Gienka melempar tubuhnya ke atas tempat tidurnya, dia sedikit berkeringat karena melompat-lompat untuk meluapkan kebahagiaannya. Dia akhirnya menyadari bahwa kerinduannya serta pikirannya yang setiap hari teringat kepada Kyros adalah ungkapan perasaannya pada lelaki itu, dan dia selama ini ternyata menyukai Kyros. Dan meskipun dia mengatakan bahwa dia mencintai Kyros hanya kepada dirinya sendiri bukan di depan Kyros, tetapi Gienka masih memiliki banyak waktu untuk mencari tahu apakah lelaki itu memiliki perasaan yang sama kepadanya atau tidak. Karena Gienka berharap suatu hari Kyros akan menepati janjinya saat kecil untuk menikahinya suatu saat nanti.
Gienka tersenyum menarik selimutnya dan memeluk boneka beruang besarnya. Boneka itu adalah pemberian Kyros beberapa tahun yang lalu sebelum lelaki itu pergi ke luar negeri untuk bersekolah disana. Gienka selalu memeluknya setiap malam dan membuatnya selalu teringat dengan Kyros. Dan Gienka sangat merindukan Kyros, entah kapan lelaki itu akan pulang untuk liburan sebelum nanti pergi lagi lebih jauh. Gienka berbaring miring memeluk boneka beruangnya dan tersenyum bahagia kemudian memejamkan matanya untuk tidur.
Saat Gienka mulai ingin terlelap, tiba-tiba sebuah gedoran di pintu kamarnya membuat dia terlonjak, dan sayup-sayup terdengar suara Geffie adiknya yang memintanya untuk membuka pintu. Gienka mencoba mendengarkan lagi untuk memastikan dan memang benar itu seperti suara adiknya.
"Kak....!!! Kakak.... Bangun... Cepat buka pintunya..... Tolong kak... Kakak.....!!!" Suara Geffie semakin keras dan terdengar panik.
Bergegas Gienka bangkit dari tempat tidurnya dan berjalan menuju pintu lalu membuka nya.
Gienka langsung terdorong oleh Geffie dari depan membuat dia hampir terjatuh. Geffie langsung menutup pintu kamar kakaknya dan napasnya terengah, keringat dingin juga mengucur di dahinya. Gienka bingung dengan apa yang terjadi dengan adiknya itu. Ini sudah larut malam dan adiknya panik seperti sedang melihat hantu. "Kenapa Geff.... Kau kenapa???" Tanya Gienka.
"Di bawah.... Di bawah ada orang, mereka memakai topeng dan membobol pintu depan.... Aku sedang mengerjakan tugas diruang tengah dan aku mendengar keributan dibawah... Kakak bagaimana ini, Papa dan Mama kan sedang ke luar kota, mereka sepertinya penjahat atau pencuri... Bagaimana ini...???" Ujar Geffie panik.
Ariel dan Maysa memang saat ini sedang pergi keluar kota untuk urusan pekerjaan. Dan di rumah ini memang hanya ada Gienka dan Geffie serta kedua pelayan yang kamarnya ada di bagian belakang. Gienka menemani Geffie karena adiknya itu sendirian di rumah.
"Lalu kenapa tadi kau berteriak? Mereka pasti mendengar suaramu dan itu sangat berbahaya, haruanya kau menghubungiku atau menghubungi Papa...?" Ujar Gienka.
"Ponselku ada di kamar kak, aku panik dan takut sekali... Kak..! Cepat hubungi Papa... Aku takut sekali....!" Geffie masih panik dan memegang lengan Gienka kuat-kuat.
Gienka kemudian berjalan mengambil ponselnya dan menghubungi Ariel. Dia sebenarnya masih bingung, kenapa bisa ada penjahat atau pencuri di kompleks perumahan ini, padahal ini dijaga sangat ketat sekali. Tetapi Gienka tidak mau ambil pusing dan dia langsung menghubungi Papanya. Beberapa kali dia mencoba tetapi tidak ada jawaban. Gienka juga mencoba menghubungi Maysa, tetapi sama, mereka tidak menjawab. Ini sudah tengah malam dan sepertinya mereka juga sudah tidur.
Geffie kemudian memberi saran agar menghubungi Elea dan Danist. Tetapi belum sempat menghubungi mereka, pintu di gedor sangat keras oleh seseorang dan terdengar teriakan seorang pria yang meminta agar mereka membuka pintu itu karena pria itu tahu bahwa di kamar itu ada orang. Geffie langsung memeluk Gienka dan ketakutan jelas terlihat di wajah kakak beradik itu. Geffie bahkan menangis.
"Kakak.... Bagaimana ini....!!!" Tanya Geffie panik.
Gienka juga tidak tahu harus bagaimana. Mereka hanya berdua, pelayan yang ada di belakang juga pasti tidak mendengar. "Kakak kan sudah bilang, kita menginap saja di rumah Papa Dan, tapi kau tetap memaksaku untuk menemanimu disini....! Lihat sekarang, aku juga bingung Geff harus bagaimana....!!"
Gienka pun mencari kontak Danist dan menghubungi Papa sambungnya itu. Sayangnya tidak ada jawaban juga dari Danist. Gienka berganti menghubungi Elea, berkali-kali dia mencobanya tetapi tetap saja tidak ada jawaban. Ini terlalu larut, orang tuanya pasti sedang tidur dengan lelap.
"Cepat buka.........!!!!! Atau aku akan mendobraknya dak aku akan langsung menembak kalian di dalam sana.... Cepat buka....!!!" Teriak pria itu dengan suara keras sekali.
Badan Gienka gemetar dan Geffie mulai menangis. Gienka menyuruh Geffie untuk ke kamar mandi dan bersembunyi disana. Sementara dia akan membuka pintu dan menghadapi pria itu. Gienka punya tanggung jawab untuk menjaga keamanan adiknya, dan dia harus berusaha semaksimal mungkin untuk melindungi Geffie, meskipun Gienka sebenarnya ketakutan sekali.
Geffie menolak dan meminta agar bisa menemani kakaknya, sayangnya Gienka menolak dan tetap memaksa adiknya ke kamar mandi untuk bersembunyi. Geffie pun menurutinya, dan berjalan menuju kamar mandi, menutup pintu dan menguncinya dari dalam. Sementara Gienka melangkah pelan dan berhati-hati menuju pintu kamarnya. Dia memegang handle pintu itu menurunkannya dan membukanya sambil gemetar ketakutan.
"Surprise......!!!" Teriak beberapa orang kemudian terdengar juga suara confetti membuat Gienka refleks menutup kedua telinganya.
Semua orang bertepuk tangan dan menyanyikan lagu selamat ulang tahun. Gienka membuka matanya dan menemukan orangtuanya, nenek, kakek serta sahabatnya. Ada Ariel, Maysa, Elea dengan kue ditangannya dan lilin angka 18tahun, ada Danist, Orang tua Elea, Mama Danist, Mama Maysa juga adiknya Friddie, serta Kyra, Louis, dan Phobie adik Louis. Di samping Danist ada seorang laki-laki bertubuh atletis tersenyum kepadanya, itu adalah bodyguard dari Kyra, sudah pasti suara pria yang mengancam tadi pasti suara dari bodyguard Kyra. Geffie juga keluar dari kamar mandi tertawa terbahak-bahak melihat ketakutan kakanya tadi.
Mata Gienka berkaca-kaca dan dia menghela napasnya karena merasa lega sekali. Tadi rasanya jantungnya ingin copot. Ternyata dia dikerjai oleh Geffie. Merasa kesal Gienka memukul bahu Geffie.
"Ayo tiup lilinnya, lnanti keburu meleleh...!" Ucap Friddie.
Elea kemudian mendekati putrinya membawa kue yang terlihat menggoda itu. "Ayo sebelum meniupnya, ucapkan keinginanmu..!" Ujar Elea.
Gienka menutup matanya lalu mengucapkan permohonan bahwa dia ingin melihat semua orang terdekatnya berbahagia, dan dia juga ingin bisa mendapatkan kebahagiaannya. Berharap Tuhan mau mendengarkan keinginannya untuk bisa bersatu bersama Kyros. Gienka tahu bahwa perjalanannya masih panjang sekali, tetapi dia hanya ingin bersama laki-laki yang sudah sejak kecil mengikatnya untuk dijadikan sebagai istri Kyros. Meskipun itu hanya janji dari seorang anak berusia 5tahun, tetapi Gienka merasa bahwa Kyros pasti akan memenuhi janjinya dulu.
Gienka membuka matanya lalu meniup lilin dan semua orang bertepuk tangan.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 397 Episodes
Comments
Halimah Saadiyah
mantul thor 👍👍👍👍👍
2022-05-29
1