“Permisi, Pak,” sapa Keyla pada security yang ada disana.
Security itu menoleh ke arah suara dan langsung mengenali siapa pemilik suara tersebut
“Loh, Mba Keyla? Ayo silahkan masuk, Mba.”
Security itu dengan cepat membuka pagar agar Keyla dapat masuk ke dalam. Keyla pun segera masuk ke dalam dan meninggalkan Shaka yang keheranan dari atas motornya. Seharusnya paket yang ada pada Keyla bisa ia titipkan ke pos security tanpa perlu bertemu pemilik paket langsung.
“Cindy nya ada, Pak?” tanya Keyla sambil berjalan menuju rumah.
“Ada, Mba. Baru saja pulang. Mba tunggu di ruang tamu saja, ya. Saya panggilkan Mba Cindy sebentar,” kata security saat mereka sudah sampai di depan pintu masuk rumah itu.
“Saya tunggu disini aja, cuma mau anterin paket kok,” tolak Keyla.
“Oh, baik, Mba. Sebentar, ya. Saya panggil Mba Cindy dulu.”
Security itu pun masuk ke dalam lalu memanggil majikannya. Tak lama keluar lah seorang gadis seusia Keyla. Gadis itu bernama Cindy. Dia adalah sahabat baik Keyla. Keyla tak menyangka akan mengantarkan paket ke alamat sahabatnya saat itu.
“Keyla?” pekik Cindy yang terkejut melihat sahabatnya itu berada di depan rumahnya. Sejak Keyla memutuskan untuk lari dari rumah, ia tak pernah lagi bertemu dengan Cindy. Mereka pun tak pernah berkomunikasi karena Keyla mengganti nomor handphone-nya.
Cindy langsung menghampiri Keyla lalu memeluknya sekilas.
“Ya ampun, Key. Kamu kayak hilang ditelan bumi tau nggak, sih. Kamu sembunyi dimana sampai mama kamu aja nyariin kamu?” kata Cindy.
“Mamaku cari aku? Kapan?” tanya Keyla penasaran.
“Hari ini, tadi siang mama kamu telfon tanya dimana kamu tinggal sekarang. Aku jawab aja nggak tau. Memang kenyataannya begitu kan,” jawab Cindy.
“Bagus, deh. Besok-besok kalau mamaku tanyain aku lagi, bilang aja kamu nggak tau. Bilang kita nggak pernah ketemu,” kata Keyla.
“Mama kamu masih paksa kamu nikah sama si Hendry itu?” tanya Cindy.
Keyla mengangguk. “Makanya aku nggak mau pulang ke rumah. Lagipula sekarang aku udah nikah sama orang lain. Mama sama papa aku juga udah tau kok. Bahkan mama aku juga sempat ngusir aku waktu itu. Kenapa sekarang malah cari aku lagi?”
Cindy terkejut dengan pernyataan Keyla. “Apa kamu bilang? Udah nikah? Sama siapa? Gimana ceritanya, Key?” tanya Cindy tak percaya.
“Panjang ceritanya. Aku ceritain nanti aja kalau waktunya udah senggang,” ucap Keyla.
“Kamu nikah nggak undang sahabat kamu sendiri?” Cindy merasa kecewa sahabatnya itu bahkan tak mengundangnya saat ia menikah.
“Pernikahan ini mendadak, Cin. Nanti aku ceritain ke kamu. Aku janji. Oh iya, sampai lupa. Padahal aku kesini mau antar paket ini nih,” kata Keyla seraya memberikan paket milik Cindy.
Cindy menerima paket itu dan membaca tulisan di depannya. Ia merasa aneh kenapa Keyla yang mengantarkan paket yang ia pesan.
“Kok paketku bisa sama kamu, sih?” tanya Cindy.
“Iya, aku lagi temenin suami aku anter paket ke pelanggannya. Suami aku itu kurir,” jawab Keyla yang berhasil membuat Cindy terkejut lagi.
“Kamu becanda kan, Key?”
Keyla menggeleng. “Aku serius. Tu orangnya nunggu di depan. Lihat aja sendiri kalau nggak percaya. Ya udah ya, aku pergi dulu. Kasian suami aku lama nungguin,” kata Keyla lalu berbalik meninggalkan Cindy yang masih terheran-heran.
“Eh, tunggu. Aku ikut ke depan. Mau lihat suami kamu,” kata Cindy lalu berlari mengejar Keyla.
Di depan pagar rumahnya memang sudah ada seorang pria yang menunggu Keyla dengan cemas. Wajah pria itu lalu tersenyum lega saat melihat Keyla datang menghampirinya.
Cindy melihat Keyla dan Shaka dari depan pintu pagarnya. Ternyata Keyla tidak berbohong. Meskipun ia masih tidak percaya bagaimana bisa anak pengusaha seperti Keyla yang tak pernah hidup susah malah menikahi seorang kurir pengantar barang. Bahkan Keyla rela menemani suaminya bekerja.
Cindy mengamati wajah Shaka. Pria itu memang terlihat tampan dan menarik. Kalau sedang tidak bekerja, mungkin tidak ada yang menyangka dia adalah seorang kurir. Bentuk badannya juga sangat bagus, seperti pria yang biasa berlatih di tempat-tempat fitness. Apakah benar dia hanya seorang kurir?
Cindy terus memperhatikan mereka berdua sampai mereka benar-benar hilang dari pandangan matanya. Ada satu hal lagi yang ditangkap oleh Cindy, Keyla terlihat sangat bahagia dan nyaman berada di dekat suaminya itu.
***
Setelah selesai mengantarkan paket, mereka pun kembali ke rumah. Shaka yang sudah selesai mandi sengaja menunggu Keyla di sofa ruang tamu. Ia begitu penasaran dengan gadis yang sudah beberapa hari menjadi istrinya itu. Saat Keyla baru selesai berpakaian dan keluar dari kamarnya, Shaka pun meminta Keyla untuk duduk dengannya.
“Ada apa, Shaka? Apa ada hal yang penting yang mau kamu tanyakan?” tanya Keyla terlebih dahulu. Sebab tak biasanya Shaka mengajaknya mengobrol seperti ini.
“Kamu capek ya tadi temenin aku antar barang?” tanya Shaka berbasa-basi.
“Nggak kok. Kan tadi aku dah bilang. Aku malah happy dan nggak bosan di rumah aja,” jawab Keyla.
“Trus tadi pas kamu anter paket atas nama Cindy kenapa kamu masuk ke dalam segala? Kamu kenal sama dia?” tanya Shaka lagi.
Keyla mengangguk. “Dia sahabat aku. Aku udah lama nggak komunikasi sama dia sejak aku lari dari rumah trus pindah ke kos. Makanya tadi aku sengaja turun buat ketemu sama dia,” jawab Keyla dengan jujur.
“Lari dari rumah? Kenapa?”
“Kamu kenapa tanya ini tiba-tiba?”
“Aku berhak tau latar belakang perempuan yang tinggal sama aku saat ini, Key.”
“Aku bukan kriminal, Shaka. Aku lari karena menolak perjodohan orang tuaku. Aku nggak mau nikah sama Hendry. Dia gonta ganti perempuan tiap malam. Aku nggak sudi nikah sama laki-laki seperti itu,” jawab Keyla dengan sedikit emosi. Ia selalu kesal mengingat orang tuanya yang memaksanya menikah dengan Hendry walaupun mereka sudah tau Hendry seperti apa.
Shaka meraih satu tangan Keyla, lalu diusapnya dengan jari jempolnya yang memegang tangan itu.
“Maaf kalau pertanyaanku menyakitimu,” ucap Shaka dengan tulus.
“Nggak apa-apa. Maaf aku agak emosi. Aku kesal sama mamaku. Dia tega menukar aku dengan proyek yang dijanjikan Hendry untuk perusahaan papa. Mungkin bagi mama, aku cuma anak tiri yang nggak ada artinya,” ujar Keyla sambil menahan sesak di dada mengingat perlakuan ibu tirinya itu.
Shaka kini beralih mengusap lengan Keyla. “Kamu nggak boleh berpikiran seperti itu. Bisa jadi mama kamu juga dalam keadaan terdesak melakukan itu.”
“Bukan terdesak. Mama memang nggak sayang sama aku. Mama memang nggak pernah suka sama aku dan almarhum ibu kandung aku,” lirih Keyla.
“Kenapa kamu ngomong gitu?” tanya Shaka yang semakin penasaran.
“Kenyataannya memang gitu. Mamaku ini istri pertamanya papa. Mama dulu sempat hamil tapi sayangnya keguguran dan rahimnya juga terpaksa diangkat waktu itu, makanya mama nggak bisa hamil dan melahirkan lagi. Keluarga papaku mendesak papa menikah lagi supaya punya keturunan. Akhirnya papa menikah sama ibuku, tapi secara diam-diam tanpa sepengetahuan mama, karena mama pasti nggak setuju kalau papa mau menikah lagi,” kata Keyla menjelaskan panjang lebar.
Keyla menyandarkan punggungnya pada sandaran sofa lalu lanjut bercerita. “Setelah menikah dengan ibuku, papa baru bisa mendapat anak, yaitu aku. Waktu aku umur 3 tahun, mama baru tau kalau papa udah nikah lagi bahkan punya anak. Sejak itu mama benci sekali sama aku dan ibu kandungku. Sampai saat aku berumur 7 tahun, ibuku meninggal karena sakit. Setelah itu mama dan papa mulai mengasuhku. Tapi mama nggak pernah bersikap manis. Aku selalu salah, bahkan sering tidak dipedulikan. Sampai akhirnya aku tau aku mau dijodohkan dengan Hendry, saat itulah aku lari.”
“Dan kamu sengaja menjebak aku supaya kamu terlepas dari orang tua kamu dan Hendry?” tanya Shaka kemudian.
Keyla tertegun dengan pertanyaan Shaka. Apakah Shaka akan marah kalau Keyla mengakui itu?
“Maaf,” ucap Keyla sambil menunduk.
“Jadi benar begitu?” ulang Shaka.
Keyla terdiam. Ia jadi takut Shaka akan marah, atau bisa saja malah mengusirnya. Keyla terus menunduk tak menjawab pertanyaan Shaka. Sampai akhirnya Shaka melihat ada airmata yang jatuh ke punggung tangan Keyla. Keyla tengah menangis saat itu.
“Hei, kenapa harus menangis?” tanya Shaka lalu mendekati Keyla.
Keyla malah terisak.
“Key, kamu kenapa menangis?” tanya Shaka lagi sambil menunduk melihat wajah Keyla yang masih melihat ke bawah.
“Aku...aku minta maaf, Shaka. Aku jadi menyusahkan kamu. Aku mohon jangan usir aku saat ini. Aku nggak punya siapa-siapa lagi selain kamu sekarang,” jawab Keyla sambil menangis sesenggukan.
Alih-alih marah, Shaka malah terkekeh melihat Keyla yang menangis karena takut diusirnya. Shaka meraih kedua pipi Keyla lalu mendongakkannya sehingga mereka saling bertatapan. Lalu Shaka menghapus airmata yang masih tersisa dengan ibu jarinya.
“Lihat aku, Key. Kita memang menikah mendadak, dan itu pun karena terpaksa. Tapi kamu, kamu tetap istri sah aku. Kamu tanggung jawab aku, setidaknya selama status kita masih suami istri. Jadi kamu jangan khawatir, aku nggak akan usir kamu,” ucap Shaka yang berhasil membuat desiran halus di hati Keyla.
“Benarkah?” tanya Keyla memastikan.
Shaka mengangguk. “Kamu tanggung jawab aku. Dan aku juga akan melindungi kamu dari orang-orang yang akan menyakiti kamu,” kata Shaka meyakinkan Keyla.
Barulah seulas senyum tergambar di bibir manis Keyla. Bibir merah muda yang saat ini mencuri perhatian Shaka. Entah kenapa mata Shaka tiba-tiba terfokus pada bibir yang tampak manis itu.
“Terimakasih, Shaka,” ucap Keyla yang membuat bibirnya bergerak indah di hadapan Shaka.
Tanpa sadar, Shaka bagai terhipnotis lalu mendekatkan wajahnya ke arah Keyla. Keyla menyadari akan hal itu. Jantungnya langsung berdegup kencang menanti apa yang akan terjadi selanjutnya. Apakah ia harus menghindar? Atau malah pasrah menerimanya saja?
Bersambung...
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 81 Episodes
Comments
abdan syakura
Wajib terima dong...
suami halal koq dianggurin....
2023-06-12
1
Devi Handayani
enaknya yg ngimana key... menghindar atau pasrah😅😁😆😆😆😅😅
2023-05-09
0
lucky gril
cie cie abang kurir sdh mulai jatuh cinta nih😁
2022-07-25
0