Wanita yang tersenyum dari balik jendela itupun menatap Erwin sampai sosok laki laki itu menghilang dari pandangannya.
Astaghfirullah... maafkan hamba ya Allah. aku tidak akan memikirkan sesuatu hal yang membuat aku menjadi tidak fokus belajar.
Mila, jangan lemah... belum saatnya jatuh cinta. Ingat pesan ayahmu "Kalau masik mau sekolah jangan pacaran." wajah ayah masih jelas di ingatan Mila saat mengatakan itu.
ckleeek....
"Kakak!" Aisyah masuk tanpa mengetuk
pintu
"Ada apa? kenapa gak sekolah? gak demam pun! ada peer kimia?" Mila memegang kening Aisyah yang duduk di meja belajarnya.
Mila tau betul kebiasaan adik sepupunya itu.
"Haha... tau aja, mbak." Aisyah menyeringai. Ayahnya Aisyah suku jawa, terkadang dia memanggil Mila dengan sebutan mbak... apalagi kalau dia sedang ada maunya.
Aisyah mengambil buku yang di letakkannya dibawah bantal Mila
"Loh... buku mu kok ada di situ?" tanya Mila pura pura tidak tau.
"Hehe... tadi Aisy disuruh uwak (panggilan Aisyah ke mamak) tiduran di kamar kakak! ya Aisy gak nolak la... Aisy kan atit!!" ucapnya dengan suara manja.
"O... cucian adek mbak! atit ya, cini mbak jitak!" Mila mendekati Aisyah dengan mengepalkan tangannya. Aisyah langsung bangun dan menghindari Mila sambil cengengesan.
"Kebiasaan Mu itu lo dek! jangan biasakan lari dari masalah, kalau ada peer ya di kerjakan!"
"Susah, mbak! Aisy tidak sanggup." jawabnya menirukan drama kolosal.
"Hm... ya udah nanti kita kerjakan sama- sama, makan dulu yok!" Mila merangkul sepupunya itu keluar kamar.
"Gak usahlah, kak. Nanti minta bantuan bang Erwin aja!" jawabnya girang.
"Itu sih maunya kamu!" Mila mencubit pinggang Aisyah pelan.
"Aduh... sakit, mbak!" Aisyah cemberut.
"Gak papa dong, mbak. Biar makin dekat!" tambah Aisyah tersenyum malu malu.
Pipinya memerah. Mila melihatnya jelas.
"Hah, maunya! udahlah yok makan!" ajak Mila menyudahi perdebatan.
Mila tau, Aisyah sepupunya menyukai Erwin sejak pertama kali bertemu di dojang. Aku Erwin dan Aisy sama sama Taekwondoin kami latihan di dojang yang sama.
Aisyah dan Erwin sama sama sabuk merah. sedangkan aku masih sabuk biru. Memang lebih dulu Aisyah yang ikut, sebelumnya aku tidak mau ikut. Tapi dari pada harus mengantar Aisy mah saja ke dojang setiap dia latihan, lebih baik aku sekalian mengikutinya.
"Mbak, tadi gak kemana mana sama bang Erwin kan? gak dibawa jalan jalan gitu! di jalan bang erwin tanya apa aja? mbak gak ada apa apa sama bang Erwin kan, mbak?" oceh Aisyah di meja makan.
"Berisik Aisy... makan jangan ngomong!" jawab Mila datar.
"Ya, tu mbaknya ngomong juga!" jawab Aisyah cepat.
"Heh.. ada apa ini kenapa berisik sekali? sudah selesai makannya?" Mai keluar kamar mandi.
"Aisy ni mak, bawel" jawab Mila.
"Masik sakit lagi kepalanya, nak?" tanya Mai.
"Udah enggak kok, mak!"
"Nanti gak usahlah latihan dulu, permisi aja!" ucap Mai.
"Iya wak, nanti biar Aisy permisi kan! jawab Aisyah langsung nyamber kayak bensin.
"Kau pun jangan la latihan juga, tapi kau demam!" Mai meninggalkan Mila dan Aisy ke kamarnya untuk shalat.
Mila menahan tawanya... melihat ekspresi Aisyah yang merengut (maksudnya cemberut).
"Makanya jangan berbohong! dosa tau...."
Mila berdiri membawa piring kotornya.
"Kak, mamak masak apa?" Nando datang ke dapur dengan masih memakai seragam sekolah lengkap.
"Gantilah dulu bajumu itu, Ndo! " kotor nanti kena sambal teri mamak ini!" ucap Mila.
"Nantilah, kak. Sudah lapar kali aku! " Nando duduk sambil mengambil piringnya.
Arpin menggantungkan jaketnya dan meletakkan kunci keretanya di atas meja.
"Ayah." Mila mencium tangan pak Arpin.
"Loh... kok udah pulang? gak latihan taekwondo?" tanya pak Arpin.
Biasanya Mila dan Aisy memang langsung pergi ke dojangnya sepulang dari sekolah. karena letak sekolah dan tempat latihan mereka tidak terlalu jauh dan merepotkan jika harus pulang ke rumah terlebih dahulu.
"Mila tadi di antar Erwin. Tadi di sekolah kepalanya kena bola volley jadi disuruh bang Husin pulang aja biar istirahat di rumah." jawab Mai sambil melipat mukenanya.
"O... jadi udah gak papa kau, nak?" tanya Arpin melihat anaknya yang tampak tak lagi kesakitan seperti cerita istrinya.
"Alhamdulillah yah...." Mila menjawab dengan senyum yang sedikit takut.
Mila sangat takut jika ayahnya mengetahui dia dekat dengan laki laki walaupun hanya sekedar mengantarkannya pulang.
"Ya, sudah kalau begitu. Ayah shalat dulu! kau sudah shalat, nak?"
"Sebentar lagi, yah" jawab Mila.
"Shalat jangan ditunda-tunda. Allah menyayangi hambanya yang shalat tepat waktu." ucap Arpin sambil berjalan ke kamar mandi.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 82 Episodes
Comments
Rahayu Pus
ke....rungokne....di eleng eleng.....shalat jgn di tunda tunda......
2021-07-05
1
akun nonaktifkan
5 like dulu yaa😁
Mampir karyaku sekalian like backnya🥺
Pasti aku selalu mampir karyamu loh!😆
2020-07-25
0
Angela Jasmine
Lanjuuuttt lagi kakak 👍👍
2020-07-18
0