★‡★‡★‡
Gienka masih terisak, Ariel kemudian membuka laci di meja kerjanya, dan mencari sesuatu. Setelah mendapatkannya, Ariel memberikan sebuah amplop pada putrinya itu. Gienka melirik ke arahnya, tatapannya mengisyaratkan kebingungan dengan apa yang ada di amplop itu. Ariel kemudian menyuruh putrinya agar membuka isi amplop itu.
Gienka membukannya dan menemuka sebuah kertas didalam juga foto hasil usg janin.
"Papa masih menyimpan surat dari Mamamu yang ditinggalkannya saat itu di apartemen, itu juga adalah foto hasil usg ketika kau sedang tumbuh di dalam perut Mamamu...!" Ujar Ariel.
Gienka perlahan membuka surat itu, terdiam karena dia membacanya. Itu memang benar surat dari Mamanya, isinya sama seperti yang dikatakan oleh Papanya tadi. Setelah membaca, Gienka berganti memandangi foto hasil USG itu, ada sebuah titik kecil disana, Gienka tahu itu adalah dirinya yang masih belum tumbuh sempurna dan disana juga tertera usianya saat itu. Airmata Gienka mengalir lagi di pipinya dan dia semakin terisak. Membayangkan kepedihan dan hancurnya hati Mamanya saat itu. Sedang mengandung dirinya dan dia malah diusir oleh suaminya.
Gienka beralih menatap tajam ke arah Ariel. "Lalu setelah itu apa yang terjadi? Dan bagaimana Papa akhirnya bisa menemukan Mama????"
Ariel duduk disebelah Gienka dan menunduk lagi untuk menceritakan pertemuannya dengan Elea setelah berbulan-bulan terpisah.
★★Back to 19 year Ago★★★★
Ariel kembali lagi bekerja di kantornya, dia mencoba melupakan kesedihannya dengan bekerja tetapi tetap berusaha mencari Elea dibantu oleh orang-orang Randy. Hingga beberapa waktu kemudian, proyek pembangunan untuk cafe barunya akan dilanjutkan lagi setelah tertunda karena dia sakit.
Disisi lain, Ariel saat ini disibukkan dengan meeting dengan para staff nya membahas tentang persiapan pembangunan cafe terbarunya. Salah satu staffnya memperkenalkan desaigner interior yang akan mengurusnya, lalu menyampaikan dan menunjukkan berbagai desain untuk Cafe itu. Tampak Ariel mengamatinya dengan sangat serius mengingat ini adalah cafe pertama nya dengan suasana yang berbeda dengan cafe atau restoran miliknya yang sebelumnya.
Berbagai desain ditunjukkan dan akhirnya Ariel menemukan yang sangat cocok, dimana di Cafe itu juga akan ada stand untuk menjual produk special yang ada di cafe itu. Proyek ini sempat tertunda karena Ariel sakit dan tidak ke kantor selama beberapa minggu. Dan baru kemarin dia kembali ke kantor setelah merasa dirinya cukup tenang dan lebih baik.
"Oke, aku suka yang ini, segera hubungi arsitek untuk pembangunannya, aku harap semua persiapan ini beres dalam waktu kurang dari dua bulan, dan aku juga minta kalian cari, serta kumpulkan data-data perusahaan pengolahan teh yang sudah memiliki nilai pasar yang bagus, kita akan mengajak mereka bekerja sama dengan menyetok Teh nya untuk cafe terbaru kita, kita harus mendapatkannya lebih awal sebelum cafe selesai dibangun, agar tidak menghambat rencana pembukaannya nanti, oke cukup sampai disini meeting kita hari ini, selamat siang" Ucap Ariel lalu pergi meninggalkan ruang meeting.
Ariel merasa sangat antusias dengan proyeknya ini, mengingat dia juga cukup sukses membuka banyak coffee shop, kini giliran dia membuka cafe bertema Teh yang akan menyajikan berbagai olahan Teh baik itu minuman ataupun makanan yang berbahan dasar Teh.
***
Beberapa waktu kemudian. Ariel sedang berjongkok didepan sebuah makam, dibalik kacamata hitamnya itu, dia menatap sedih nisan sang Mama lalu meletakkan bucket bunga disana. Kesedihannya begitu dalam mengingat kenangan tentang Mamanya, hubungannya dengan sang Ayah juga masih belum membaik, Ariel masih sangat sakit mengingat perlakuan sang Ayah kepada Mamanya dulu. Walaupun kini dia tinggal dirumah bersama Ayahnya, Ariel masih enggan berbicara dengannya. Kesedihannya semakin bertambah karena hingga saat ini dia masih belum tahu dimana keberadaan Elea, Ariel sangat khawatir dengan keadaan Elea saat ini.
Ariel mengusap lembut nisan sang Mama "Ma, aku tahu Mama pasti marah kepadaku karena aku memperlakukan istriku dengan buruk, aku sangat menyesal Ma, aku benar-benar menyesal, tolong maafkan aku, aku saat ini masih berusaha mencari Elea tapi masih belum membawakan hasil, aku ingin menebus semua kesalahanku padanya dan meminta maaf, aku telah menerima hukuman dari Tuhan sekarang tetapi aku akan terus berusaha menebus kesalahanku agar Mama dan juga Elea mau memaafkanku, aku berharap agar segera bisa menemukan Elea Ma, memastikan dia dan bayinya baik-baik saja, semoga aku bisa segera menemukannya Ma" Gumam Ariel, dia memjamkan matanya seraya berdoa untuk sang Mama lalu menaburkan bunga diatas pusaranya dan menyiramkan air mawar disana. Ariel pun pergi meninggalkan area pemakaman itu dan kembali ke kantornya.
Sampailah Ariel di kantornya dan langsung menuju ruangannya. Ariel tampak serius dengan monitor didepannya memeriksa semua pekerjaannya. Hingga beberapa saat kemudian sekretarisnya mengetuk pintu ruangannya dan masuk membawa berkas untuknya.
"Pak, ini adalah data dari perusahaan perkebunan Teh yang bapak minta, kami sudah memilah dari beberapa perusahaan dan ini yang kami rasa sangat pas sesuai keinginan bapak, hasil produksinya sudah menembus pasar internasional dan kualitasnya sangat bagus, ada beberapa produk yang dihasilkan dan itu dari perkebunan milik mereka sendiri"
Ariel menerima berkas itu dan membacanya dengan hati-hati. Tetapi kemudian dahi nya berkerut karena menemukan sesuatu disana.
"Disini tertulis jika perusahaan ini milik Dina Harry Sahasya??" Gumam Ariel terkejut.
"Iya Pak" Jawab sekretarisnya.
"Dina Harry Sahasya? Bukankah itu nama dari tante Dina, Mamanya Aditya?"
"Sepertinya begitu pak....."
"Kalau benar, berarti ini anak cabang dari HS enterprise, tetapi kenapa selama ini aku tidak tahu jika HS enterprise punya anak cabang berupa perusahaan Teh?"
"Sebelumnya saya sudah mengecek tentang perusahaan teh ini begitu saya melihat nama bu Dina disana tetapi sepertinya ini tidak ada hubungannya dengan HS Enterprise, saya rasa ini memang milik pribadi bu Dina karena melihat sejarahnya, perusahaan dan perkebunan ini sudah ada sejak 50tahun yang lalu" Jelas Sekretarisnya.
"Lama juga ya, tapi mungkin ini warisan dari orangtua tante Dina, ku dengar memang beliau lahir disana tetapi tidak ku sangka beliau memiliki perkebunan teh beserta pabriknya, oke baiklah, karena ini tidak ada hubungan dengan HS enterprise kurasa aku tidak perlu menghubungi Aditya"
"Iya pak, dan saya juga sudah mengatur pertemuan bapak dengan General Manager perusahaan itu, saya sudah jadwalkan besok bapak bisa kesana, dan pihak mereka juga bersedia memberikan tester produknya kepada bapak langsung agar bisa memilih produk yang mana yang bapak inginkan, baik pak saya permisi"
Sekretaris Ariel pun meninggalkan ruangan bos nya itu. Dan Ariel melanjutkan membaca berkas yang ada di tangannya dengan seksama.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 397 Episodes
Comments