Crys duduk di atas ranjangnya dengan gelisah. Apa yang harus dia lakukan? Pasti kakaknya sekarang sedang mencarinya kemanapun. Crys harus bisa keluar dari tempat ini secepatnya.
Pintu terbuka, memunculkan sosok pelayan wanita itu lagi dengan troli yang didorongnya. Crys berdiri waspada dengan hati gelisah.
"Silahkan sarapan anda Nona." ujarnya. Crys melirik nampan makanan yang diletakkan di atas nakas.
"Dimana dia? Aku ingin bertemu dengannya." ujar Crys setelah mengumpulkan keberaniannya.
"Siapa yang Nona maksud?" tanyanya.
"Pria itu. Pria dengan tato di leher kanannya, tepat di bawah telinga." ujar Crys.
"Maksud anda Tuan Duanovic. Tuan akan datang jika dia ingin Nona." ujar pelayan tersebut. Crys mengernyit bingung. Apa maksudnya?
"Silahkan nikmati sarapan anda." ujarnya sebelum akhirnya pergi dari kamar tersebut.
Crys berdiri diam. Matanya menatap kaku makanan tersebut. Apa dia akan mati setelah memakannya? Apa ada racun di dalamnya? Iya, dia tidak akan memakannya.
Crys kembali duduk di atas ranjang dengan diam. Benar, dia sama sekali tidak menyentuh makanannya. Hingga satu jam kemudian, pelayan tersebut masuk untuk mengambil nampan dan terkejut melihat makanan yang tidak tersentuh sama sekali.
Pelayan tersebut hanya diam membawa makanan utuh tersebut keluar dari kamar. Yang kosong hanya air minum yang tersedia di gelas dan untungnya ia masih baik-baik saja sekarang.
Kenzo melangkah dengan penampilannya yang sudah rapi. Pelayan wanita tersebut mendekati Kenzo dengan kepala menunduk dan mengikuti langkah cepat pria itu.
"Tuan, Sarapan yang saya antar tidak disentuh sama sekali. Nona hanya meminum air." ujar Pelayan tersebut.
Kenzo berhenti melangkah, lalu menatap pelayannya tersebut. "Biarkan saja jika dia tidak ingin makan." ujar Kenzo dingin, lalu melanjutkan langkahnya dengan raut datar tidak peduli.
Pelayan tersebut hanya dapat menunduk diam tidak tau harus melakukan apa.
Dilain sisi.
"Aku memang mengantarnya ke Bar tempat dia bekerja semalam." ujar Lily dengan wajah khawatir. Allaric—kakak Crys berdiri di depan Lily dengan wajah panik.
"Aku berencana menjemputnya, namun dia tidak mengangkat panggilanku sama sekali. Aku datang ke tempat kerjanya dan teman kerjanya mengatakan Crys tidak terlihat dimanapun. Barang-barangnya juga tidak ada di dalam lokernya sama sekali." ujar Aric panjang lebar dengan raut khawatir. Crys menghilang sejak semalam. Dia mencari adiknya itu kemanapun, hingga ke kampusnya sekarang ini.
"Kak, sebaiknya kita lapor polisi." ujar Lily. Aric mengangguk sambil mengusap wajah lelahnya. Sejak semalam, Aric mencari ke sekitar kota, berharap menemukan adiknya.
"Aku juga akan berusaha mencari Crys." ujar Lily.
"Terimakasih." ujar Aric sambil tersenyum tipis. Lily ikut mengangguk tidak masalah.
***
BRAK.
Pintu ruangan Kenzo didobrak kasar oleh seorang pria tampan. Pria tersebut masuk dengan wajah geram memerah. Siapa lagi kalau bukan Ansell.
Ansell melempar lembaran kertas ke depan Kenzo. "Lihat! Berita edaran orang hilang gadis itu sudah tersebar. Polisi mencarinya." ujar Ansell.
"Tutup saja mulut mereka." ujar Kenzo tak ingin repot. Kenzo bahkan sama sekali tidak melirik dan masih fokus dengan macbooknya. Ansell menyugar rambutnya frustasi.
"Kenapa kau menahannya? Sudah kubilang bunuh saja dia dan masalah ini selesai." ujar Ansell geram dengan kekeraskepalaan Kenzo.
"Ada waktunya." ujar Kenzo lagi dengan begitu datar. Benar-benar manusia batu dan manusia es.
"Aku menyelidikinya. Dia gadis dari keluarga itu bukan?" tanya Ansell yang berhasil membuat Kenzo mengangkat kepalanya menatap Ansell. Ansell berhasil memancingnya.
"Kenapa? Apa karena dia berasal dari keluarga itu maka kau menahannya?" tanya Ansell lagi. Kenzo menatap Ansell tajam dengan wajah tak bersahabat
"Jangan ikut campur!" ujar Kenzo datar, lalu kembali menatap macbooknya.
"Ingat kata-kata Davin? Jangan bermain dengan api jika kau tidak ingin terbakar." ujar Ansell memperingati, lalu melangkah keluar dari ruangan Kenzo begitu saja. Meninggalkan sosok Kenzo yang terdiam di tempat duduknya.
Kenzo bangkit berdiri mengambil rokoknya sambil melangkah ke arah balkon ruangannya. Memilih merokok saat otaknya sendiri membuat dirinya marah dan gelisah.
Bunyi dering ponsel menyadarkan Kenzo. Kenzo meraih ponsel di kantong jasnya, lalu mengangkatnya tanpa repot-repot melihat siapa yang menelepon.
"Halo Tuan. Nona tidak menyentuh makan siangnya. Dia tidak menyentuh makanan apapun sejak dia sampai ke rumah. Dia hanya meminum air di gelas. Apa yang harus saya lakukan Tuan?" Kenzo memijat pelipisnya yang terasa pening setelah mendengarnya. Perempuan itu membuat Kenzo selalu berperang batin dengan dirinya sendiri.
"Aku akan segera pulang." ujar Kenzo, lalu menutup panggilan dengan sepihak.
Kenzo membuang puntung rokoknya yang masih tersisa banyak, menekannya keras agar rokok tersebut mati. Kenzo merapikan jasnya dan melangkah keluar dari ruangannya dengan wajah datar.
Bersambung....
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 99 Episodes
Comments
dd
aaakkhhhh ga rela deh kalau sampe saling cinta kalau ternyata Kenzo pembunuh ortunya..kan JD gimanaaaa gitu.. ga tega sama crys dan KK nya
2023-10-22
0
Sidieq Kamarga
Apa yang akan dilakukan Kenzo sama Crys ? 🤔🤔🤔
2022-03-02
0
Triiyyaazz Ajuach
jadi kenzo sdh tau siapa crystal
2021-08-07
0