“Hah, bosan sekali di rumah nggak ngapa-ngapain,” keluh Keyla yang sedang duduk di kursi ruang tamu sambil memainkan handphone-nya.
Sejak lari dari rumah, Keyla tak lagi bekerja di perusahaan ayahnya. Biasanya dulu ia akan keluar untuk jalan-jalan atau berbelanja. Tapi sekarang, uang yang ia miliki makin menipis. Ia tak bisa terus-terusan menghabiskan uangnya hanya untuk berfoya-foya.
“Sepertinya aku harus mencari pekerjaan. Aku tidak boleh berdiam diri di rumah saja seperti ini,” gumam Keyla.
Tak lama ia mendengar suara sepeda motor masuk ke halaman rumah. Ternyata itu Shaka yang pulang ke rumahnya lebih cepat.
Keyla mengintip dari jendela. Benar itu adalah Shaka. Ia melihat jam di handphone-nya. Baru jam 12 lebih tapi kenapa Shaka sudah pulang? Ia pun segera membukakan pintu dan menghampiri suaminya itu.
“Shaka, kamu udah pulang? Cepat sekali,” tanya Keyla.
“Kamu udah makan?” Shaka malah menanyakan hal lain pada Keyla.
“Belum, sih. Memangnya kenapa?” tanya Keyla lagi.
“Kita makan di luar, yuk. Tadi kebetulan aku ada antar paket deket sini, jadi sekalian aku mampir ke rumah mau ajak kamu makan. Pas sekali kamu belum makan. Kita makan di luar aja,” jawab Shaka.
Keyla langsung mengangguk dengan cepat. “Oke, aku mau,” sahut Keyla dengan wajah berbinar.
“Ya udah, tutup pintu dulu trus pake helm kamu.”
“Oke bos, siap!” Keyla mengangkat tangannya seperti sedang hormat pada seorang jenderal. Shaka pun tergelak melihat tingkah gemas istrinya.
Setelah menutup pintu dan memakai helm, Keyla segera naik ke atas motor. Kali ini Keyla tak berani memeluk Shaka dari belakang. Ia masih teringat seberapa deg-degan jantungnya waktu ia memeluk Shaka kemarin.
“Pegangan, nanti jatuh,” kata Shaka lalu menarik tangan Keyla dan meletakkannya di pinggangnya kiri dan kanan.
“Iya, iya,” jawab Keyla malu-malu dengan senyum mengembang di wajahnya.
Ah, dasar Keyla. Perhatian Shaka sekecil ini saja bisa membuat jantungnya berdetak tak karuan.
Kemudian mereka pun pergi makan siang di warung pinggir jalan lagi. Keyla memesan menu yang sama seperti malam kemarin. Ia mulai tertarik dengan menu ayam penyet dan kangkung terasi. Tidak lupa es teh sebagai minumnya.
Setelah selesai makan, Shaka berencana mengantar Keyla pulang ke rumah, sementara dirinya melanjutkan pekerjaannya mengantarkan paket pada pelanggan. Tapi Keyla merengek ingin menemaninya bekerja. Keyla beralasan ia sangat bosan berada di rumah sendirian. Akhirnya Shaka pun mengalah dan membiarkan Keyla menemaninya mengantarkan barang.
Awalnya Shaka mengira Keyla akan mengeluh kepanasan atau kelelahan karena kelamaan duduk di atas motor. Tapi ternyata dugaannya salah. Keyla justru sangat menikmatinya. Keyla senang bisa jalan-jalan kesana kemari dengan Shaka meskipun harus berhenti beberapa kali mengantarkan paket pesanan pelanggan.
“Gimana? Capek nggak? Mau aku antar pulang?” tanya Shaka.
“Nggak. Nggak capek sama sekali. Malah seru. Ayo lanjut lagi!” jawab Keyla dengan semangat.
Shaka mencubit pelan hidung Keyla dengan gemas. “Aku kirain kamu capek, eh malah kesenengan,” ujar Shaka.
Mereka pun melanjutkan perjalanan mengantar beberapa paket lagi yang masih tersisa hingga tak sadar waktu sudah sore. Motor Shaka tiba-tiba berhenti di sebuah rumah di kawasan elite. Keyla melihat ke arah rumah itu, dia tau siapa pemilik rumah itu.
“Kamu tunggu sebentar, ya. Aku antar paket ke dalam dulu,” kata Shaka kemudian turun dari sepeda motornya.
Rumah di depan mereka ini tertutup oleh pagar yang tinggi dan ada pos security juga disana. Sudah pasti pemilik rumah ini adalah dari kalangan orang berada.
“Shaka, tunggu! Biar aku aja yang antar paket ini,” kata Keyla menahan Shaka untuk mengantar paket itu.
Shaka menautkan alisnya menatap Keyla. Kenapa Keyla tiba-tiba ingin mengantar paket ke rumah mewah itu?
“Biar aku aja, kamu tunggu aja di motor,” tolak Shaka.
Keyla lalu mengambil paket yang ada di tangan Shaka. “Udah, biar aku aja, ya.”
Shaka kembali menahan paket yang hampir lepas ke tangan Keyla. “Kamu kenapa, sih? Apa kamu tau pemilik paket ini siapa? Kamu tau ini rumah siapa?” tanya Shaka dengan curiga.
Keyla mengangguk. “Iya, aku kenal dekat sama pemilik paket ini. Kamu tenang aja. Aku anterin ini sebentar. Kamu tunggu disini, ya.”
“Tunggu! Siapa sih yang punya paket ini? Saudara kamu? Atau keluarga kamu?” tanya Shaka dengan khawatir.
Keyla terkekeh melihat kekhawatiran Shaka padanya. “Kamu lucu deh kalau lagi khawatir gitu,” ucap Keyla.
“Nggak. Siapa yang khawatir? Biasa aja!” kata Shaka sambil membuang pandangannya ke arah lain karena tak mau ketahuan Keyla kalau dia memang mengkhawatirkan gadis itu.
“Ya udah, makanya kamu disini aja. Biar aku yang antar paketnya ke dalam,” kata Keyla lalu membawa paket itu menuju ke pos security disana.
Shaka tak dapat menahan Keyla lagi. Ia hanya melihat istrinya menghampiri pos security. Yang anehnya security yang berjaga disana malah membuka pintu pagar untuk Keyla dan mempersilahkannya masuk ke dalam.
Shaka merasa aneh. Seharusnya Keyla menitipkan saja paket itu ke security tadi. Bukan malah masuk ke dalam mengantar paket itu langsung ke pemiliknya. Toh, itu bukan paket COD yang harus dibayar. Itu paket yang sudah lunas.
Dengan perasaan khawatir Shaka terpaksa menunggu istrinya di balik pagar yang menjulang tinggi itu.
Bersambung...
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 81 Episodes
Comments
lucky gril
seru uuu
2022-07-25
1
☠ᵏᵋᶜᶟ༄༅⃟𝐐𝐌ɪ𝐌ɪ🧡ɪᴍᴏᴇᴛᴛ𝐀⃝🥀
rumah siapa sih, pinisiriiin 😅
apa rumah orang tuanya Keyla ya
2022-07-14
0
Bundanya Robby
hayo siapa Kayla ......awas entar kamu di culik lho sama Hendry...
2022-07-09
1