Crys menatap punggung kakaknya yang sedang membuat sarapan untuk mereka. Aric begitu fokus pada masakannya, sedangkan Crys menatap kakaknya tanpa bosan.
"Kak, gaji pertama Crys dari Restoran, kita main ke taman hiburan yuk." ajak Crys angkat bicara dengan senyum begitu manis.
Aric tersenyum sambil menoleh melihat adiknya. "Boleh." jawab Aric sambil tersenyum lembut penuh kasih sayang.
Crys tersenyum gembira mendengar jawaban kakaknya. "Terakhir kali kita ke taman hiburan, waktu kakak dapat gaji pertama dari kerja part time kakak. Dulu waktu masih ada Papa sama Mama, kita berempat sering main ke taman hiburan setiap Papa libur." ujar Crys mendadak murung. Aric menghela nafas panjang. Rasa sedih bercampur gembira menjadi satu mengingat kenangan indah tersebut.
Aric menata masakannya di atas meja, berusaha tersenyum pada adiknya yang memasang wajah murung.
"Sudah, sekarang sarapan dulu, nanti ke kampusnya telat lagi." ujar Aric sambil menyerahkan sendok pada Crys.
Crys menerima sendok tersebut dan mengangguk. Crys memakan sarapannya dalam diam, sedangkan Aric menatap adiknya lekat. Memperhatikan wajah layu Crys yang belum luntur.
"Kakak besok libur, kita bisa ke taman hiburan besok." Crys mengangkat wajahnya kaget.
"Benarkah?" tanya Crys tak percaya. Kakaknya ini semenjak kerja, jarang sekali libur. Dia akan berangkat pagi dan pulang malam.
Aric mengangguk yakin dengan senyum manisnya. Crys bersorak senang dan akhirnya memakan makanannya dengan semangat.
***
Crystal melangkah beriringan dengan Lily di koridor kampus yang ramai. Hari ini dan besok ia meminta cuti di restoran tempat ia bekerja. Lily begitu gembira, akhirnya ada waktu juga mengajak Crys jalan-jalan.
Lily mengajak Crystal berbelanja ke mall untuk mencuci mata sekaligus refreshing katanya. Crystal hanya mengangguk pasrah. Sudah lama ia tidak keluar bersama sahabatnya itu.
Setibanya di pusat berbelanja yang begitu besar dan mewah tersebut, kedua gadis itu dengan riang berselancar hingga puas.
Lily yang paling semangat, sedangkan Crys hanya ikut-ikut saja kemana temannya itu pergi. Dia juga tidak membeli apapun di sana. Dia mengingat keuangannya harus diatur sedemikian rupa dan tidak boleh boros.
Mata Crys tiba-tiba menangkap sebuah toko bahan-bahan kimia. Crys menatap sosok Lily yang berlari masuk ke dalam toko baju. Crystal berdiri diam dengan pikiran berkecamuk dan akhirnya melangkahkan kakinya masuk ke dalam toko tersebut.
Beberapa menit kemudian, Crys keluar dengan sebuah kantongan kecil dan ia memasukkannya ke dalam tasnya. Menyusul Lily di toko baju.
Crys menangkap sosok Lily yang begitu kalap, padahal belanjaan gadis itu sudah sangat banyak.
"Li, sebentar lagi part time malamku, cepatlah!" ujar Crys. Lily mendecak tak puas dan akhirnya mengiyakan ucapan Crystal dengan pasrah.
Lily buru-buru membayar belanjaannya dan mengantarkan Crys ke bar tempat gadis itu bekerja. Crys melambai tersenyum pada Lily, hingga mobil gadis itu pergi dan menghilang dari pandangannya.
Crystal masuk ke dalam tempat kerjanya, mengganti bajunya seperti biasa. Rachel tiba-tiba datang entah darimana, menghampiri sosok Crys yang tengah fokus merias sedikit wajahnya yang baru saja ia basuh.
"Crys, malam ini VVIP akan datang." ujar Rachel sambil merias wajahnya. Crys menoleh tak percaya mendengar ucapan Rachel. Apa ini sebuah kebetulan?
Crys terdiam, sampai tidak menyadari Rachel telah pergi dari sana. Crys merogoh tasnya, mencari benda yang ia dapatkan hari ini.
Apa dia akan melakukannya hari ini?
Crys menggenggam benda tersebut di tangannya dengan penuh tekat. Dia harus melakukannya!
***
Crys menunduk di barisan menerima tamu VVIP seperti pertama kali ia melakukannya.
Dia datang. Pria itu datang.
Sejak kedatangan VVIP Crys melakukan pekerjaannya dengan tidak fokus. Sejujurnya Crys takut, ini adalah pertama kalinya Crys melakukan hal ini.
Crys saja tidak tau bagaimana caranya bisa masuk ke dalam ruang VVIP, sedangkan yang bisa masuk ke sana hanya pelayan profesional.
"Mia hari ini cuti pak." Crys menoleh ke sumber suara, melihat kepala pelayan berbincang dengan Manager dengan wajah takut.
"Cari siapapun yang bisa menggantikan Mia untuk mengantarkan minum ke VVIP." ujar sang Manager yang diangguki oleh kepala pelayan.
Crys terdiam, apa ini kesempatan untuknya? Crys melangkah mendekati kedua orang tersebut dan menawarkan dirinya.
"Saya saja yang melakukannya pak." ujar Crys sambil menunduk sopan. Manager tersebut tampak menelisik Crys dari atas ke bawah.
Crys jika dilihat-lihat cantik. Para anggota VVIP itu tidak ingin pelayan yang tidak cantik dan menarik yang mengantar minuman mereka. Manager tersebut tampak berpikir melihat Crys, apakah ia masuk kriteria.
"Dia saja." ujar Manager tersebut sambil menunjuk Crys. Crys menyembunyikan senyum kemenangannya, sedangkan kepala pelayan tersebut mengangguk paham.
"Ikut aku!" titah kepala pelayan pada Crys. Crys mengikuti langkah kepala pelayan tersebut. Masuk ke dalam sebuah ruangan dengan botol minuman khusus.
Kepala pelayan tersebut meletakkan beberapa gelas berkaki dengan ukiran indah di sekitar muncungnya. Gelas tersebut tampak mahal dan mewah.
"Bersikaplah sopan! Mereka tidak suka jika kau banyak bicara. Hanya sajikan minum dengan tenang dan keluar dengan tenang juga." Crys mengangguk mendengarnya. Kepala pelayan tersebut memberikan ember perak kecil dengan es di dalamnya, lalu meletakkan dua botol wine serta dua botol vodka di atas troli.
"Ini, ruangan VVIP berada di lantai tiga tepat di ujung." ucap Kepala pelayan. Cry mengangguk paham, lalu mendorong troli tersebut masuk ke dalam lift khusus menuju lantai tiga. Crys sejak tadi memikirkan cara untuk melakukan aksinya di dalam lift, hingga akhirnya lift terbuka.
Crys melangkah keluar, menatap lorong yang sepi namun begitu mewah seperti di hotel. Lantainya terdapat karpet merah yang indah. Crys berhenti di tengah lorong, mengambil sebuah benda dari kantongnya.
Crys mengambil satu gelas yang menjadi sasarannya, menuangkan cairan bening dan sedikit kental tersebut ke sekitar gelas agar tidak ada yang menyadari.
Setelah selesai, Crys membuang botol kecil tersebut ke tempat sampah dan kembali mendorong trolinya. Crys menarik nafas panjang saat menatap pintu di depannya.
Crys mengumpulkan seluruh keberaniannya, membuka pintu tersebut dengan perlahan, masuk ke dalam dengan troli di tangannya dan dengan kepala menunduk.
Crystal mengangkat kepalanya sedikit, menatap ke sekeliling. Pria itu di sana dengan seorang wanita di samping kanan dan kirinya.
Crys meneguk ludah khawatir, saat pria tersebut menatapnya secara tiba-tiba. Crys memegang botol minum tersebut dengan tangan gemetar, namun dengan sekuat tenaga mencoba menahannya.
Crys mengisi gelas dan memberikannya pada orang-orang di sana, hingga akhirnya gelas terakhir pada pria tersebut. Crys menyerahkan gelas tersebut dengan kaku.
Tugasnya selesai. "Minum itu dan pergilah ke neraka!" batin Crys berteriak senang.
Crys membereskan trolinya dengan rapi, meninggalkannya di sana, membungkuk sopan dan berbalik meninggalkan tempat tersebut.
"Berhenti!" langkah Crys terhenti mendengar ucapan dingin dan menusuk tersebut.
Bersambung.....
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 99 Episodes
Comments
dd
aakhhhj... jgn bilang SDH ketahuan yaaa... aduhh aku kok yg deg2an yaaa 😅
jgn sampe ketahuaaannnn... aahhh kutakutttt sendiri disini 😱
2023-10-22
0
Sidieq Kamarga
Akh aku deg degan lho!!! Jangan-jangan Crys disuruh minum minuman itu
2022-03-02
0
🎼retha🎶🎵🎶🎵
deg! ....start trapnya sdh Mode On....d'Beast vs takdir at Crys's life.
2021-10-06
0