Masa Lalu

Ingin rasanya Kirana memejamkan mata karena rasa kantuk yang menyerang. Tapi dia tidak tega meninggakan Keanu yang masih terjaga, apa lagi kondisi laki-laki itu yang sedang tidak baik.

Keanu sudah menceritakan keributan yang terjadi antara mami Feni dan papi Edwar, yang membuat Keanu mengetahui banyak hal tentang masa lalu dan saat ini.

Keanu baru menyadari kalau memang selama ini dia tidak begitu peduli pada papi Edwar yang jarang pulang dan mami Feni yang sering keluar kota berhari-hari. Dia hanya sibuk menghabislan hari-harinya di kampus dan bersama Kirana.

Papa Agung dan mama Luna menyimak dengan baik cerita Keanu. Sebagian sudah mereka ketahui, dan sebagian lagi membuat mereka terkejut. Baik papa Agung dan mama Luna, belum beranjak dari ruang keluarga. Mereka masih setia menemani Keanu yang tentu saja tidak baik-baik saja untuk saat ini.

"Pa, Ma. Tolong ceritain masa lalu papi, Papa, Mama dan juga mami Fani dan mami Feni." pinta Keanu.

Dua gadis kembar itu sekilas terlihat sama, namun bagi mereka yang mengenal baik keduanya tentu saja akan mengetahui banyak perbedaan antara keduanya.

Pemuda yang bernama Edwar itu jatuh hati pada salah satu gadis kembar yang bernama Fania. Selain karena parasnya yang cantik, Edwar jatuh cinta dengan kebaikan hati sang gadis.

Bak gayung bersambut, Fania sang gadis menerima cinta Edwar. Tiga tahun hubungan mereka berjalan dengan penuh cinta, membuat keduanya merasa sudah saling terikat satu sama lain. Keputusan untuk menikahpun diambil. Edwar dan keluarga datang untuk melamar sang pujaan hati.

Acara lamaran Edwar pada Fania mempertemukan Fenica saudari kembar Fania dengan sosok Agung.

"Fani... Fani." panggil Feni mencari saudari kembarnya.

"Ada apa, Fen?" tanya Fania dengan suaranya yang lembut, ciri khas dari Fania yang membedakannya dengan Fenica yang suka bersikap bar-bar.

"Kenapa kamu enggak pernah bilang kalau bang Edwar punya adik laki-laki yang enggak kalah tampan sama dia." ujar Fenica.

"Kamu tidak pernah bertanya." jawab Fania sambil menahan senyumnya.

Sejak hari itu, Fenica terus mencari cara untuk bertemu Agung. Persiapan acara pernikahan saudari kembarnya menjadi salah satu alasan untuk bertemu laki-laki itu.

Agung pria yang santun, menghargai Fenica sebagai saudari kembar calon kakak iparnya. Sikap Agung yang ramah dan baik pada Fenica, membuat gadis itu salah mengartikan. Menganggap sikap dan kebaikan Agung padanya adalah sebuah perhatian seorang laki-laki pada wanita.

Acara pernikahan Edwar dan Fania di gelar di sebuah hotel. Di tengah pesta, Agung tampak mengandeng seorang wanita muda yang dia perkenalkan sebagai kekasihnya pada kedua orang tuanya. Fenica yang melihat itu langsung merasakan patah hati, seketika rasa benci menyelimuti hatinya pada pasangan kekasih itu.

"Papa sama Mama pacarannya lama ya?" tanya Kirana.

Rasa kantuk yang tadi menyerangnya hilang, setelah mendengar dan menyimak cerita papa Agung.

"Kepo." sahut Keanu.

"Biarin, wek..." balas Kirana menjulurkan lidahnya.

"Berapa tahun, Ma?" tanya papa Agung.

"Lebih kurang empat tahun." jawab mama Luna.

"Lamaan kita, Yang." Keanu yang bicara pada Kirana.

"Lama apanya, Bang. Pacaran aja enggak." sahut Kirana.

"Kita kan pacarannya dari kecil." balas Keanu.

"Iya gitu?" tanya Kirana menggoda Keanu.

"Iyain aja kenapa sih, Yang." balas Keanu sambil menjember pipi Kirana.

Mama Luna dan papa Agung tertawa melihat perdebatan dua saudara itu. Setidaknya Keanu sudah lebih baik dari sebelumnya, dia sudah bisa bercanda, tidak bersedih lagi.

"Pa, lanjutin ceritanya." pinta Keanu.

"Cerita yang mana yang ingin kamu ketahui lagi?" tanya papa Agung.

"Apa penyebab mami Fani meninggal?" tanya Keanu sambil meletakkan kepalanya di bahu Kirana dan memainkan tangan kekasih hatinya.

Sore itu Fania baru saja pulang dari butiknya, merasa ada sesuatu yang tidak nyaman ditubuhnya dia memutuskan untuk memeriksakan diri kedokter. Di temani Edwar, Fania diperiksa dokter.

"Mami sakit apa?" tanya Keanu menyela cerita papa Agung.

"Mami kamu dinyatakan hamil anak kedua." Mama Luna yang menjawab.

"Itu kabar baik, Ma" sahut Kirana.

"Seharusnya iya, tapi sayangnya janin yang di kandung mami Fani tidak berkembang dengan baik" kembali mama Luna yang menjawab.

Usia kandungan Fania sudah masuk tujuh bulan, sore ini dia sedang duduk santai di teras bersama Luna, sambil mengawasi dan menemani Keanu yang sedang bermain.

"Abang, adik Kirannya jangan di buat menangis" ucap mami Fani begitu Kirana yang masih enam bulan menangis karena terus diciumi Keanu yang saat itu berusia tiga setengah tahun.

"Abang nggak buat adek Kiran nangis, adeknya aja yang cenggeng" sahut Keanu dengan bahasa cadel khas anak kecil.

"Adeknya nggak mau di ciumin terus sama Abang" mama Luna yang bicara.

"Ya udah, Abang cium dedek yang di perut mami aja" jawab Keanu.

Keanu menjauh dari mana Luna dan mendekati mami Fani. Perut mami Fani tidak terlalu besar seperti orang hamil pada umumnya, tapi Keanu sangat suka jika sang adik menendang perut maminya saat diajak bicara.

"Mi, adeknya nggak mau main sama Abang" ucap Keanu memberi tahu mami Fani.

Fania juga menyadari itu, sejak siang tidak ada pergerakan dari putra keduanya.

"Mbak, sebaiknya diperiksakan kedokter" saran Luna pada Fania.

Fania segera menghubungi Edwar suaminya untuk segera pulang dan mengantarkanya ke dokter. Belum juga sampai di rumah sakit, Fani merasa ada yang mengalir di kakinya.

"Darah!" teriak Fania begitu melihat darah mengalir deras dari ******** dan membasahi seluruh kakinya. Fania tidak sadarkan diri selama dua minggu yang akhirnya menghembuskan nafas terakhirnya.

"Ken tidak ingat apa-apa" ucap Keanu.

"Kamu masih sangat kecil waktu itu, wajar kalau tidak ingat apa-apa tentang kebersamaan kamu dan mami Fani" jawab papa Agung.

"Papi kamu sangat terpukul saat itu, sempat melupakan adanya kamu yang akhirnya papa dan mama memutuskan untuk merawat kamu sampai papi kamu membaik." lanjut papa Agung memberi penjelasan.

Kini Keanu tahu, mengapa dia merasa nyaman bersama mama Luna dan papa Agung. Kedua orang ini yang sudah merawat dan menyayanginya sejak kecil.

"Papi kamu bangkit dari keterpurukannya. Karena kamu butuh sosok ibu, opa dan kakek kamu sepakat, memutuskan untuk menikahkan papi Edwar dengan mami Feni yang saat itu memang masih sendiri." Mama Luna menambahkan penjelasan papa Agung.

"Mengapa tidak ada yang menceritakan kebenaran ini pada, Ken?" tanya Keanu.

"Maafkan papa dan mama. Kami dilarang untuk bicara walaupun sangat ingin"

"Siapa yang ingin semua ini di rahasiakan?" tanya Keanu lagi.

"Ayah dari mami kamu, Ken"

Keanu diam sesaat, coba mengingat masa dimana dia masih bersama mami Fani. Semakin dia coba, rasanya semakin sulit untuk mengingat.

"Masalah papi menikah lagi, apa Papa sama Mama tahu?" tanya Keanu ingin tahu.

"Awalnya tidak, tapi kami curiga saat papimu sering tidak di rumah dan mamimu selalu pergi keluar kota di saat yang sama" mama Luna yang bicara.

"Papa akhirnya menanyakan pada papi kamu, dia memberitahu papa kalau dia sudah menikah lagi dan meminta untuk tidak memberi tahu siapapun termasuk kamu" Papa Agung menambahkan jawaban mama Luna.

"Papi punya anak lagi?"

"Tidak, tidak ada anak dari pernikahan ketiganya ini. Papi kamu tidak ingin peristiwa yang menimpa mami Fani terulang lagi, dia tidak ingin istrinya hamil dan melahirkan"

"Malam sudah larut, sana masuk kamar tidur!" Papa Agung yang bicara.

"Pa, malam ini Ken tidur sama Kiran, ya" pinta Keanua. Papa agung menggeleng.

"Malam ini saja, sebagai abang" pinta Keanu lagi.

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!