Saudara Tiri

Waktunya pulang sekolah, Kirana selalu saja menjadi pusat perhatian. Kedekatannya dengan Arjuna di hari pertama sudah menjadi bahan berita. Entah mengapa banyak murid yang selalu ingin tahu tentang gadis itu, sementara yang menjadi pusat perhatian dengan santainya keluar kelas seakan tidak peduli dengn sorot mata yang mengarah padanya.

"Gue nggak ngerti, sebenarnya ada apa sih sama lo, Kiran?" tanya Arjuna.

"Emangnya aku kenapa?"

"Gue perhatiin semua pada ngeliatin lo."

"Mereka kepo bukan karena aku, tapi karena kamu, JUNA" jawab Kirana dengan memberikan penekanan pada nama sepupunya itu.

Keanu sudah menunggu di gerbang sekolah, sosok pemuda itu selalu saja menghipnotis banyak siswi. Tidak sedikit diantara mereka yang terang-terangan langsung mengajak Keanu berkencan. Yang hanya ditanggapi dengan wajah datar sang idola.

Berbeda dengan para siswi, siswa kelas dua belas menunggu sesuatu hal penting yang terjadi. Hari ini mereka akan melihat kemarahan seorang Keanu pada pemuda yang saat ini sedang berjalan bersisian dengan Kirana.

Keanu meninju lengan Arjuna, yang juga mendapatkan tinjuan yang sama dari sang adik. Para siswa siswi yang berada di halaman sekolah memperhatikan keduanya. Ketegangan sekita melanda mereka, apa yang mereka takutkan akan terjadi.

"Kalian berdua itu buat anak-anak disini tegang tau"

Keanu dan Arjuna sama-sama terkekeh mendegar ucapan Kirana, lalu keduanya berpelukan. Seketika wajah siswa dan siswi yang melihat mereka bertiga terheran-heran. Siapa Arjuna sebenarnya? Itulah yang ada dibenak mereka saat ini.

"Ayo pulang." ajak Kirana setelah kedua sepupunya itu mengurai pelukan mereka.

"Enggak mau peluk Abang dulu?"

"Abang Ken apaan sih"

"Oh jadi gitu, sudah ada Juna lupa sama Abang"

"Kalau iya kenapa?" tantang Kirana.

"Abang cium disini, mau?"

"Ah kalian ini, mau pelukan aja ribet." ujar Arjuna meninggalkan Keanu dan Kirana berlalu begitu saja.

"Mobil lo belum gantikan, Bang?" teriak Juna lagi membuat Kirana dan Keanu terkekeh.

"Ayo sayang" ajak Keanu yang langsung merangkul Kirana menyusul Arjuna.

"Assalamualaikum, Ma"

"Waalaikumsalam" jawab mama Luna.

"Ada kejutan untuk Mama. Lihat siapa yang datang"

"Assalamualaikum, Ma" ucap Arjuna sambil mencium punggung tangan tantenya.

"Ayo Juna masuk"

"Sebentar, kok mama enggak terkejut?" tanya Kirana heran. Mama Luna dan Arjuna sama-sama terkekeh.

"Gue udah ketemu Mama kemarin di Lembang"

"Ma, kalian berkumpul di tempat nenek dan meninggalkan Kiran sendiri di sini"

"Siapa yang sendiri, bukannya ada Abang" Keanu yang menjawab.

"Ahhh, kalian semua menyebalkan"

"Jangan marah Kirana, kita juga eggak tahu kalau akan ketemu disana" teriak Arjuna karena Kirana sudah berlalu ke kamarnya.

"Ah ngambekkan dia, Ma"

"Loh kenapa Mama?" tanya mama Luna.

"Harusnya Mama terkejut lihat aku" jawab Arjuna.

"Kamu tuh yah, orang tua diajarin yang nggak bener" sahut Keanu.

"Sudah-sudah, adiknya tolong dibujuk untuk makan" perintah mama Luna pada keduanya.

"Bang, tugas lo tuh" seru Arjuna.

"Kamu yang salah, kenapa Abang yang harus tanggung jawab" kesal Keanu, tapi tetap melangkahkan kakinya kekamar Kirana.

Keanu menertralkan detak jantungnya setelah kembali menutup pintu kamar Kirana. Gadis itu sedang beganti pakaian saat Keanu akan masuk, matanya terpana saat melihat tubuh putih bersih itu hanya megenakan dalaman. Keanu merutuki dirinya sendiri, mengapa dia lupa dengan kebiasaan Kirana yang tidak pernah mengunci kamarnya.

"Ayo makan" ajak Keanu begitu sudah masuk untuk kedua kalinya kekamar Kirana.

"Masih kenyang, kalau Abang lapar makan aja duluan sama Juna."

"Enggak maulah kalau enggak sama kamu" sahut Keanu.

"Biar aja Abang nahan lapar sampai kamu udah enggak kenyang lagi"

Kirana terkekeh. "Enggak usah sok kayak anak kecil" balasnya ucap Keanu.

"Ayo, Abang lapar. Abang juga nggak bisa lama masih ada kegiatan lain di kampus" bujuk Keanu.

Kirana mendesah, kalau sudah begini dia tidak bisa menolak ajakan Keanu, Kirana melangkahkan kakinya menuju pintu untuk keluar dari kamar.

"Bang" teriak Kirana yang terkejut karena Keanu tiba-tiba menariknya masuk kedalam pelukan laki-laki itu.

"Dari pagi belum peluk, Abang kangen" bisik Keanu. Dan Kirana lemah jika Keanu sudah seperti ini.

"KIRANA"

Suara yang sangat Kirana hapal dan takuti jika namanya di panggil seperti itu.

"Iya Mi, ada apa?" tanya Kirana yang segera turun menemui mami Feni.

"Mana Ken?"

"Kirana enggak tahu dimana abang Ken, Mi" jelas Kirana.

"Enggak usah bohong. Kemarin malam dia ribut sama Mami setelah pulang dari sini."

"Pasti kamu yang nyuruh dia buat ngelawan Mami, kan!" Bentakan mami Fani membuat Kirana terkejut.

"Ada apa Mbak Fani?" tanya papa Agung pada kakak iparnya itu.

"Ini sudah malam" lanjut papa Agung ucapannya. Dia sudah hendak membaringkan diri untuk istirahat, terkejut dengan suara yang memanggil putrinya dengan nada tinggi.

"Kiran tidak pernah menyuruh abang melakukan yang tidak baik, Mi" jawab Kiran mencoba menjelaskan.

"Feni, apa-apain sih kamu. Ini sudah malam." Papi Edwar yang menyusul mami Feni yang bicara.

"Kalaupun Ken ingin menginap disini tidak masalah, itu lebih baik dari pada dirumah ribut sama kamu"

"Jangan ikut campur, Pi!"

"Ini urusan mami dengan mereka." Mami Feni menunjuk pada Kirana, mama Luna dan papa Agung.

"Mereka itu keluargaku. Ingat! Agung itu adikku, jika dia punya masalah itu berarti juga masalahku" jawab papi Edwar membela keluarga adiknya.

"Ala, adik tiri aja dibanggain" sahut mami Feni.

"FENI!" bentak papi Edwar sudah tidak bisa menahan amarahnya.

"Sabar, Bang" ucap papa Agung mencoba menenangkan kakaknya itu.

"Kirana, dengarkan Mami, jangan bermimpi kamu bisa menikah dengan Ken. Sampai kapanpun Mami tidak akan mengijinkan kamu untuk hidup bersamanya. Ingat itu!"

Mami Feni berlalu meninggalkan Kirana yang diam terpaku. Mendengar ancaman mami Feni, meyakinkan Kirana untuk menjauh dari Keanu. Dia tidak layak bersanding dengan Keanu, itu yang terlintas di benaknya.

"Tidak ada yang pernah tahu kemana hati ini akan jatuh. Apa aku salah menjatuhkan hatiku padamu, bang?" lirih Kirana.

Kirana sedang duduk termenung disofa kamarnya. Tadi dia sudah menjelaskan pada papi Edwar, abangnya itu pamit padanya kekampus, karena masih ada yang harus dia kerjakan di sana. Apa Keanu berbohong? Lalu dimana dia?

"Jangan dengarkan perkataan mami kamu, Kiran" ucap papa Edwar mencoba menenangkan keponakannya setelah Kirana menjelaskan apa yang terjadi.

Semua berawal saat Keanu masih berada di rumah menemaninya, tanpa disangka mami Feni pulang lebih awal. Keanu berbohong pada Kirana malam itu jika tidak terjadi apa-apa denganya dan mami Feni. Kirana menghembuskan nafas dengan kasar, sikap apa yang harus dia ambil.

"Kirana, Mama boleh masuk?" tanya mama Luna sambil melongokan kepalanya di pintu.

"Masuk saja Ma" jawab Kirana.

Mama Luna duduk di samping Kirana, dielusnya rambut Kirana yang panjangnya sampai ke punggung.

"Jangan terlalu dipikirkan apa yang dikatakan mami Feni."

"Iya Ma, tadi papi juga bicara seperti itu"

"Ma, Kiran baru tahu kalau papa dan papi itu saudara tiri"

"Itu kenyataanya, tapi papimu tidak pernah suka kata tiri disematkan dalam hubungan persaudaraan mereka. Karena itu tidak ada yang berani membicarakan hal itu."

"Kiran" panggil mama Luna sambil menatap putrinya.

"Kamu mencintainya?"

"Apa Kiran salah Ma?"

"Tidak ada yang salah, sekalipun papi dan papa saudara kandung, kalian tetap bisa bersama. Tidak ada larangan untuk itu."

"Tapi abang tidak mencintai Kiran, Ma."

"Setelah apa yang sudah abang Ken lakukan untuk Kiran, Kamu masih menganggap abang seperti itu?" Kiran terdiam, mencoba mencerna maksud perkataan mama Luna.

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!