Sore itu Keyla sudah berdandan sangat cantik. Meskipun Shaka hanya akan mengajaknya jalan-jalan ke taman saja, tapi tetap Keyla ingin berpenampilan menarik di depan suaminya itu.
“Oke, aku udah siap. Yuk, kita berangkat sekarang!” kata Keyla yang baru keluar dari kamarnya.
Shaka yang tadi sedang menunggunya sambil bermain handphone, mengangkat kepalanya melihat Keyla. Ia langsung terpesona melihat kecantikan Keyla saat itu.
Cantik! Puji Shaka dalam hati.
“Ya udah, yuk kita pergi!” sahut Shaka lalu berdiri dari duduknya.
Setelah mengunci pintu dan memakai helm, mereka pun berangkat ke taman dengan sepeda motor Shaka. Sekarang Keyla sudah tak ragu lagi memegang sisi kiri dan kanan pinggang Shaka. Shaka pun sudah terbiasa dengan hal itu.
***
Sementara itu di sebuah mobil mewah berwarna hitam mengkilap, tampak sepasang pria dan wanita sedang duduk di kursi bagian penumpang. Sang wanita tampak genit mengusap-usap dada sang pria yang berlapis kemeja dan jas itu. Pria itu seperti sedang memikirkan sesuatu, pandangannya jauh melayang dari balik kaca mobilnya. Ia bahkan tak menoleh ke arah sang wanita, ia malah membuang pandangannya ke kaca jendela di sampingnya.
“Sayang, ada apa denganmu? Kenapa kamu diam saja beberapa hari ini? Apa ada yang mengganggu pikiranmu? Hmm?” tanya sang wanita dengan suaranya yang dibuat sangat manja.
“Entahlah, aku hanya sedang sibuk,” jawab si pria yang memang sedang kalut pikirannya.
Wanita itu makin mendekat. Tangannya berpindah dari dada perlahan naik ke dagu sang pria. Kemudian ia menarik dagu pria itu agar menoleh kepadanya. Saat mereka sudah saling berhadapan, sang wanita pun makin mendekat seperti berusaha mencium bibir pria di depannya.
“Please, Keyla. Kita masih di jalan. Aku sedang tidak mood,” tolak pria itu sambil memalingkan wajahnya. Memang saat ini mereka sedang terjebak macet di jalan.
Wanita itu memberengut setelah mendapat penolakan seperti itu. Biasanya tak peduli mereka sedang dimanapun, mereka biasa melakukannya bahkan ketika masih ada supir seperti sekarang ini.
“Kamu bilang apa tadi? Keyla? Oh, jadi kamu menolakku karena memikirkannya? Sebelumnya kamu tidak pernah menolak, Hendry,” ketus wanita itu.
Pria yang bersamanya itu adalah Hendry, pria yang hendak dijodohkan dengan Keyla. Sementara wanita itu adalah Diana, teman ranjangnya saja.
“Maaf, aku salah panggil. Sudahlah, jangan diperbesar. Aku hanya sedang tidak mood saja,” ucap Hendry yang masih memalingkan wajahnya.
Diana mendengus kasar. Ia merasa cemburu Hendry menolaknya dan menyebut nama wanita lain. Meski dia tau Hendry tidak mencintainya, tapi dia sangat mencintai Hendry. Dia bahkan rela menjadi teman ranjang Hendry tanpa ada ikatan apapun.
Tak lama, lampu lalu lintas kembali hijau. Mobil Hendry mulai bergerak perlahan. Hendry yang sedang melihat ke arah jendela tiba-tiba melihat sosok yang ia cari beberapa hari ini.
“Keyla?” gumam Hendry yang masih dapat didengar oleh Diana dan supir didepannya, Juan.
Hendry yang tadi bersandar di kursi kini menarik punggungnya dari sandaran. Ia melihat sosok gadis yang mirip seperti Keyla sedang berboncengan naik sepeda motor melintas di samping mobilnya. Lalu sepeda motor itu berbelok ke arah kanan, sementara mobilnya mengambil jalan lurus.
Ia sampai mengucek matanya beberapa kali saking penasaran dengan gadis di motor itu. Tapi sayangnya Hendry tidak bisa melihat dengan jelas wajahnya yang tertutup helm itu.
“Juan, tadi kamu lihat tidak perempuan yang naik motor barusan? Yang belok ke kanan,” tanya Hendry.
“Maaf, Tuan. Tadi saya tidak bisa lihat jelas,” jawab Juan. Pria itu memang fokus menyetir saja, tidak melihat ke kanan dan kiri.
“Aku seperti melihat Keyla naik motor tadi. Aku yakin itu pasti dia,” kata Hendry dengan ngotot.
“Tuan yakin? Apa iya Nona Keyla mau naik motor seperti itu, Tuan? Nona Keyla kan kemana-mana selalu bawa mobil, Tuan,” sahut Juan.
Hendry pun terdiam memikirkan perkataan Juan. Benar juga kata Juan, gadis yang terbiasa hidup senang dan sangat manja itu rasanya tidak mungkin mau naik motor seperti tadi. Apalagi berboncengan dengan seorang pria. Rasanya memang tidak mungkin.
Hendry kembali menyandarkan punggungnya. Sepertinya itu memang halusinasinya saja karena ia terus memikirkan Keyla. Bahkan tadi saja ia memanggil Diana dengan sebutan Keyla.
“Mungkin kamu benar. Aku terlalu memikirkannya. Ngomong-ngomong bagaimana pencarianmu terhadap Keyla? Sudah ada petunjuk?” tanya Hendry kemudian.
“Belum, Tuan. Saya dan Nyonya Monica sudah mendatangi beberapa rumah sahabat terdekat Nona Keyla. Tapi kami belum mendapat info apapun,” jawab Juan.
“Cari lagi sampai dapat! Tambah anak buah yang banyak untuk mencarinya. Cari dia dimana saja. Di mall, di restoran, di tempat-tempat yang mungkin dia biasa datangi,” titah Hendry.
“Baik, Tuan,” jawab Juan dengan patuh.
“Sebenarnya siapa sih, Keyla itu? Kenapa kamu buang-buang waktu dan tenaga untuk mencarinya? Kamu bahkan menyia-nyiakan aku yang selalu ada di samping kamu,” protes Diana pada Hendry. Hendry hanya diam. Ia sedang malas meladeni ocehan Diana. Di pikirannya saat ini hanya ada Keyla saja.
“Juan, siapa wanita murahan bernama Keyla yang dicari bosmu itu?” tanya Diana pada Juan karena tidak mendapat response apapun dari Hendry.
Mendengar Keyla disebut wanita murahan membuat Hendry langsung naik darah. Ia langsung mencengkeram kedua pipi Diana dengan sangat kuat menggunakan sebelah tangannya.
“Kau bilang apa? Berani kau mengatakan calon istriku wanita murahan? Kau harusnya berkaca diri! Kau yang murahan, dasar wanita ja*lang!” ucap Hendry dengan penuh emosi disela-sela giginya menggertak kuat.
Diana langsung kesakitan atas perlakuan Hendry. Ia sampai kesulitan bicara. Ia menarik tangan Hendry agar melepaskan cengkeramannya, tapi justru pria itu malah makin menekannya dengan kuat.
“Dengar baik-baik, wanita ja*lang! Jangan samakan dirimu dengan Keyla, karena kau tidak ada seujung kuku pun jika dibandingkan dengan Keyla! Dia wanitaku yang terhormat. Dan dia adalah calon istriku. Jadi kau, jangan pernah sekalipun merendahkannya atau kau akan aku buat menyesal seumur hidup!” ancam Hendry lalu menghempaskan tangannya dengan kuat sehingga wajah Diana terdorong ke samping.
Hendry mengatur nafasnya yang turun naik tak beraturan lalu kembali menyandarkan punggungnya dan memejamkan matanya untuk menetralkan kemarahannya.
Sedangkan Diana tampak mengeluarkan darah dari sudut bibirnya. Hendry memegangnya terlalu kuat. Bukan hanya fisik yang sakit, tapi hatinya pun sakit mendengar Hendry begitu memuja Keyla, sementara dirinya tidak ada arti apa-apa di sisi Hendry meskipun mereka sudah sering menghabiskan malam bersama.
Juan yang di depan tidak berani bereaksi apapun. Ia sudah paham betul sifat bosnya seperti apa, apalagi jika sudah berhubungan dengan Keyla, wanita yang paling dicintainya saat ini.
***
Wahhh, Hendry semakin gencar mencari Keyla?
Kira-kira mampukah pesona Hendry yang tajir melintir mengalahkan Shaka si Abang Kurir?
Yuk, like dan vote supaya penulis rajin update 🤗
Happy reading 💙
Yuk, comment kalian tim mana nih?
Shaka si Abang Kurir
Hendry si Tajir Melintir
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 81 Episodes
Comments
Cen Li
sahaka abang kurir dong
2023-10-04
0
abdan syakura
yaah kl pilih Hendry..berarti ganti judul dong Thor....🤣🤣😭
2023-06-12
1
Devi Handayani
bang kurir lahh... is hero keyla😍😍😍😍
jangan habis manis... kurir dilepeh
2023-05-09
0