Sampai diruang kerjanya, Ariel meminta agar Gienka duduk di sebuah sofa panjang yang ada disana, dan dia juga duduk disana. Ariel memberi senyumnya kepada putrinya itu, kemudian menggenggam kedua jemari Gienka. Menatapnya dalam-dalam. "Ada hal yang ingin Papa bicarakan denganmu...!" Gumam Ariel dengan suara pelan.
Gienka mengernyit. "Hal yang ingin Papa bicarakan? Apa itu? Sepertinya pembicaraan ini terlalu berat sampai Papa hafus membawa Gie kesini...!"
Ariel terkekeh. "Bisa dikatakan seperti itu....!"
Gienka menelan ludahnya. Tiba-tiba saja dia merasa takut ada hal urgent yang terjadi atau apakah Papanya akan meminta sesuatu yang berat kepadanya. Berbagai pikiran itu langsung mengerubungi otak Gienka, mengingat Papanya tadi bilang bahwa akan membicatakan hal yang berat.
Ariel tersenyum ketika melihat perubahan wajah dari putrinya. Dia mengusap rambut panjang Gienka. "Ini bukan mengenai dirimu sayang, melainkan ini tentang Papa...!" Ucap Ariel.
"Tentang Papa???? Apa sesuatu telah terjadi dengan Papa? Papa sakit? Papa sakit apa???" Gienka memeriksa wajah serta tangan Ariel dan terlihat panik.
Ariel menghentikan kepanikan putrinya itu dengan memegang kedua rahang Gienka, dan kembali menatapnya.
"Papa sehat wal afiat...! Papa hanya ingin mengingatkan mu saja dan berharap setelah kau mendengar semua ini kau tidak akan membenci Papa karena Papa sangat menyayangimu, kau pasti tahu itu kan? Dan Papa tidak bisa kehilangan putri Papa ini... Satu hal lagi Papa menceritakan ini kepadamu karena Papa merasa ini sudah waktunya untukmu mengetahui segalanya tentang Papa, Mamamu Elea dan Papa Dan mu" Ujar Ariel, dia menunduk kemudian mengangkat kepalanya dan tersenyum lagi memandangi Gienka.
"Aku tahu sampai kapanpun mereka tidak akan pernah mengatakan kepadamu mengenai semua yang terjadi dulu, karena mereka tidak ingin membuatmu menjadi membenciku, mereka juga tidak ingin menjelekkan Papa di depanmu, tetapi kali ini Papa akan mengatakan semuanya kepadamu sehingga selain agat kau tahu semuanya, kau juga bisa mengambil pelajaran yang baik dari kisah itu... Tetapi jika setelah mendengar ini kau membenci Papa, tidak apa Papa sudah siap, hanya saja Papa minta agar kau tidak selamanya membenci Papa karena Papa sangat mencintaimu bahkan cinta Papa melebihi cinta pada diri Papa sendiri, kau segalanya untuk Papa....!"
Inilah yang selama ini Gienka tunggu, hal inilah yang selalu menggelayuti pikirannya. Masalalu kedua orangtuanya, alasan mereka berpisah dan bagaimana hal itu terjadi, juga bagaimana bisa pernikahan antara Mamanya Elea dan kakak dari Papanya Ariel yaitu Danist bisa terjadi. Hal yang tidak Gienka duga adalah justru Papamya sendiri yang akan menceritakan segalanya. Tetapi Gienka mengernyit ketika Papanya memintanya agar tidak membencinya ketika sudah mendengar semua itu, yang mengartikan bahwa mungkin saja semua permasalahan itu adalah kesalahan dari Papanya. Dan ataukah Papanya yang berselingkuh dengan Mamanya Maysa dari Mamanya Elea ataukah apa, Gienka tidak ingin berspekulasi lebih jauh, dan dia akan mendengatkan semua ini dengan baik.
"Gie, sudah menunggu lama untuk mengetahui semua itu Pa, Gie mencoba bertanya pada Mama Elea, Papa Dan juga Mama May tetapi mereka bertiga tidak mau menjelaskan apanyang terjadi dan hanya mengatakan bahwa semua sudah berlalu jadi tidak perlu untuk dibahas, mereka juga melarangku untuk menanyakan hal ini pada Papa, mungkin inilah yang mereka maksud, mereka takut Gie akan membenci Papa, tetapi Gie sudah besar, sudah bisa menilai sesuatu baik itu buruk ataupun baik, satu hal adalah kalian semua menyayangi Gie, lalu untuk apa Gie membenci Papa? Benar kata mereka bahwa masalalu sudah berlalu dan Gie tidak pernah sekalipun ingin membenci salah satu diantara kalian jika seandainya ada yang salah dalam perpisahan Papa dan Mama Elea" Gienka tersenyum kepada Ariel.
"Ceritakan semuanya dengan jelas Pa, Gie tidak akan bisa membenci Papa, Gie hanya ingin tahu sebenarnya saja, agar Gie tidak terus berspekulasi buruk dengan kalian semua...!"
Ariel memeluk Gienka, mengusap punggung putrinya dengan lembut seraya mengatakan bahwa Gienka memang sudah dewasa. Dan sudah bisa menilai sesuatu dengan pemikiran luasnya tanpa ingin menghakimi siapapun. Ariel sangat bangga dengan sikap yang ditunjukkan putrinya itu. Ariel kemudian melepaskan pelukannya, dan dia saling berpandangan dengan Gienka.
"Papa akan memulai ini dari 20 tahun yang lalu dimana ketika pertama kali Papa bertemu dengan Mamamu Elea, saat itu kami bertemu di sebuah restoran secara tidak sengaja, Papa sedang bersama Aditya untuk makan siang setelah bertemu dengan klien, disana ternyata ada Elea dan Cahya yang juga sedang makan siang" Ariel terkekeh.
"Kau pasti tahu bahwa mereka berdua bersahabat dan sebenarnya saat itu Aditya sendiri sedang berusaha mendekati Cahya, sayangnya Cahya adalah gadis yang cuek, berbeda dengan Mamamu yang sangat welcome dan banyak tersenyum juga banyak bercanda, Papa dan Adit bergabung bersama mereka berdua, dan dari situlah Papa mulai melirik dan memperhatikan Mamamu, dia terlihat sebagai gadis yang sangat menyenangkan, dan tanpa basa-basi Papa langsung bertukar nomor dengannya" Ujar Ariel sambil tersenyum mengingat masa itu yang sedikit konyol tetapi selalu terkenang di hidupnya.
Gienka pun tersenyum menyadari Papa nya terlihat geli menceritakan kisah masa mudanya. "Lalu kalian mulai berkomunikasi dan menjadi dekat???" Tanya Gienka penasaran.
Ariel tersenyum sambil menganggukkan kepalanya. "Mama mu adalah perempuan yang sangat menyenangkan sekali, baru beberapa hari berkenalan, Papa merasa sangat nyaman, hal yang sebelumnya tidak pernah Papa rasakan ketika bersama perempuan lain, selain menyenangkan, Mama mu juga perempuan terbuka, mandiri dan berprinsip kuat, hanya kurang dari sebulan kami dekat, Papa langsung mengatakan bahwa Papa ingin menjadi seseorang yang istimewa dihidupnya ..!"
"Apa Mama langsung menerima Papa???" Tanya Gienka lagi.
Dan ekspresi Ariel langsung berubah, dia tertawa sambil menggelengkan kepalanya dan mengatakan bahwa saat itu Elea menolaknya mentah-mentah karena mereka baru saling mengenal. Tetapi saat itu Elea tidak menutup komunikasi dengannya, hanya saja Ariel mengerti bahwa Elea pasti butuh waktu untuk mengenalnya lebih jauh.
Sampai akhirnya waktu itu tiba dimana Elea mau menerima cintanya dan mereka menjadi pasangan kekasih. Itu menjadi hal yang menyenangkan bagi Ariel. Hari berlalu dan Ariel semakin yakin bahwa Elea adalah perempuan yang sempurna untuk dia jadikan istri. Butuh perjuangan juga untuk mendapatkan restu kedua orangtua Elea, karena mereka takut dengan Ariel yang adalah seorang pengusaha muda yang sangat sukses. Tetapi dengan perjuangan berat serta keyakinan kuat, Ariel akhirnya bisa meluluhkan hati kedua orangtua Elea. Dia melamar Elea di depan orang tuanya, lalu satu bulan kemudian menikahi Elea. Karena Elea adalah oerempuan istimewa untuknya, Ariel pun mengadakan pesta pernikahan yang sangat meriah bak sebuah pernikahan di negeri dongeng.
"Mamamu sangat cantik saat itu, dan Papa bahagia sekali bisa menjadikannya istri, setelah menikah, Mama mu benar-benar mengabdikan dirinya dengan baik dan tahu betul tugas serta kewajiban seorang istri, dia selalu bangun pagi, menyiapkan sarapan, membersihkan apartemen lalu bersiap untuk berangkat kerja, Papa selalu mengantarnya ke kantor dan menjemputnya, ketika sampai di rumah pun, dia tidak beristirahat melainkan langsung menyiapkan makan malam, Mama mu sangat luar biasa....! Kami berbahagia setiap detiknya" Ujar Ariel.
"Lalu??? Mama hamil Gie??"
Ariel menggeleng. "Kami menantikan kehadiranmu cukup lama, setelah berbulan-bulan menikah, Mamamu tidak kunjung hamil, dan itulah awal dari hancurnya kehidupan rumah tangga kami...! Yang selalu menjadi penyesalan terbesar di hidup Papa...!"
Mata Ariel mulai berkaca-kaca, tak lama airmata itu tumpah. Gienka yang melihat itu langsung bereaksi. "Apa yang terjadi selanjutnya Pa???" Tanya Gienka penasaran.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 397 Episodes
Comments
Halimah Saadiyah
💪💪💪💪
2022-05-29
1