Mata Gienka mulai berkaca-kaca tak lama setelah itu menetes di kedua pipinya. "Dan Mama mengetahuinya???" Tanya Gienka dengan suara tersenggal.
"Tidak...! Mamamu tidak mengetahuinya sampai hari dimana Papa membawa Viona pulang, disanalah bencana itu terjadi dan akhir dari segalanya....!"
Gienka terlonjak. "Apa....???? Jadi...???? Papa membawanya pulang...??? Bagaimana bisa???"
### Back to 19 yang lalu...
Setelah melakukan hubungan itu, semakin hari Ariel semakin lupa akan dirinya dan dia selalu bertemu dengan Viona diam-diam, disela-sela waktu istirahatnya di kantor. Terkadang jam 3 Ariel baru kembali lagi ke kantor, atau terkadang tidak sama sekali, dan langsung pulang ke apartemennya. Pertemuannya dengan Viona tentu bukanlah hanya sekedar makan siang saja tetapi berakhir dengan hubungan badan. Ketika bersama Elea di apartemen, dia bersikap biasa saja agar tidak menimbulkan kecurigaan, hanya saja Ariel malas untuk berlama-lama dengan Elea dan memilih untuk menyibukkan diri di ruang kerjanya hingga larut dan baru kembali setelah Elea tidur.
Viona semakin meracuni pikiran Ariel dengan ucapan-ucapan manisnya. Serta menjajikan berbagai hal kepada Ariel bahwa dia akan melahirkan anak Ariel nanti, itu sebabnya mereka setiap hari berhubungan. Selain itu, Viona juga mendakat keistimewaan dari Ariel berupa materi, seperti uang hingga barang-barang mahal. Hal yang sama sekali tidak pernah di minta oleh Elea. Elea selalu mengatakan pada Ariel bahwa barang dibeli hanya digunakan sebagaimana mestinya, sehingga Elea tidak pernah sekalipun meminta dibelikan tas atau sepatu mahal, kecuali Ariel sendiri yang memberikannya sebagai hadiah, itupun Elea akan memprotesnya habis-habisan dan selalu mengatakan sayang sekali jika uang sebanyak itu hanya dibelikan sebuah tas atau sepatu mahal. Lebih baik ditabung atau digunakan untuk menyumbang panti asuhan, karena itu akan sangat bermanfaat sekali.
Viona memanfaatkan semua kemewahan yang diberikan Ariel dan selalu meminta lagi dan lagi. Ya, sama seperti ketika dulu mereka berpacaran, Viona sering melakukannya dan Ariel tidak pernah menolak keinginannya.
Hubungan itu sudah terjalin beberapa minggu, dan Elea masih belum mengetahui segalanya. Ariel tidak tahu, apakah Elea menaruh kecurigaan atau tidak. Hingga suatu hari, Ariel bertengkar hebat dengan Elea ketika akhirnya Elea tidak sengaja membaca pesan dari Viona di ponsel Ariel yang tergeletak di meja.
Ariel saat itu baru keluar dari kamar mandi selepas dari kantor. Elea duduk diatas tempat tidur menatapnya biasa saja tetapi tatapan itu memiliki arti yang tak terbantahkan. "Viona.... Dia mengirim pesan padamu jika dia merindukanmu dan ingin beryemu denganmu lagi....!" Gumam Elea.
Mendengar itu, Ariel langsung mencari ponselnya dan mengambilnya di atas meja. "Kau membaca pesanku???? Berani sekali.....!" Teriak Ariel.
"Aku tidak sengaja ketika aku merapikan tempat tidur.... Apakah Viona yang mengirim pesan itu adalah Viona yang sama saat kita bertemu di pulau itu? Dia teman lamamu???" Tanya Elea menelisik.
"Bukan urusanmu.....! Kau ini memang kurang ajar, istri yang tidak berguna...... Kau seharusnya tidak sembarangan membaca pesanku meskipun aku suamimu, tetapi kau tidak berhak melakukan itu....! Dasar bodoh ...." Ariel berteriak lagi.
"Kau mengataiku...??? Ada apa denganmu?? Bukankah aku sudah mengatakan bahwa aku tidak sengaja membacanya, oke aku minta maaf....! Aku hanya bertanya saja kalau kau tidak mau menjawab katakan saja, tanpa harus mengataiku seperti itu....!" Ucap Elea dengan mata berkaca-kaca dan dia keluar kamar meninggalkan Ariel seraya mengatakan bahwa baju Ariel sudah dia letakkan di atas tempat tidur.
Setelah pertengkaran itu, Ariel pergi keluar meninggalkan Elea sendirian. Ariel akan pergi untuk menemui Viona. Emosi nya sedang di puncak dan dia butuh di tenangkan oleh Viona. Apa yang dilakukan Elea sudah diluar batas kesabarannya. Ariel keluar kamarnya dengan meninggalkan suara pintu berdebam hingga membuat Elea yang berdiri menyiapkan makan malam pun terlonjak karena kaget dan hampir menjatuhkan piring yang di pegangnya. Ariel hanya menoleh sekilas dengan tatapan penuh kemarahan pada Elea.
"Kau mau kemana??? Makan malamnya sudah siapa....!" Elea setengah berteriak akan tetapi Ariel terus berjalan tergesa dan keluar dari apartemen begitu saja tanpa mengatakan apapun.
****
Sampai di apartemen Viona, Ariel menunggu Viona datang di lobi apartemen karena Viona ternyata sedang keluar sebentar. Dia menunggu sekitar 30 menit hingga akhirnya perempuan itu datang. Mereka kemudian naik lift menuju unit apartemen Viona. Sampai disana, Ariel yang sejak tadi memasang wajah kesal pun bercerita kepada Viona tentang apa yang terjadi dan dilakukan oleh Elea tadi. Elea membaca pesan Viona tanpa meminta ijin Ariel. Bukan meredam emosi Ariel, Viona justru memanfaatkan itu untuk semakin memperngaruhi Ariel.
"Sudahlah sayang...! Untuk apa lagi kau mempertahankan istrimu itu??? Dia sudah tidak berguna kan??? Dia mandul, kau mempertahankannya juga untuk apa, itu hanya akan semakin menambah bebanmu saja, lebih baik kau ceraikan saja dia jika tidak itu akan semakin membuat tensimu naik....!"
Ariel hanya diam mendengar itu tetapi Viona belum selesai dengan ucapannya. "Aku akan melahirkan anakmu, dan dia akan memanggilmu Papa dan memanggilku Mama, lalu untuk apa istri tidak bergunamu itu??? Ceraikan saja dia, dan kia bisa bebas menikmati waktu bersama tanpa harus sembunyi-sembunyi dan kita akan fokus untuk memiliki anak, diantara kita tidak perlu adanya pernikahan, ikatan itu hanya sebuah ikatan tak berarti apapun, kita manusia bebas kita lakukan apa yang menjadi kesenangan kita.... Kita hanya akan menikah ketika anak kita sudah lahir saja, so.... menurutku lebih baik ceraikan saja Elea tolol itu..."
Sejenak Ariel terdiam memikirkan setiap perkataan dari Viona. Memang benar, untuk apa dia harus mempertahankan Elea lama-lama, jika dia bisa mendapatkan anak dari Viona. Dia hanya akan menyia-nyiakan uangnya untuk Elea yang mandul itu. Lebih baik dia berpisah dengan Elea. Menceraikannya dan hidup bersama Viona seperti dulu lagi. Elea sudah tidak berguna sama sekali dan selama ini istrinya itu telah menipunya dengan berpura-pura bisa memiliki anak padahal nyatanya dia mandul. Ariel merasa keputusannya buru-buru menikahi Elea adalah keputusan yang salah sekali. Dia benar-benar bodoh karena hal itu.
"Baiklah besok aku akan mengurus perceraianku dengan Elea, kau benar, sama sekali tidak ada gunanya terus bersama dengannya... Dia tidak bisa memberikanku apapun selama ini.... Dia membohongiku...!"
"Itu keputusan yang bagus....!" Ucap Viona sambil tersenyum kemudian memeluk Ariel menciumnya dan berlanjut ke percintaan yang panas.
Setelah melakukan itu, Viona meminta Ariel untuk pulang dan tidak menginap karena itu akan menimbulkan kecurigaan Elea nanti. Ariel punn menurut dan bersiap untuk kembali ke apartemen. Besok dia harus menghubungi pengacara dan mengurus perceraiannya dengan Elea.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 397 Episodes
Comments
Halimah Saadiyah
dasar wanitta ular 😡😡😡
2022-05-29
1