Chapter 1 - Beginning

...Part ini sudah di Revisi, jadi mungkin pembaca lama akan mendapati sedikit perubahan namun tidak mengubah alur dalam skala besar. Terimakasih🙏...

Kenzo Edzard Duanovic, lelaki tampan yang terlihat paling menarik perhatian di antara hiruk pikuk club yang sedang ia datangi sekarang. Tubuhnya yang tegap dan gagah dengan rahang kokoh dan wajah yang terpahat indah.

Kenzo menikmati duduk santainya di atas sofa dengan dua gadis yang bergelayut manja di kedua sisinya. Kedua gadis tersebut dengan semangat menggoda Kenzo. Membelai dada pria itu, hingga menggoda sesuatu di bawah sana dan menggeseknya dengan sengaja.

"Mr. Duanovic." Kenzo mengangkat kepalanya saat seorang bawahannya memanggilnya dengan kepala menunduk takut.

"Ada apa?" Tanya Kenzo dingin.

"Sir, bangsal 9 dibobol. Chip yang akan dilelang besok menghilang." Ucapnya. Kenzo yang mendengar hal tersebut langsung berdiri dengan wajah mengeras.

"SIAL!!" Teriak Kenzo kesal. Rahangnya mengeras, tatapannya menajam dan tangannya mengepal kencang. Aura di sekitarnya seketika terasa mencekam dengan kegelapan tak kasat mata. Seperti ada sesuatu yang akan keluar dari dirinya.

Setiap bangsal yang Kenzo punya terpasang dengan keamanan super ketat dan teknologi super canggih. Siapa yang berani bermain dengannya?

"Kamera pemantau?" Kenzo mendesis menakutkan. Bahkan pria di depannya hanya bisa menunduk takut karena menjadi sasaran kemarahan kenzo.

"Kamera pemantau error dan tak merekam apapun satu jam sebelum kejadian Sir." Jawab pria itu takut.

Kenzo dengan tiba-tiba mencekik leher pria tersebut dan menarik wajah pria itu mendekat padanya. Tatapan tajam Kenzo seakan siap mengoyak-ngoyak pria di depannya yang terlihat bergetar ketakutan.

"Maaf Sir."

"Aku sangat benci ketidakbecusan." Desis Kenzo lagi. Namun ada sesuatu yang berbeda, tatapan itu tak sama dengan Kenzo yang sebelumnya. Tatapan ini...... Tatapan haus darah.

BRUGH

Kenzo melempar tubuh pria tersebut ke atas meja, hingga meja kaca tersebut pecah, lalu melangkah dingin dengan sarat membunuh. Tangannya gatal. Dia ingin sesuatu yang dapat meredakan amarahnya dan itu adalah DARAH.

***

Ruangan remang-remang ini dipenuhi dengan suara des*han yang saling menyahut. Di atas ranjang yang kusut itu, terdapat kedua insan yang sedang bergulat panas dengan keringat bercucuran.

Lenguhan-lenguhan memenuhi ruangan tersebut. Hujaman demi hujaman yang diterima sang wanita membuat ia berteriak keras dengan wajah kenikmatan. Sedangkan punggung liat dan tubuh gagah tersebut dengan keras dan kuat menghujam miliknya kasar.

Ia tak mempedulikan bagaimana wanita di bawahnya berteriak kesakitan karena keganasannya. Berulang kali wanita di bawahnya mencapai puncaknya, namun pria itu tetap tak mendapatkan puncaknya dan menggagahi wanita tersebut dengan kasar. Yang ia butuhkan saat ini mencapai puncaknya dengan begitu deras.

"KENZOHH..."

Bunyi penyatuan mereka terdengar begitu jelas. Pinggul Kenzo semakin cepat memompa saat dirasakan puncaknya akan segera datang.

"Aghhh.. S*it..." Desah Kenzo kasar.

Pinggulnya semakin menusuk dalam-dalam tubuh wanita di bawahnya, saat merasakan miliknya semakin membesar dan menegang.

"Sakithhh.. " Wanita tersebut berteriak semakin keras tak dapat menahan sakit yang amat di intinya.

Kenzo tak peduli dan semakin memompa tubuhnya kencang, lalu menjambak keras rambut wanita tersebut untuk mendongak.

Dua gerakan menusuk terakhir, Kenzo menyemburkan lahar panasnya sambil mendesah nikmat.

Kenzo menarik tubuhnya menjauh membiarkan wanita di bawahnya terbaring lemas dengan nafas ngos-ngosan. Kenzo bangkit, lalu memakai jubahnya dan berjalan ke sebuah lemari kayu.

Membuka pintu lemari kaca tersebut dengan begitu pelan dan mengambil sesuatu dari sana. Menutup kembali pintunya, lalu melangkah kembali menuju ranjang.

Tatapan tajamnya menusuk melihat wanita tersebut yang mulai terpejam kelelahan.

Tangannya mengerat dengan langkah mengintimidasi, mendekati wanita tersebut. Naik ke atas ranjang dan membelai wajahnya dengan gerakan lembut.

Wanita tersebut menggeliat sebentar menikmati elusan lembut yang Kenzo berikan. Hingga...

"AKHH..." Suara teriakan lantang menaungi kamar tersebut.

Wanita itu melotot dengan mata terbuka lebar dan mulut ternganga. Matanya menatap Kenzo yang tersenyum mengerikan dengan tangan yang berada di atas perut wanita tersebut.

Namun tangannya jelas menggenggam sebuah belati yang menembus perut wanita tersebut. Darah merembet keluar memenuhi tubuh wanita itu dan mengotori ranjang.

"HAHAHA..." Kenzo tertawa senang, lalu melepas belatinya dengan kasar, hingga darah muncrat sampai mengenai wajahnya. Menusuknya lagi ke dada wanita tersebut, hingga wanita itu mati di tempat dengan mata melotot.

Kenzo mengoyak perut wanita tersebut dengan belatinya hingga organ dalam wanita tersebut tampak dan keluar dari sana. Wajah Kenzo tersenyum senang seakan mendapatkan hadiah lotre besar.

"HAHAHAHAH..." Tawa Kenzo pecah di dalam kamar remang-remang tersebut dengan mayat wanita yang terbaring mengerikan di atas ranjang.

Dia senang. Dia bahagia akhirnya dapat meredam amarahnya dengan sesuatu yang menyenangkan.

***

"Crys."

"Crys... Kamu mana?"

"Crys di dapur kak."

Suara teriakan tersebut memenuhi rumah kecil sederhana yang ditinggali oleh seorang gadis dan kakak laki-lakinya.

"Crystal, kau mencoba memasak lagi?" Tanya kakaknya setelah menemukan adik perempuannya yang tengah berkutat di dapur.

"Kak Aric pikir aku nggak bisa masak?" Tanya adiknya itu dengan wajah cemberut kesal.

"Terakhir kali, kamu salah membedakan garam dan gula, sehingga saus yang kau buat terasa saaaaaangat manis." Ucap kakaknya dengan wajah menggoda. Crystal yang mendengar hal itu semakin cemberut dan memukul perut kakaknya kencang.

"Awss... Kenapa dipukul? Shhh...." Tanya Aric sambil meringis mengusap perutnya yang terasa ngilu.

"Habisnya kakak ledekin Crys terus." Ucap Crys kesal sambil mengaduk masakannya malas.

"Iya, maafin kakak deh." Ucap Aric lembut, lalu mengusap-usap rambut adiknya dengan lembut sambil menepuk kecil puncak kepala adiknya dengan senyum penuh kasih sayang.

Allaric Vian Alterio adalah sosok kakak yang sangat mengagumkan di mata Crystal Letta Alterio.

Crystal suka saat kakaknya mengusap kepalanya seperti ini. Ia merasa nyaman dan hangat. Semenjak Papa dan Mama mereka pergi, Crystal yang saat itu masih berusia 10 tahun begitu terpukul hingga drop. Ia merasa kesepian dan hanya kakaknya yang ia punya.

Kakaknya yang saat itu berusia 15 tahun mencoba lebih kuat untuk bisa menenangkan adiknya. Hanya tinggal adiknya, satu-satunya harta berharga yang ia punya. Nyawapun ia berikan untuk melindungi senyum adiknya yang sangat ia cintai.

"Kamu kuliah siang hari ini?" Tanya Aric sambil duduk di kursi meja makan yang sangat dekat dengan dapur. Ya, rumah mereka sangat sederhana, sehingga design di dalamnya pun sangat minimalis.

"Iya. Oh iya kak, aku bakalan mulai kerja part time hari ini." Ucap Crys sambil meletakkan makanan yang ia masak ke atas piring.

"Kamu fokus belajar aja, biar kakak yang cari uang buat kita." Ucap kakaknya. Tiba-tiba suasana menjadi hening, mengingat bahwa ekonomi mereka semakin menurun semenjak Orang tua mereka meninggal.

"Crys nggak mau ngerepotin kakak sampai banting tulang cuman demi aku. Crys juga mau membantu. Aku sudah dewasa untuk bisa bekerja dan membantu kakak mencari uang untuk kita." Ucap Crys dengan kepala menunduk dan tak membalikkan tubuhnya menatap kakaknya. Ia takut air matanya akan langsung mengalir melihat wajah kakaknya yang begitu ia sayangi, dengan tabah dan sabar membanting tulang demi kehidupan mereka.

"Kakak nggak mau kamu capek. Kuliah sambil kerja itu tidak mudah Crys." Ucap Aric sambil menatap punggung adiknya yang membelakanginya dengan kepala menunduk.

Crys menghela nafasnya panjang, lalu berbalik menghadap kakaknya dengan wajah berkaca-kaca.

"Aku tau. Crys tau setiap kakak pulang kerja sambil kuliah dulu. Kakak kelelahan, tetapi tetap tersenyum untuk menyambut Crys di rumah. Crys sedih tak bisa melakukan apa-apa untuk kakak." Ucapnya dengan air mata yang mulai menetes membasahi pipinya. Kepalanya menunduk sambil menutup wajahnya dengan telapak tangannya.

Perlahan Crystal merasakan sebuah pelukan hangat merenggut tubuhnya, membentur dada bidang kakaknya dan mengelus punggungnya naik turun.

"Kamu nggak perlu melakukan apapun untuk kakak. Yang kakak mau cuman satu, kamu bisa hidup bahagia." Tangisnya semakin pecah mendengar ucapan kakaknya. Tangannya memeluk erat tubuh Aric, menenggelamkan wajahnya yang penuh air mata ke dalam dekapan Aric.

"Bagaimana Crys bisa bahagia, jika orang yang sudah membuat keluarga kita hancur seperti ini masih bisa hidup dengan tenang dan bersenang-senang di dunia." Batinnya berteriak marah. Dendam yang selama ini ia pendam, sebentar lagi akan segera ia wujudkan. Orang itu... Ia pastikan akan merasakan bagaimana rasa sakit yang sesungguhnya.

Bersambung....

Cerita Kenzo perdana Part satu.

semoga suka.

bye.😘

Terpopuler

Comments

Nia Nara

Nia Nara

Kenzo kayak psychopath ya

2024-01-22

0

dd

dd

suka suka suka... gile si Kenzo psyco bener. dah dipake puas2 langsung makjlebbbb.. main matiin anak orang aje noh.. sadis bener.. klau ketemu orang begini yaakk.. jgn sampeeee...

2023-10-22

0

Kenzi Kenzi

Kenzi Kenzi

kenz,psico y

2022-02-28

0

lihat semua
Episodes
1 Prolog
2 Chapter 1 - Beginning
3 Chapter 2
4 Chapter 3
5 Chapter 4
6 Chapter 5
7 Chapter 6
8 Chapter 7
9 Chapter 8
10 Chapter 9
11 Chapter 10
12 Chapter 11
13 Chapter 12
14 Chapter 13
15 Chapter 14
16 Chapter 15
17 Chapter 16
18 Chapter 17
19 Chapter 18
20 Chapter 19
21 Chapter 20
22 Chapter 21
23 Chapter 22
24 Chapter 23
25 Chapter 24
26 Chapter 25
27 Chapter 26
28 Chapter 27
29 Chapter 28
30 Chapter 29
31 Chapter 30
32 Chapter 31
33 Chapter 32
34 Chapter 33
35 Chapter 34
36 Chapter 35
37 Chapter 36
38 Chapter 37
39 Chapter 38
40 Chapter 39
41 Chapter 40
42 Chapter 41
43 Chapter 42
44 Chapter 43
45 Chapter 44
46 Chapter 45
47 Chapter 46
48 Chapter 47
49 Chapter 48
50 Chapter 49
51 Chapter 50
52 Chapter 51
53 Chapter 52
54 Chapter 53
55 Chapter 54
56 Chapter 55
57 Chapter 56
58 Pengumuman Comeback
59 Chapter 57
60 Chapter 58
61 Chapter 59
62 Chapter 60
63 Chapter 61
64 Chapter 62
65 Chapter 63
66 Chapter 64 - Damian is Back
67 Chapter 65 - Levin's Feeling
68 Chapter 66 - Nathalie & Kenzo
69 Chapter 67 - Nathalie's Past
70 Chapter 68
71 Chapter 69
72 Chapter 70
73 Chapter 71
74 Chaper 72
75 Chapter 73
76 Chapter 74
77 Chapter 75
78 Chapter 76
79 Chapter 77
80 Chapter 78
81 Chapter 79
82 Chapter 80
83 Chapter 81
84 Chapter 82
85 Chapter 83
86 Chapter 84
87 Chapter 85
88 Chapter 86
89 Chapter 87
90 Chapter 88
91 Chapter 89
92 Chapter 90
93 Chapter 91
94 Chapter 92
95 Chapter 93 - The End
96 Extra Chapter 1
97 -
98 Extra Chapter 2
99 Last Extra Chapter
Episodes

Updated 99 Episodes

1
Prolog
2
Chapter 1 - Beginning
3
Chapter 2
4
Chapter 3
5
Chapter 4
6
Chapter 5
7
Chapter 6
8
Chapter 7
9
Chapter 8
10
Chapter 9
11
Chapter 10
12
Chapter 11
13
Chapter 12
14
Chapter 13
15
Chapter 14
16
Chapter 15
17
Chapter 16
18
Chapter 17
19
Chapter 18
20
Chapter 19
21
Chapter 20
22
Chapter 21
23
Chapter 22
24
Chapter 23
25
Chapter 24
26
Chapter 25
27
Chapter 26
28
Chapter 27
29
Chapter 28
30
Chapter 29
31
Chapter 30
32
Chapter 31
33
Chapter 32
34
Chapter 33
35
Chapter 34
36
Chapter 35
37
Chapter 36
38
Chapter 37
39
Chapter 38
40
Chapter 39
41
Chapter 40
42
Chapter 41
43
Chapter 42
44
Chapter 43
45
Chapter 44
46
Chapter 45
47
Chapter 46
48
Chapter 47
49
Chapter 48
50
Chapter 49
51
Chapter 50
52
Chapter 51
53
Chapter 52
54
Chapter 53
55
Chapter 54
56
Chapter 55
57
Chapter 56
58
Pengumuman Comeback
59
Chapter 57
60
Chapter 58
61
Chapter 59
62
Chapter 60
63
Chapter 61
64
Chapter 62
65
Chapter 63
66
Chapter 64 - Damian is Back
67
Chapter 65 - Levin's Feeling
68
Chapter 66 - Nathalie & Kenzo
69
Chapter 67 - Nathalie's Past
70
Chapter 68
71
Chapter 69
72
Chapter 70
73
Chapter 71
74
Chaper 72
75
Chapter 73
76
Chapter 74
77
Chapter 75
78
Chapter 76
79
Chapter 77
80
Chapter 78
81
Chapter 79
82
Chapter 80
83
Chapter 81
84
Chapter 82
85
Chapter 83
86
Chapter 84
87
Chapter 85
88
Chapter 86
89
Chapter 87
90
Chapter 88
91
Chapter 89
92
Chapter 90
93
Chapter 91
94
Chapter 92
95
Chapter 93 - The End
96
Extra Chapter 1
97
-
98
Extra Chapter 2
99
Last Extra Chapter

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!