Beberapa hari kemudian....
Ariel sudah membawa berkas-berkas perceraiannya dengan Elea. Semua sudah diurus oleh pengacaranya dan tinggal menunggu persetujuan dari Elea. Setelah itu mereka akan mulai persidangan. Tetapi tentu Ariel akan memilih jalannya sendiri dan akan menghindari untuk hadir agar prosesnya semakin cepat. Ariel tidak sabar untuk berpisah dengan Elea. Dan rasa penyesalan luar biasa di rasakan oleh Ariel karena menikahi Elea yang mandul.
Dari kantor, Ariel langsung menemui Viona di apartemennya. Dia akan menyampaikan kabar itu pada Viona agar perempuan itu senang. Ariel memang sudah dibutakan oleh rayuan Viona dan rasa cintanya pada Elea sudah digantikan dengan bujuk rayu Viona. Ariel melupakan segala janji yang pernah dia katakan pada Elea dan kedua orang tuanya, dimana dia akan menjaga Elea dengan baik dan tidak menyakitinya. Ariel juga melupakan perjuangannya untuk mendapatkan restu dari kedua orang tua Elea. Ariel sudah melupakan itu semua.
Sampai di apartemen Viona, Ariel langsung disambut oleh perempuan itu dengan pelukan dan ciuman mesra. Di dalam apartemen itu sudah ada beberapa wine dan champagne yang disiapman oleh Viona. Mereka berdua akan merayakan malam ini dengan penuh kegembiraan.
Pesta itu diawali dengan berdansa dan juga keromantisan yang dilakukan oleh keduanya. Ariel dan Viona berdansa dalam musik romantis dan bibir keduanya tidak saling melepas. Karena terbawa suasana keduanya justru melanjutkan keromantisan itu dengan bercinta. Ariel masih tersadar karena dia masih minum sedikit, tetapi dia sangat menikmati bercinta dengan Viona, dia juga terobsesi ingin segera memiliki anak.
Setelah bercinta cukup lama, mereka beristirahat sebentar dan kembali melanjutkan pestanya. Kali ini Ariel menghabiskan wine dan champagne hingga beberapa botol, sedangkan Viona hanya beberapa gelas. Perempuan itu menahan diri agar tidak mabuk, sedangkan Ariel sudah mabuk berat dan malam juga sudah larut. Ariel tidak kuat menopang tubuhnya dan tengkurap di atas tempat tidur Viona.
Entah sekitar pukul berapa, Ariel tidak tahu, tetapi Viona membangunkannya. "Sayang... Bangunlah, kau harus pulang, ini sudah larut sekali, besok kau harus menyuruh istrimu menandatangani perceraian itu kan???" Ucap Viona sambil menggoyangkan tubuh Ariel.
"Ah iya aku harus pulang...!" Gumam Ariel kemudian dia bangun dan berusaha duduk. "Tapi bagaimana aku akan pulang? Aku terlalu mabuk dan tidak bisa mengendarai mobil...!" Ucapnya lagi sambil memeluk Viona.
"Aku akan mengantarmu, ayo....!"
Viona berusaha mengajak Ariel berdiri, lelaki itu memang mabuk berat, bahkan Ariel tidak kuat untuk membawa dirinya sendiri. Viona memunguti pakaian Ariel yang tercecer karena tadi mereka bercinta juga saat minum-minum mereka berdua tidak memakai apapun. Viona membantu Ariel memakai pakaiannya setelah itu mengambil tas Ariel dan mengajak laki-laki itu keluar apartemen untuk mengantarnya pulang.
"Aku ingin anak perempuan yang cantik, dan saat dewasa nanti aku ingin memberinya kekuasaan mengurus semua perusahaanku, aku ingin buktikan pada orang bahwa anak perempuan juga bisa berbisnis dan sukses, nanti putriku akan jadi contohnya....!" Ucap Ariel masih dengan suara orang yang sedang mabuk berat.
Kali ini dia duduk disebelah Viona sebagai penumpang. Sementara Viona fokus mengemudikan mobilnya. Viona mirik dan tersenyum. "Kau ingin anak perempuan???" Tanya Viona.
"Ya, anak perempuan saja, dia akan jadi anak yang cantik dan menjadi kesayanganku, aku akan memanjakan dia dan akan menuruti semua keinginanya... Putriku akan menjadi kebanggaanku...!"
"Lalu bagaiamana jika dia seorang laki-laki??? Apa kau akan menolaknya???"
Ariel menggeleng. "Tidak....!!!! Dia tetap akan ku perlakukan sama hanya saja aku sangat menginginkan anak perempuan, tetapi jika laki-laki juga tidak masalah....!"
"Kau akan segera dapatkan apa yang kau mau....!" Ujar Viona.
"Elea bodoh itu sama sekali tidak berguna, dia selalu berpura-pura polos dan berpura-pura baik padahal dia adalah pembohong besar, dia pasti melakukan ini hanya untuk memanfaatkanku saja...! Dia mandul dan dia membohongiku... Aku pasti akan membalasnya nanti....!!!" Wajah Ariel berubah marah.
"Memangnya hukuman apa yang ingin kau berikan???" Tanya Viona lagi.
Ariel tertawa. "Kau akan tahu nanti....! Elea memang harus dihukum...!"
★★★
Sampailah akhirnya mereka berdua di apartemen Ariel. Viona masih memeluk Ariel dan masuk ke dalam lift membawa laki-laki itu unit apartemennya. Selama perjalanan Ariel terus mengiceh dan mengumpat Elea, sedangkan Viona hanya menanggapinya dengan senyum dan tawa seolah dia senang sekali Ariel begitu membenci istrinya sekarang.
Viona menekan interkom yang ada di depan, beberapa kali dia mencobanya hingga akhirnya pintu dibuka dari dalam. Ariel dan Viona mendapati ekpresi terkejut dari Elea, mata Elea terbelalak dan dia langsung menyentuh bahu Ariel.
"Sayang.... Kau darimana kenapa baru pulang? Kau mabuk ya???" Tanya Elea panik.
Sedetik kemudian, Ariel mendorong Elea ke belakang hingga Elea jatuh ke lantai. "Jangan pegang-pegang aku.... Dasar perempuan tidak berguna.....!!" Teriak Ariel dengan suara melengking.
Elea berusaha bangkit dan kembali mendekati Ariel untuk membawa suaminya itu masuk. "Kau mabuk berat, ayo masuk...! Maaf kau bisa pergi, biar aku yang mengurus suamiku...!" Pinta Elea pada Viona dan dia kembali menyentuh kedua bahu Ariel.
Sekali lagi, Ariel mendorong Elea hingga kembali terjatuh. Ariel melepaskan pegangan Viona dan mendekati Elea dengan mata terbelalak penuh dengan kemarahan. Ariel membungkukkan tubuhnya dan menatap Elea tajam.
"Aku bilang jangan menyentuhku, dasar perempuan tidak berguna.....! Apa hak mu juga untuk mengusir Viona dari apartemenku ini? Kau disini hanya menumpang, dan aku memiliki hak tertinggi pada tempat ini, Viona akan menginap disini, apa kau mengerti????" Teriak Ariel lagi.
Mata Elea berkaca-kaca dan takut sekali dengan kemarahan suaminya tetapi dia berusaha untuk menahan diri. Dan bau Alkohol langsung tercium dari mulut Ariel, entah berapa banyak laki-laki itu sudah meminumnya hingga baunya sangat menyengat.
Elea berusaha berdiri lagi. "Baiklah jika itu keinginanmu? Tetapi dia akan tidur dimana?? Disini hanya ada satu kamar???" Tanya Elea dengan suara melembut.
"Bodoh...!!!" Teriak Ariel lagi.
"Tentu saja Viona akan tidur di kamarku bersama denganku, dan kau tidur saja di lantai atau kalau takut kedinginan kau bisa tidur di sofa itu.....!" Ucap Ariel.
Mendengar itu tentu saja Elea sangat terkejut. "Kau akan tidur dengannya??? Bagaimana bisa???"
"Tentu saja bisa...! Ini apartemenku, ini kamarku, aku bisa melakukan apapun yang aku inginkan dan kau tidak bisa melarangku.... Kau mengerti....???"
Elea mendekati Ariel. "Bagaimana bisa kau akan melakukan itu? Aku istrimu, dan apa kau tidak berpikir bahwa ada aku disini dan kau malah akan mengajak perempuan lain menginap dikamar bersama denganmu....! Sadar Iel... Kau mabuk berat, kau tidak sadar ya dengan ucapanmu...!" Ujar Elea.
Dia kemudian mebalikkan badan dan memandangi Viona. Elea menangkupkan kedua telapak tangannya di depan Viona. "Bisakah anda pergi? Ini sudah larut, dan suamiku butuh istirahat, silakan pergi dari sini...!"
Plaaaakkk.....
Sebuah tamparan keras mendarat di pipi Elea. Ariel menatap Elea dengan pandangan penuh kemarahan. "Beraninya kau mengusir Viona???? Bukankah sudah ku bilang bahwa kau tidak memiliki hak apapun untuk mengusirnya dari sini... Dasar perempuan bodoh dan tidak berguna, sadar diri kau itu perempuan mandul dan tidak bisa memberiku anak, dasar tollol...!" Ucap Ariel dengan kasar.
Ariel meraih tangan Viona dan mengajak perempuan itu ke kamarnya meninggalkan Elea yang masih berdiri terpaku. Terdengar suara pintu di banting dengan keras. Elea menoleh dan Ariel benar-benar menutup dan mengunci pintu kamar mereka dan berada di dalam sana bersama dengan Viona.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 397 Episodes
Comments
Halimah Saadiyah
🔪🔪🔪🔪
2022-05-29
1