“Apa? Istri Mas Shaka?” tanya wanita paruh baya itu dengan wajah terkejut.
Sudah tiga bulan Shaka tinggal disana sendiri, dan yang ia tau Shaka masih bujangan. Lalu kenapa sekarang ada seorang gadis yang mengaku sebagai istrinya Shaka?
Keyla mengangguk. “Iya, Bu. Saya memang istrinya Shaka. Istri sah lho, Bu. Bukan istri siri,” jawab Keyla sambil terkekeh.
Dari raut wajah ibu itu, Keyla dapat menebak ibu itu pasti meragukannya sebagai istri dari Shaka.
“Ibu sudah lama kenal sama Shaka, ya?” tanya Keyla dengan ramah.
“Baru juga, Mba. Mas Shaka kan baru tiga bulanan tinggal disini. Saya biasa yang bantu bersih-bersih rumahnya kalau diperlukan. Soalnya Mas Shaka kadang sibuk antar barang kesana kesini, jadi nggak sempet bersihkan rumahnya,” jawab ibu itu panjang lebar.
Keyla hanya mengangguk-angguk saja mendengar penjelasan ibu itu. Lalu ia terpikir untuk meminta ibu tersebut membersihkan kamar yang akan ditempatinya.
“Tadi ibu bilang, ibu biasa bantu bersih-bersih rumah Shaka kan?” tanya Keyla yang diangguki ibu itu.
“Kalau saya minta tolong ibu bersih-bersih rumah ini lagi boleh? Nanti saya bayar ibu. Maaf sebelumnya boleh tau ibu namanya siapa?”
“Boleh, Mba. Saya hari ini juga nggak ada kegiatan. Oh iya, nama saya Bu Irma.”
“Oke, Bu Irma. Kebetulan saya mau keluar beli beberapa peralatan buat di rumah. Jadi saya sekalian nitip rumah sebentar ya, Bu. Ibu udah tau kan biasanya mana aja yang mau dibersihkan?”
“Tau, Mba. Tau. Kalau gitu, saya langsung bersih-bersih sekarang ya, Mba.”
“Oke, Bu. Oh iya, sekalian kamar belakang juga ya, Bu. Nanti saya mau pakai kamar itu soalnya.”
“Kamar belakang? Mba nggak tidur satu kamar sama Mas Shaka?”
Deg.
Keyla lupa kalau tadi dia bilang sudah menikah sama Shaka. Mana ada pasangan suami istri yang tidurnya beda kamar kecuali mereka.
“Hmm...itu...maksud saya, kamar belakang mau saya pakai buat simpan pakaian saya. Kamar Shaka kan sempit. Nggak muat kalau harus ditambah lemari lagi disana,” jawab Keyla berbohong.
“Oh, iya sih, Mba. Mudah-mudahan nanti ada rejekinya buat tinggal di rumah yang lebih besar ya, Mba.”
“Amin, Bu.”
Keyla lalu mengambil uang dari dalam dompetnya kemudian memberikannya kepada Bu Irma.
“Uang buat apa ini, Mba? Banyak sekali,” tanya Bu Irma menatap heran dengan lima lembar uang pecahan seratus ribu di tangannya.
“Buat upah ibu hari ini karena sudah bantu saya bersih-bersih rumah. Tapi Bu Irma jangan bilang Shaka ya, kalau saya minta tolong ibu buat bersihin rumah ini.”
“Wah, kebanyakan ini, Mba. Makasih banyak ya, Mba. Baik Mba, saya nggak akan bilang apa-apa sama Mas Shaka.”
“Oke, Bu. Kalau begitu saya pergi dulu. Titip rumah, ya.”
“Baik, Mba. Hati-hati di jalan, Mba.”
Keyla melambaikan tangannya meninggalkan Bu Irma yang menatap haru uang yang ada di tangannya. Seperti mendapat rejeki nomplok. Dengan sekali bersih-bersih saja bisa dapat uang lima ratus ribu.
Istri Mas Shaka sudah cantik, baik hati pula. Batin Bu Irma sambil menatap Keyla yang semakin menjauh.
“Bu Irma, bersih-bersih lagi di rumah Mas Shaka?” tanya seorang gadis yang usianya kurang lebih sama dengan Shaka.
“Eh, ada Mba Widya. Iya, Mba. Hari ini bersih-bersih lagi,” jawab Bu Irma dengan ramah.
“Bilang sama Mas Shaka, cepetan cari istri biar ada yang bersihin rumah sama siapin masakan kalau pulang kerja,” kata gadis bernama Widya itu dengan ekspresi malu-malu seolah sedang memberi kode kalau dirinya siap melakukan tugas itu.
“Loh, memang sudah ada kok, Mba. Ini barusan yang minta saya bersih-bersih rumah Mas Shaka kan istrinya. Orangnya baru aja pergi tadi,” kata Bu Irma yang membuat Widya terbelalak matanya.
“Ap-apa? Istri?” tanya Widya memastikan.
“Iya, istri. Orangnya cantik, baik, cocok sama Mas Shaka. Kayaknya sih mereka baru nikah.”
“Bu Irma nggak salah?”
“Nggak, Mba. Orang barusan saya ketemu langsung kok. Ya sudah ya Mba, saya mau bersih-bersih dulu. Takut istrinya Mas Shaka keburu pulang. Nggak enak kalau rumah belum bersih. Permisi, Mba,” pamit Bu Irma lalu masuk ke dalam rumah.
Widya tak menjawab. Ia hanya mengangguk lemah. Ia masih shock mendengar kalau pria yang diincarnya selama ini sudah menikah. Padahal dari awal Shaka pindah ke tempat itu, dia selalu berusaha tebar pesona pada Shaka. Hanya saja Shaka memang tidak pernah menganggapinya.
“Aku masih nggak percaya kalau Mas Shaka sudah nikah secepat ini. Apa jangan-jangan dia udah hamilin anak orang duluan? Ihhh, Mas Shaka....aku yang udah lama tebar pesona, tapi kok kamu nikah sama perempuan lain, sih?! Aku harus kasih tau Ema, Rina, sama yang lain, nih. Aku nggak mau patah hati sendiri. Biar patah hatinya se-RT sekalian,” rutuk Widya sendirian.
Baru saja Widya beberapa langkah meninggalkan rumah Shaka, ia melihat seorang perempuan yang ia kenal tengah mengendarai sepeda motor ke arahnya. Ia pun dengan cepat memberhentikan motor itu.
“Eh, Ema...stop, stop, stop!” panggilnya sambil melambaikan tangan pada perempuan yang bernama Ema itu.
Ema segera menghentikan motornya untuk menyapa Widya.
“Ada apa sih, Wid? Kamu nggak kerja?” tanya Ema dari atas motornya.
“Hari ini aku ambil cuti. Ada urusan. Eh, kamu tau belum gosip terbaru?” Widya mulai memancing rasa penasaran Ema yang juga warga di komplek perumahan itu.
“Gosip apaan?”
“Mas Shaka...”
“Kenapa Mas Shaka? Dia baik-baik aja kan?” tanya Ema dengan nada khawatir. Dia pun sama dengan Widya yang memiliki perasaan pada Shaka.
“Dia baik-baik aja, sih. Kita nih yang nanti nggak baik-baik aja.”
“Memangnya kenapa, sih? Ngomong suka setengah-setengah deh.”
“Kamu tau nggak, Mas Shaka itu rupanya udah nikah.”
“Hah? Udah nikah?” tanya Ema dengan suara nyaringnya saking terkejut mendengar kabar yang disampaikan oleh Widya.
Widya sampai harus menutup kuping dengan kedua tangannya saking kerasnya suara Ema. Ema pun membuka helm yang ia pakai. Takut-takut kalau dia salah dengar barusan.
“Biasa aja kali suaranya! Sakit kupingku!” hardik Widya.
“Iya, maaf. Kamu beneran nggak bohong, Wid? Kapan Mas Shaka nikahnya? Perasaan aku lihat dia tiap hari bolak balik kerja aja. Kamu tau darimana?”
“Nah, itu dia. Aku juga rada nggak percaya. Tapi barusan aku ketemu Bu Irma yang biasa bersih-bersih di rumah Mas Shaka. Dia bilang Mas Shaka udah nikah trus malah istrinya yang minta Bu Irma bantu bersih-bersih rumah.”
Ema mendadak muram. Ia kecewa pria incarannya ternyata sudah menikah diam-diam.
“Kok diem aja? Patah hati, ya?” ledek Widya.
“Cih, kayak dia nggak aja. Memang cuma aku aja yang suka sama Mas Shaka? Kamu memangnya nggak? Kamu lebih parah lagi kalau caper sama dia,” balas Ema.
Widya pun ikut muram. “Iya sih, hiks....susah payah caper sama dia. Eh, tiba-tiba dia nikah diam-diam,” ucap Widya sambil mewek.
“Iya. Bisa jadi hari patah hati se-RT nih, kalau yang lain pada tau Mas Shaka udah nikah. Kan fans nya dia banyak banget di komplek ini,” sahut Ema.
“Tapi aku masih ragu, sih. Pernikahannya masa mendadak banget,” ucap Widya tiba-tiba.
“Bener juga. Aku aja kaget banget kamu kasih tau gini. Kita harus selidiki, nih,” usul Ema.
“Betul. Aku setuju. Kita lapor aja ke Pak RT. Kalau nikah, pasti ada buktinya dong. Kalau cuma sekedar ngomong doang, aku juga bisa aja ngaku-ngaku jadi istrinya Mas Shaka,” kata Widya.
“Betul. Fix. Kita laporin ke Pak RT,” sahut Ema dengan semangat.
Mereka tampak begitu semangat mencari tau tentang pernikahan Shaka yang terkesan mendadak. Alasannya tak lain dan tak bukan adalah karena mereka masih berharap bisa mendapatkan hati Shaka, pria yang paling diidolakan di komplek mereka.
Bersambung....
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 81 Episodes
Comments
abdan syakura
🤣🤣🤣🤣🤣
2023-06-12
1
Nanda Lelo
gossip mereun
2022-10-12
0
Inru
Si Widya, ada udang dibalik bakwan ternyata.
2022-08-19
0