Chapter 5

Seorang pria dengan tubuh tegap dan gagah sedang mengatur nafasnya yang memburu di sebuah ruangan remang minim pencahayaan. Tubuhnya tampak berkilat di bawah cahaya bulan dikarenakan keringat yang membasahi tubuhnya.

Pria itu tampak mempesona bahkan dari belakang. Tubuhnya yang liat dengan otot-otot kekar, bagai pahatan dari para Dewa. Pria itu bangkit dari atas ranjang, melangkah menjauh dari seorang wanita yang terkulai lemah di atas ranjang.

Pria itu mengambil jubahnya dan memakainya untuk menutup tubuh polosnya.

"Kenzo." Pria itu menoleh menatap wanita yang terbaring lemas di ranjang dengan tubuh polos. Wanita itu tampak terbujur tak berdaya setelah kegiatan panas mereka.

"Aku mencintaimu." tambah wanita itu lagi.

Kenzo tampak tersenyum miring mendengarnya. Cinta. Dia benci mendengar kata itu. Beraninya wanita ini mengucapkan kata yang paling ia benci di dunia.

Kenzo melangkah pelan dan mengintimidasi ke arah wanita tersebut, lalu duduk di atas ranjang dan mengulurkan tangannya untuk mengelus pipi wanita itu.

"Kau mencintaiku?"

"Ya." jawab wanita itu dengan senyum lembut.

"Kau mencintaiku hanya karena hartaku bukan? Aku benci mendengar kata itu. Kau salah satu dari sekian banyak wanita yang langsung mengatakan hal itu setelah kutiduri."

"Katakan apa yang membedakanmu dengan wanita-wanita yang lain?" tanya Kenzo dingin. Wanita yang berbaring tersebut memasang wajah takut melihat raut wajah Kenzo.

"Aku mencintaimu dengan tulus." ujarnya kaku sedikit tersendat merasakan aura gelap Kenzo yang mulai membuatnya ketakutan.

Kenzo tertawa miring mendengarnya, lalu dengan gerakan cepat, Kenzo mencekik leher wanita tersebut dengan raut marah. Wanita tersebut memberontak sambil mencakar lengan kokoh Kenzo yang mencengkeram kuat lehernya.

"Sudah kukatakan aku membenci kata itu." ujar Kenzo dingin. Tatapan mata tajamnya seakan menusuk wanita yang memberontak di bawahnya.

Wanita itu tampak mulai kehabisan nafas dengan wajah memerah. Hingga akhirnya wanita tersebut terkulai dengan wajah pucat. Kenzo melepas cengkramannya dan menatap tubuh dingin wanita tersebut. Dia meninggal.

Dengan santai Kenzo bangkit dari atas ranjang, meraih ponselnya dan mendial nomor seseorang.

"Bereskan!" Satu kata mutlak yang sudah dimengerti oleh orang di seberang sana. Kenzo melangkah ke arah kamar mandi untuk membersihkan tubuhnya.

Kenzo keluar dari ruangan tersebut hanya dengan menggunakan jubahnya. Kenzo melangkah menuruni anak tangga, hingga terdengar sapaan akrab seseorang memanggilnya.

"Uncle." Kenzo menoleh dan tersenyum lembut penuh kasih sayang. Tampak seorang bocah laki-laki kecil berusia tiga tahun berada digendongan seorang pria.

"Hai Boy." sapa Kenzo sambil menghampiri bocah tersebut.

"Aku menculiknya dari Davin dan membawanya kemari dengan iming-iming menemuimu agar dia mau mengikutiku." ucap pria yang menggendong anak laki-laki tersebut.

"Dasar bodoh. Dia bisa membunuhmu Ansell." ucap Kenzo sambil mengambil alih bocah tersebut dari gendongan pria bernama Ansell tersebut.

"Uncle, I miss you. You don't miss me?" tanya bocah tersebut dengan wajah imutnya.

"Of course I miss you Vian." ujar Kenzo dengan senyum lembut yang sangat jarang sekali ia tampilkan.

"Uncle Ansell said you'd buy me a legos." ucap bocah bernama Vian tersebut. (Paman Ansell bilang, Paman akan membelikanku Lego)

"Of course I will. But, you have too many legos in your house." jawab Kenzo. (Tentu saja. Tetapi, kamu sudah memiliki banyak Lego di rumah)

"Not too much Uncle. That's not enough." ujar Vian dengan wajah tak setuju. Buah memang tidak jauh dari pohonnya. Mirip sekali dengan Ayahnya yang serakah dan seluruh perkataannya harus dituruti. (Tidak terlalu banyak Paman. Itu tidak cukup)

"Okay, I'll buy it for you." jawab Kenzo sambil mengecup pipi Vian.

"Hooray. I wouldn't share it with Vano." ujar Vian lucu sambil menggoyangkan tangannya. (Hore. Aku tidak akan membaginya dengan Vano)

"Mommy will mad at you then." ucap Kenzo menakuti Vian. (Mommy akan memarahimu jika begitu)

"Then, Uncle Ansell will buy legos for Vano." ucap Vian dengan nada cadelnya sambil menunjuk Ansell.

"Uncle will buy anything for Vian and Vano." ujar Ansell yang berhasil membuat Vian tersenyum dengan begitu senang.

"Thank you Uncle." ujar Vian begitu gembira sambil terkikik manis.

Ansell yang melihatnya geram sendiri dan akhirnya mencubit pipi chubby Vian.

"Anaknya siapa sih kamu?" tanya Ansell gemas.

"Mommy Vania and Daddy Dave." jawab Vian lucu yang berhasil membuat Ansell semakin geram.

"Kamu tinggal sama Paman aja ya?" tanya Ansell gemas.

"No, Mommy will be sad. Uncle can take Vano with you and I'll with Mommy and Daddy." ucap Vian sambil menggeleng tak setuju. (Tidak Paman. Mommy akan sedih. Paman bisa mengambil Vano dan aku akan bersama Daddy and Mommy)

"Vano doesn't like Uncle." ujar Ansell sambil memasang wajah pura-pura sedih.

"Vano doesn't like Uncle, because uncle too noisy." ujar Vian dengan nada memberitahunya yang begitu lucu. (Vano tidak suka Paman, karena Paman terlalu berisik)

Kenzo tertawa mendengarnya. Sedangkan Ansell terdiam setelah mendengar ucapan Vian yang menusuknya.

Vian hanya memasang wajah polos melihat kedua pamannya tersebut. Hingga akhirnya, suara menggelegar memenuhi kediaman Kenzo.

"Devian." Vian menoleh ke sumber suara dengan wajah senang dan senyum lebar.

"Daddy." ujar Vian gembira sambil meloncat-loncat digendongan Kenzo.

"Easy boy!" ucap Kenzo.

Dave menghampiri putranya, lalu mengambil alih Vian ke dalam gendongannya. Vian memeluk leher Dave erat, lalu mengecup pipi Daddynya cepat.

"Vian, Uncle Ansell brought you here?" tanya Dave pada putranya yang dibalas anggukan lucu Vian. (Vian, Paman Ansell yang membawamu ke sini?)

"Daddy was looking for you everywhere." ujar Dave sambil mengelus kepala Vian lembut. (Daddy mencarimu kemana-mana)

"Uncle took me away while I was playing with Lia." adu Vian lucu. Dave menatap Ansell tajam. (Paman membawaku pergi saat aku bermain dengan Lia.)

"Mommy's worried. Let's go home, okay." Vian mengangguk setuju sambil memeluk leher Dave lebih erat. (Mommy khawatir, kita pulang okey.)

"Bye Uncle Ken, bye Uncle Ansell." ujar Vian sambil melambaikan tangannya pada Kenzo dan Ansell. Dave melangkah menjauh, hingga akhirnya kedua papa-anak tersebut menghilang dari pandangan mereka.

Kenzo ikut melambaikan tangannya pada Vian sambil tersenyum begitu manis.

Bersambung...

Terpopuler

Comments

dd

dd

aduhhh.. aku kayaknya ketinggalan bnyak cerita nih. soalnya baru ke hal ini perdana baca🤭🤭
jgn bilang aku lompat bacanya. JD ga tau awal mula cerita pertama dr mana.. can who something to me

2023-10-22

0

Putri

Putri

nggak si bos, asistennya pun sama suka teh celup berbagai rasa....

2021-12-30

0

🎼retha🎶🎵🎶🎵

🎼retha🎶🎵🎶🎵

D' Underground Guy's ; Dave, Kenzo, Ansell, Lewis, and ? who 1 ; oh no I forgot it

2021-10-06

1

lihat semua
Episodes
1 Prolog
2 Chapter 1 - Beginning
3 Chapter 2
4 Chapter 3
5 Chapter 4
6 Chapter 5
7 Chapter 6
8 Chapter 7
9 Chapter 8
10 Chapter 9
11 Chapter 10
12 Chapter 11
13 Chapter 12
14 Chapter 13
15 Chapter 14
16 Chapter 15
17 Chapter 16
18 Chapter 17
19 Chapter 18
20 Chapter 19
21 Chapter 20
22 Chapter 21
23 Chapter 22
24 Chapter 23
25 Chapter 24
26 Chapter 25
27 Chapter 26
28 Chapter 27
29 Chapter 28
30 Chapter 29
31 Chapter 30
32 Chapter 31
33 Chapter 32
34 Chapter 33
35 Chapter 34
36 Chapter 35
37 Chapter 36
38 Chapter 37
39 Chapter 38
40 Chapter 39
41 Chapter 40
42 Chapter 41
43 Chapter 42
44 Chapter 43
45 Chapter 44
46 Chapter 45
47 Chapter 46
48 Chapter 47
49 Chapter 48
50 Chapter 49
51 Chapter 50
52 Chapter 51
53 Chapter 52
54 Chapter 53
55 Chapter 54
56 Chapter 55
57 Chapter 56
58 Pengumuman Comeback
59 Chapter 57
60 Chapter 58
61 Chapter 59
62 Chapter 60
63 Chapter 61
64 Chapter 62
65 Chapter 63
66 Chapter 64 - Damian is Back
67 Chapter 65 - Levin's Feeling
68 Chapter 66 - Nathalie & Kenzo
69 Chapter 67 - Nathalie's Past
70 Chapter 68
71 Chapter 69
72 Chapter 70
73 Chapter 71
74 Chaper 72
75 Chapter 73
76 Chapter 74
77 Chapter 75
78 Chapter 76
79 Chapter 77
80 Chapter 78
81 Chapter 79
82 Chapter 80
83 Chapter 81
84 Chapter 82
85 Chapter 83
86 Chapter 84
87 Chapter 85
88 Chapter 86
89 Chapter 87
90 Chapter 88
91 Chapter 89
92 Chapter 90
93 Chapter 91
94 Chapter 92
95 Chapter 93 - The End
96 Extra Chapter 1
97 -
98 Extra Chapter 2
99 Last Extra Chapter
Episodes

Updated 99 Episodes

1
Prolog
2
Chapter 1 - Beginning
3
Chapter 2
4
Chapter 3
5
Chapter 4
6
Chapter 5
7
Chapter 6
8
Chapter 7
9
Chapter 8
10
Chapter 9
11
Chapter 10
12
Chapter 11
13
Chapter 12
14
Chapter 13
15
Chapter 14
16
Chapter 15
17
Chapter 16
18
Chapter 17
19
Chapter 18
20
Chapter 19
21
Chapter 20
22
Chapter 21
23
Chapter 22
24
Chapter 23
25
Chapter 24
26
Chapter 25
27
Chapter 26
28
Chapter 27
29
Chapter 28
30
Chapter 29
31
Chapter 30
32
Chapter 31
33
Chapter 32
34
Chapter 33
35
Chapter 34
36
Chapter 35
37
Chapter 36
38
Chapter 37
39
Chapter 38
40
Chapter 39
41
Chapter 40
42
Chapter 41
43
Chapter 42
44
Chapter 43
45
Chapter 44
46
Chapter 45
47
Chapter 46
48
Chapter 47
49
Chapter 48
50
Chapter 49
51
Chapter 50
52
Chapter 51
53
Chapter 52
54
Chapter 53
55
Chapter 54
56
Chapter 55
57
Chapter 56
58
Pengumuman Comeback
59
Chapter 57
60
Chapter 58
61
Chapter 59
62
Chapter 60
63
Chapter 61
64
Chapter 62
65
Chapter 63
66
Chapter 64 - Damian is Back
67
Chapter 65 - Levin's Feeling
68
Chapter 66 - Nathalie & Kenzo
69
Chapter 67 - Nathalie's Past
70
Chapter 68
71
Chapter 69
72
Chapter 70
73
Chapter 71
74
Chaper 72
75
Chapter 73
76
Chapter 74
77
Chapter 75
78
Chapter 76
79
Chapter 77
80
Chapter 78
81
Chapter 79
82
Chapter 80
83
Chapter 81
84
Chapter 82
85
Chapter 83
86
Chapter 84
87
Chapter 85
88
Chapter 86
89
Chapter 87
90
Chapter 88
91
Chapter 89
92
Chapter 90
93
Chapter 91
94
Chapter 92
95
Chapter 93 - The End
96
Extra Chapter 1
97
-
98
Extra Chapter 2
99
Last Extra Chapter

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!