Selama Ariel bercerita, air mata Gienka tidak berhenti mengalir. Membayangkan betapa hancurnya hati Mamanya dulu menerima perlakuan yang tidak baik hingga adanya penyiksaan yang dilakukan oleh Papanya sendiri. "Lalu apa yang terjadi selanjutnya???" Tanya Gienka lagi.
"Papa tidak tahu, karena sejak saat itu Papa tidak pernah lagi pulang atau bertemu dengan Mamamu hingga akhirnya perceraian itu terjadi, Papa tidak pernah datang untuk menghadirinya dan mewakilkannya pada pengacara, yang Papa tahu ibumu berusaha keras mempertahankan rumah tangga kami, dan Papa tetap menolak... Mungkin saat proses persidangan berlangsung itu Mamamu sudah tahu bahwa dia sedang hamil tetapi dia tidak bisa mengatakannya pada Papa karena Papa tidak pernah lagi muncul, dan menyimpannya sendiri. Perceraian itu sudah diputuskan dan Mamamu tidak pernah menuntut apapun saat itu...!"
Gienka menyeka air matanya. "Lalu bagaimana Papa bisa tahu bahwa Mama hamil???"
"Sejak kejadian itu Papa tidak pernah pulang ke apartemen yang Papa tinggali bersama Mamamu, sekalipun tidak pernah, hingga beberapa bulan kemudian Papa harus menepati janji Papa pada Viona untuk memberikan apartemen itu padanya...!"
***Back to 19 Years ago....
Malam harinya, Ariel memakai jaketnya dan bersiap untuk pergi mengunjungi apartement lamanya. Dia menyiapkan dirinya untuk datang kesana untuk mengambil beberapa barang miliknya yang masih ada disana sebelum apartement itu dirombak oleh Viona. Ariel mengambil mobilnya di parkiran dan mulai mengendarainya menuju apartement lamanya.
Akhirnya Ariel sampai juga di apartemen lamanya, dia membuka pintunya dan ingatannya langsung melayang ke beberapa bulan yang lalu. Tempat ini tempat dimana dia dulu menghabiskan banyak waktunya bersama Elea. Ariel menggelengkan kepalanya agar ingatan tentang Elea buyar.
Ariel masuk dan langsung menuju ke ruang kerjanya dan mulai mengambil buku-buku koleksinya lalu menaruhnya diatas meja. Ariel tidak sengaja menyenggol frame foto diatas meja kerjanya dan mengambilnya. Frame itu berisi foto Elea sedang melingkarkan lengannya dan mencium pipi nya saat mereka berada di Swiss menikmati bulan madu mereka.
Ariel melihat sekeliling apartemennya , disana terpajang frame berisi fotonya dan Elea, beberapa diantaranya adalah foto pernikahan mereka. Ariel berjalan dan mendorong sebuah meja lalu naik diatasnya dan mengambil frame itu satu persatu kemudian menumpuknya. Perlahan Ariel berjalan menuju pintu kamarnya dan membukanya, tampak meragu tetapi kemudian dia masuk.
Ariel membuka lemari pakaiannya, bajunya masih tertata rapi disana, hanya miliknya, tidak ada satupun pakaian milik Elea. Ada beberapa tumpukan baju milik Elea yang tersisa tetapi itu adalah pakaian yang sepertinya di belikan oleh Ariel. Perempuan itu benar-benar telah membawa semua pakaian miliknya. Ariel kemudian membuka lemari tempat dia dan Elea menyimpan Tas dan Sepatu. Disana juga masih tertata dengan rapi sepatu-sepatu miliknya dan ada beberapa sepatu serta tas milik Elea.
"Kenapa dia tidak membawa barang-barang ini?" Gumamnya.
Sampai kemudian dia teringat jika semua baju, sepatu dan tas milik Elea yang tertinggal di lemari ini adalah pemberian darinya. Elea ternyata tidak membawa barang pemberian Ariel dan sepertinya hanya membawa barang miliknya sendiri. Didalam lemari itu dia juga menemukan 2 album foto besar berisi foto pernikahannya dengan Elea, dan mengambilnya. Ariel pun menutup lemari itu dan pergi berkeliling kamarnya mengambil semua frame berisi fotonya dan Elea yang ada di kamar itu. Ariel mencari kardus untuk menaruh semua frame itu dan nanti akan membawanya keluar dari apartement lalu membakarnya.
Ariel membaringkan badannya diatas ranjang menekuk kedua sikut lengannya dan menjadikan kedua jemarinya menjadi bantal kepalanya, matanya nyalang menatap langit-langit dan terdiam untuk beberapa saat. Tempat ini benar-benar meninggalkan banyak kenangan tentang Elea. Sekali lagi Ariel mencoba membuyarkan pikirannya tentang Elea, akan sangat bagus jika tempat ini dirubah dengan suasana yang baru pasti lama kelamaan dia akan bisa melupakan kenangannya bersama Elea.
Ariel melepaskan lekukan siku lengannya, tak sengaja lengan kanannya menyapu sesuatu diatas meja disamping ranjangnya hingga jatuh ke lantai. Ariel langsung bangun dan kakinya menginjak sesuatu itu dilantai. Pandangannya pun teralihkan dan menemukan sebuah amplop putih dibawah kakinya lalu mengambilnya. "Amplop? Amplop apa ini??" Gumamnya pelan, dia pun berniat melihat isi amplop itu tetapi belum sempat dia melihat isi amplop itu, ponselnya pun berdering.
"Iya Vi, ada apa??"
"Sayang, bisakah kau menjemputku sekarang, aku ada di Angel boutique"
"Baiklah aku akan menjemputmu sekarang"
Ariel bangkit dari ranjangnya dan memasukkan amplop itu di saku jaketnya dan pergi keluar apartment itu dengan membawa 2 kardus berisi buku nya dan frame-frame foto itu. Sesampainya diparkiran dia pun menaruhnya dibagasi mobilnya dan langsung mengendarainya untuk menjemput Viona.
**
Sesampainya di boutique yang disebutkan Viona, Ariel pun masuk untuk mencari Viona. Viona sengaja memanggil Ariel untuk menjemputnya agar lelaki itu mau membayar seluruh pakaian yang di belinya. Dan benar saja Ariel membayar semua belanjaannya tanpa banyak bicara. Beberapa saat kemudian mereka berdua keluar dengan membawa belanjaan Viona yang begitu banyak.
Ariel mengemudikan mobilnya menuju apartemennya bersama Viona.
Ariel dan viona masuk ke apartement dan Viona langsung melingkarkan lengannya dileher Ariel dengan manja. "Thanks dear, kau memang sangat baik aku sangat mencintaimu" Ucap Viona lalu mencium bibir Ariel dengan sangat posesif. Beberapa saat kemudian Ariel melepaskan ciumannya.
"Kita lanjutkan nanti, aku harus mandi lebih dulu, badanku sangat lengket" Ucap Ariel.
"Oke baiklah sayang, aku menunggumu"
Ariel melepaskan jaketnya dan melemparnya ke atas sofa, dia juga melepas Tshirt yang dipakainya dan hendak berjalan menuju ke kamar. Tetapi dia mendengar pintu apartmentnya diketuk.
"Astaga siapa yang datang, mengganggu saja" Gumamnya kesal, lalu dengan terpaksa dia membalikkan badannya dan berjalan menuju pintu lalu membukanya.
Belum sempat melihat wajah orang yang mengetuk pintunya, tubuh Ariel langsung terkapar dilantai. Sebuah tonjokkan yang begitu keras didaratkan diwajah Ariel. Saat Ariel hendak bangkit tiba-tiba 3 orang laki-laki berbadan besar menghajarnya habis-habisan. Tendangan yang begitu keras dan pukulan-pukulan itu secara bertubi-tubi mendarat ditubuh dan wajahnya.
Ariel tidak mampu membalas pukulan orang-orang itu, karena tidak ada kesempatan dan dia hanya sendirian. Seolah pukulan-pukulan itu tidak ada habisnya didaratkan ditubuh dan wajahnya. Ariel juga masih tidak mengerti dengan apa yang terjadi dan apa kesalahan yang sudah dia lakukan sehingga orang-orang ini menghajarnya.
Sampai akhirnya dia di dudukkan dilantai, kedua tangannya ditarik kebelakang oleh salah seorang dari meraka. "Siapa kalian....??? Dan apa yang sudah ku lakukan sehingga kalian menghajarku?" Teriak Ariel.
Seseorang kemudian datang berdiri didepan Ariel dan langsung mendaratkan tendangannya yang keras tepat di wajah Ariel membuat Ariel langsung berteriak dan terdorong ke belakang lalu terbaring tidak berdaya.
"Berani-beraninya kau bermain serong dengan istriku selama ini, kau pikir aku akan diam selamanya?" Ucap pria itu. "Kalian bertiga...!!! Cepat beri pelajaran bocah brengs*k ini, hajar dia dan jangan memberinya ampun, cepaaat...!!!" Teriaknya.
Ketiga pria berbadan besar itu kembali menghajar Ariel, seolah tidak ada ampun baginya. Kemudian pria itu masuk dan berteriak memanggil nama Viona. Ariel masih mengingatnya, tetapi setelah itu semuanya menjadi gelap.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 397 Episodes
Comments
Halimah Saadiyah
rasakan itu ariel, rasa sakitmu ngga sebarapa di bandingkan dengan rasa sakit yang alea rasakan karna perbuatan keji mu
2022-05-29
1