa aja kau bawa keretanya, gak usah kau lama lamakan sampek rumahnya. Mila itu sedang sakit. Jangan kau cari-cari kesempatan, ya!"

\=\=\=\=

Diruangan Uks, Mila membetulkan jilbab sekolahnya yang tadi ia buka sewaktu tidur, kepalanya masih terasa berat.

"Ya Allah... kena bola saja sesakit ini! lemah sekali aku." ucapnya lirih.

"Assalamu'alaikum... yok!" ucap Erwin yang datang bersama kak Ayu.

"Gak apa-apa, Ewin ngantar Mila? Ewin jadi ketinggalan pelajaran, loh!" Mila menjawab salam dan menghampiri Erwin.

"Gak papa, nanti kita kejar sama sama". Ewin memberikan tas Mila.

"Ehm...ehm... kacang kacang! ucap kak Ayu yang merasa tak dianggap, sambil membereskan tempat tidur yang sudah di rapikan Mila

"Eh... kak Ayu terimakasih ya sudah menjaga Mila, kami permisi dulu Assalamu'alaikum." ucap Mila menahan malu, meninggalkan ruangan itu

"Wa'alaikumsalam." jawab kak Ayu.

"Memang benar kata orang laki laki dan perempuan tidak boleh bersahabat." gumamnya dalam hati.

\=\=\=\=

"Pegangan kereta baru ini, gak bisa pelan dia!" ucap Erwin sambil menambah laju keretanya.

"Gak usah, pegang belakang kereta aja!" jawab Mila datar.

"Milatul Ulya... kau lagi pusingkan. Kalok kau jatuh nanti, cemana? kena marah mamakmu aku!" Erwin pun menghentikan keretanya.

" Iya... iya..." Mila memegang pinggang Erwin ragu. Ada sedikit ketakutan disana, semakin bertambah usianya, Mila semakin mulai menjaga jarak dengan lawan jenis.

Dia semakin ingin mendekatkan diri kepada Tuhannya. Dia tidak ingin orang tuanya tidak percaya lagi kepadanya. Ayahnya sering mewanti wantinya untuk tidak macam macam kalau masih ingin sekolah.

Satu jam kemudian mereka sampai dirumah sederhana Mila.

"Assalamu'alaikum, mak!" ucap Erwin sambil memarkir kereta Mila.

"Loh... Mila kenapa, Win? Mai setengah berlari menghampiri mereka.

"Kena bola mak... sakit kepala Mila." jawab Mila sambil membuka sepatu dengan kakinya.

"Terimakasih ya, Win" ucap Mila langsung masuk kedalam rumah.

Satu-satunya teman laki-laki Mila yang dikenal Mai, ya cuma Erwin. Selain sering termasuk dalam cerita Mila saat curhat, orang tua Erwin juga satu pengajian dengan Mai.

"Eh... ada bang Erwin!" sapa perempuan yang baru keluar dari arah dapur.

"Loh, kok Aisy disini? gak sekolah?" tanya Erwin.

"Kata mamanya, demam tadi dia... jadi gak sekolah. Tapi malah datang kemari pula,bosan katanya dia dirumah " jawab Mai.

Aisyah senyum senyum sendiri menatap Erwin.

" Eh...Win ayok masuk dulu, tadi mamak, masak sayur daun ubi tumbuk sama sambal teri kacang, ayok kita makan sama sama." ajak Mai.

"Terimakasih, mak... lain kali saja" Erwin harus pulang nanti umik bingung tengok kereta Erwin, mungkin kereta Erwin sudah sampai rumah duluan, Tadi keretanya, Ahmad yang bawa pulang." Erwin menolak ajakan Mai dengan sopan.

"Jadi, kau naik apa pulangnya?" tanya Mai.

"Udah, Aisy aja yang antar yok bang!" sambung Aisyah

"Gak usah... kan Aisy lagi sakit." sambil memegang kening Aisy, Erwin menolak tawarannya, Aisy tersipu.

"Enggak panas!" gumam Erwin dalam hati.

"Erwin naik angkot saja, mak. Assalamu'alaikum." ucap Erwin sambil mencium punggung tangan Mai.

"Da Aisy... " Erwin melambaikan tangannya pada Aisy. Daa Mila...." ucap Erwin dalam hati.

Dari balik jendela ada wanita yang tersenyum melihat kepergian Erwin. Terimakasih Win... hati hati. Senyum mengembang indah bak bulan sabit.

Terpopuler

Comments

Rahayu Pus

Rahayu Pus

cie cie.....

2021-07-05

1

es batu

es batu

kenapa yah cewek sama cowok itu ga bisa bersahabat....lah nasibnya sama kali kayaa aku

2020-07-27

1

Angela Jasmine

Angela Jasmine

Semangat kakak 👍👍

2020-07-17

0

lihat semua
Episodes
1 Kata orang
2 Kereta baru
3 Olahraga
4 Diantar Pulang
5 Curhat
6 Ariel ku
7 Sahabat
8 Abang pulang
9 Mengayunkan
10 Pamit
11 Aku Tau
12 Melihatnya...lagi
13 Teringat
14 Kepala Sekolah
15 Danau Toba
16 Taik Cecak
17 Cerita
18 Cerita 2
19 Lebih Baik
20 Rapat
21 Syahadah Milad
22 Cucu Ummi
23 Al-azhar Park
24 Kabar Gembira
25 Doa
26 Pengganti
27 Karsinoma Nasofaring
28 Tamu
29 Mimpi
30 Umroh
31 Kejutan
32 Menghindar
33 Rumahku
34 Hujan
35 salah paham
36 Pernikahan
37 Semua Pergi
38 DILAMAR
39 Teman Ayahku
40 Mencoba
41 Tak sabar
42 Negosiasi
43 Adat yang bercampur
44 Merasa Aneh
45 Hari kedua
46 Simalem Resort
47 Sparing partner
48 Istriku
49 Nasi goreng dan Selada
50 Cemburu
51 Hadiah
52 Apa ini mimpi?
53 Pengantin Lama
54 Gagal Diving
55 Suamiku
56 Rencana
57 Sensitiv
58 Demi Baby
59 Aladin beli Bakso
60 Bayi Kembar
61 Penantian
62 Lahir
63 Orang Tua Baru
64 Persahabatan dimulai
65 Tifestan Forte
66 Cerita bi Lastri
67 Mudik
68 Jangan membantah!
69 Mamak dan Ummi bingung
70 Berangkat
71 Drop
72 Pengumuman
73 Tambahan support
74 Semangat
75 Support systemnya Double kuadrat
76 Support system Induk
77 Permintaan Maaf
78 Jelek!
79 Males Reuni
80 Pergi
81 Buat Umma bangga!
82 Extra part
Episodes

Updated 82 Episodes

1
Kata orang
2
Kereta baru
3
Olahraga
4
Diantar Pulang
5
Curhat
6
Ariel ku
7
Sahabat
8
Abang pulang
9
Mengayunkan
10
Pamit
11
Aku Tau
12
Melihatnya...lagi
13
Teringat
14
Kepala Sekolah
15
Danau Toba
16
Taik Cecak
17
Cerita
18
Cerita 2
19
Lebih Baik
20
Rapat
21
Syahadah Milad
22
Cucu Ummi
23
Al-azhar Park
24
Kabar Gembira
25
Doa
26
Pengganti
27
Karsinoma Nasofaring
28
Tamu
29
Mimpi
30
Umroh
31
Kejutan
32
Menghindar
33
Rumahku
34
Hujan
35
salah paham
36
Pernikahan
37
Semua Pergi
38
DILAMAR
39
Teman Ayahku
40
Mencoba
41
Tak sabar
42
Negosiasi
43
Adat yang bercampur
44
Merasa Aneh
45
Hari kedua
46
Simalem Resort
47
Sparing partner
48
Istriku
49
Nasi goreng dan Selada
50
Cemburu
51
Hadiah
52
Apa ini mimpi?
53
Pengantin Lama
54
Gagal Diving
55
Suamiku
56
Rencana
57
Sensitiv
58
Demi Baby
59
Aladin beli Bakso
60
Bayi Kembar
61
Penantian
62
Lahir
63
Orang Tua Baru
64
Persahabatan dimulai
65
Tifestan Forte
66
Cerita bi Lastri
67
Mudik
68
Jangan membantah!
69
Mamak dan Ummi bingung
70
Berangkat
71
Drop
72
Pengumuman
73
Tambahan support
74
Semangat
75
Support systemnya Double kuadrat
76
Support system Induk
77
Permintaan Maaf
78
Jelek!
79
Males Reuni
80
Pergi
81
Buat Umma bangga!
82
Extra part

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!