"Kau datang?"
Crys masih berdiri diam di balkon sambil menatap Kenzo dengan wajah tidak percaya.
Kenzo masih berdiri memasang wajah dingin dan datarnya seperti biasa.
"Kau masih akan terus berdiri disana sampai benar-benar beku?" tanya Kenzo lagi-lagi dengan nada mencemoohnya.
Crys akhirnya beranjak dari balkon ke dalam kamar, menutup pintu balkon agar angin malam tidak masuk. Setelah itu ia berdiri berhadapan dengan Kenzo.
Kenzo melangkah ke arah sofa dan duduk disana dengan tenang.
"Ada apa?" tanya Kenzo to the point.
Crys duduk diatas ranjang yang berhadapan dengan sofa yang diduduki oleh Kenzo.
Crys duduk sambil mengaitkan jemarinya satu sama lain dengan gugup. Ia ingin berterimakasih, namun dilubuk hati terdalam, dirinya yang lain selalu mengatakan bahwa Kenzo adalah pembunuh orang tuanya.
Kenzo yang melihat keterdiaman Cryspun mulai bosan menunggu lebih lama lagi.
"Kau membuang waktuku yang berharga." ujar Kenzo sinis. Crys tersentak, lalu bangkit berdiri ke arah nakas dan membuka laci di nakas tersebut untuk mengambil sesuatu.
Setelah itu, Crys melangkah mendekat ke arah Kenzo yang duduk dengan begitu santai di sofa. "Aku mendengar kamu menyelamatkan nyawaku saat kecelakaan kemarin. Terimakasih untuk itu." ujar Crys menunduk tak berani menatap Kenzo yang terlihat mengerikan.
Kenzo terdiam. Pria itu tidak membuka suara sama sekali. Karena tidak ada respon, Crys memberanikan diri untuk menatap Kenzo yang ternyata sedang menatapnya tajam seperti ingin memangsanya.
Crys mencoba bertahan dan menatap wajah Kenzo yang terlihat masih luka dan lebam.
Crys yang sudah menyiapkan mental penuh, lalu duduk di sebelah Kenzo kikuk.
"Aku ingin mengobati lukamu sebagai ucapan terimakasih." ujar Crys setengah suara. Lagi-lagi tidak ada jawaban. Cryspun memutuskan untuk segera melakukan apa yang ingin ia lakukan.
Crys membuka salep tersebut, lalu mendekat pada Kenzo untuk mengoleskannya di tempat yang terluka.
Area bawah mata dan hidung pria itu tampak luka dan memar. Setelah itu, Crys mencoba melihat ke arah tangan Kenzo yang tertutup jubah tidur.
"Apa di dalam tidak ada luka?" tanya Crys pada Kenzo sambil melirik tangan pria itu.
Belum menjawab, Crys langsung menangkap sebuah luka di tulang jari kanan pria itu. Crys mengambil tangan kanan Kenzo dan mengoleskannya dengan hati-hati. Bahkan tanpa sadar Crys meniup lukanya seperti yang biasa ia lakukan saat mengobati kakaknya yang dulu sering terluka karena mengerjakan pekerjaan kasar.
Kenzo hanya bisa menutup mulut dan memperhatikan gadis didepannya dalam diam. Ia juga bisa melihat luka di tubuh gadis itu yang belum sembuh.
Dikarenakan Kenzo memakai jas dan celana berlengan panjang, luka goresnya tidak banyak karena tertutupi kain. Namun beda cerita dengan Crys. Gadis itu memakai gaun terbuka yang memperbesar kemungkinan lecet lebih parah walau ia melindunginya.
Setelah mengobati luka di tangan kanan dan luka di tangan kiri, Crys selesai dengan pekerjaannya. Crys menutup salep tersebut dan bangkit berdiri dari sofa.
"Selesai. Karena kau sudah menyelamatkan nyawaku, aku jadi merasa berhutang budi, jadi aku melakukan ini." ujar Crys berterus terang.
Kenzo tersenyum miring, lalu bangkit berdiri. "Jangan besar kepala. Aku menolongmu karena suatu saat nanti kau akan berguna." ujar Kenzo remeh, lalu pergi dari kamar Crys dengan wajah dinginnya.
Crys terdiam menatap punggung Kenzo yang menghilang ditelan pintu. Setelah menghilang, Crys langsung menyumpah serapah pria itu dengan kasar. Ia membereskan salep yang ia gunakan tadi ke tempat semula dan memilih untuk tidur dengan nyenyak malam ini.
Sedangkan Kenzo, pria itu masuk kembali ke dalam kamarnya setelah mengunjungi kamar Crys. Kenzo duduk diatas ranjangnya dengan wajah datar dan dinginnya. Pikirannya melayang dan terdiam sejenak bagai patung.
Kenzo bangkit berdiri dan melangkah menuju kamar mandi dan berdiri di depan cermin wastafelnya. Kamar mandi tersebut gelap tanpa pencahayaan karena dia tidak menghidupkan lampunya.
Kenzo berdiri tanpa suara dan matanya menatap nyalang pada pantulan dirinya.
"Kau memanggilku?"
Kenzo diam. Ia menatap pantulan dirinya yang kini tersenyum miring dengan mata tajamnya yang mengerikan.
"Sudah lama kau tidak menemuiku lagi."
Kenzo masih terdiam sambil berdiri kaku didepan cermin. "Aku melihat gadis kecil yang kau bawa kemari. Apa karena dia kau menemuiku lagi?"
"Dia tidak ada hubungan apapun." ujar Kenzo menatap tajam pada pantulan dirinya yang kini tersenyum miring.
"Menarik. Sepertinya dia akan menjadi mainan baruku." rahang Kenzo mengeras dan tangannya mengepal.
"Aku tidak sabar melihat apa gadis itu akan sama dengan wanita yang kau cintai dulu." dengan penuh emosi Kenzo melayangkan tinjunya ke arah cermin dan kaca tersebut langsung pecah dengan suara memekakkan telinga.
"Jangan membahas orang itu di depanku." ujar Kenzo dengan rahang mengeras dan tatapan membunuhnya.
Sedangkan pantulan dirinya di cermin yang kini terlihat retak tak berbentuk sedang memasang wajah tersenyum puas.
"Sebaiknya kau menjaga diri atau aku akan mengambil alih tubuhmu." Kenzo terdiam, kini pantulan dirinya benar-benar menunjukkan ia yang sedang memasang wajah penuh emosi. Tangan kanannya berdarah dan terdapat serpihan kaca di sana.
Kenzo menyalakan keran dan membasuh tangannya yang berdarah. Setelah itu, ia keluar dari kamar mandi gelap tersebut dan berbaring di atas ranjangnya. Menutup matanya lelah, lalu perlahan mulai tenggelam di kegelapan.
***
Duanovic' Mansion | 08.40 AM
Crys memakai gaun santai dengan motif bunga-bunga yang memenuhi gaun tersebut. Crys menatap pantulan dirinya di cermin, lalu keluar dari walk in closet dengan senyum cerah.
Crys menutup pintu walk in closetnya, lalu berbalik dan terkejut mendapati Kenzo duduk di sofa kamarnya dengan wajah dingin.
"Kau." ucap Crys sambil memegang bagian dadanya.
Crys menarik nafas pelan, lalu melangkah ke arah ranjang dan duduk didepan pria itu yang masih memasang wajah dingin dan datarnya.
"Ada apa?" tanya Crys langsung to the point.
Kenzo tampak terdiam dan hanya menatap Crys lekat seperti menyelidikinya. Crys yang dipandangi oleh Kenzo mulai risih dan tak nyaman.
"Ada apa? Jangan memandangiku seperti itu!" ujar Crys kesal. Tatapan Kenzo seperti ingin menelanjanginya.
Kenzo masih diam tampak tak berniat membuka suara. Crys menghela nafas lelah menghadapi keterdiaman Kenzo dan akhirnya bangkit ke arah balkon. Membuka pintu balkon agar udara pagi yang segar masuk ke dalam kamarnya.
Crys berdiri di atas balkon sambil memandangi taman dan kolam dari tempat ia berdiri. Namun mengingat sosok Kenzo yang masih berada di dalam kamarnya membuat ia kembali masuk ke dalam.
Crys menatap ke arah Kenzo yang masih duduk tenang di sofa. "Kau sangat aneh hari ini." ujar Crys menatap Kenzo yang tampak aneh.
Crys menatap Kenzo dengan tatapan menyelidik, lalu mendapati tangan kanan pria itu yang tampak merah dan bengkak.
Crys langsung mendekati pria itu dan meraih tangan kanannya. "Ini kenapa? Semalam sepertinya tidak ada." tanya Crys menatap Kenzo lekat.
Kenzo masih diam tak memberi jawaban. Crys mendecak, lalu pergi menuju pintu kamarnya. Mencoba membuka pintu dan ternyata terkunci.
Crys menatap Kenzo sebentar, lalu mengetuk pintu kamarnya dari dalam.
"Siapapun diluar, aku minta kotak P3K. Tolong bawakan ke dalam!" teriak Crys kencang.
"Baik Nona." Crys mendengar jawaban seorang laki-laki dari balik pintu, lalu menunggu dengan tenang.
Tak butuh waktu lama, pintu kamarnya terbuka dan muncullah seorang penjaga yang menyerahkan kotak P3K padanya. Crys menerima kotak tersebut, lalu melangkah ke arah Kenzo.
Crys duduk di samping Kenzo, membuka kotak tersebut, mengeluarkan antiseptik dan membersihkan tangan Kenzo yang terdapat darah yang mulai mengering.
Terlihat tangan itu bengkak dan mulai terinfeksi karena tidak langsung diobati. Crys mengambil sebuah pinset kecil untuk mengeluarkan serpihan kaca yang menancap di kulitnya.
Crys dan Kenzo sama-sama terdiam. Crys sibuk mengobati dan Kenzo sibuk menatap Crys lekat.
"Seharusnya kau langsung membersihkan lukamu jika kau terluka, kalau tidak, lukanya akan infeksi seperti ini." ujar Crys masih fokus pada luka Kenzo.
"Aku berbuat seperti ini karena mengingat kau menolongku saat kecelakaan. Sekarang kita benar-benar impas." ujar Crys.
Setelah selesai membersihkan dan memberikan salep, Crys membalut tangan Kenzo dengan kain kasa.
"Supaya tidak terkena air dan debu." ujar Crys saat membalut tangan Kenzo dengan kain kasa.
Setelah selesai, Crys membereskan kotak P3K tersebut dengan rapi, lalu menyimpannya di laci bawah nakas untuk jaga-jaga.
Crys menoleh kembali ke arah Kenzo, namun betapa terkejutnya ia saat mendapati Kenzo sudah berdiri dibelakangnya dengan wajah dingin.
"Kau..."
Bersambung....
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 99 Episodes
Comments
Erni Sasa
aah dia punya alterego
2023-10-27
0
dd
Kenzo punya kepribadian ganda atau giman sih Thor.. di bab sebelumnya juga Ansel nanya dokter tentang kemajuan Kenzo.. Kenzo berobat ke psikiater kah... waahhhh.. masih bnyak misteri nihhh... 🥺🥺🥺
2023-10-22
0
Triiyyaazz Ajuach
kenzo pnya alter ego kah??
2021-08-07
0