Crys berdiri memandang pekarangan rumah dari balkon kamarnya. Sudah satu minggu berlalu sejak hari dimana ia bertemu dengan Kenzo di kamarnya. Crys masih terkurung di dalam kamar tersebut dan tidak diperbolehkan keluar dari kamar ini.
Tidak ada ponsel dan alat apapun sebagai penghubung dirinya dengan dunia luar. Hanya ada televisi dan buku yang menemani harinya.
Crys menatap ke arah langit dengan gumpalan awan biru yang terlihat memenuhi langit. Crys bisa melihat burung-burung yang berterbangan dengan begitu bebas, kesana kemari dengan gembira.
Bunyi kicauannya memenuhi telinga Crys ditambah angin sepoi-sepoi yang menerpa tubuhnya.
Bagaimana kabar Kakaknya sekarang? Bagaimana keadaan Kakaknya itu? Apa dia makan dan tidur dengan benar? Seluruh pertanyaan itu memenuhi pikirannya dan akhirnya setetes air jatuh dari pelupuk matanya, membasahi pipi mulusnya.
"Crys merindukan Kakak." ujar Crys menahan tangisnya agar tidak keterusan berlarut.
Crys selalu meneteskan air mata tiap kali ia mengingat Kakaknya. Crys khawatir. Dia tidak ingin membayangkan betapa frustasi Kakaknya itu mencari dirinya kesana kemari. Kakaknya adalah satu-satunya keluarga yang ia punya. Crys tidak ingin kehilangan lagi.
Cklek
Bunyi pintu terbuka membuat Crys buru-buru menghapus air matanya dan menoleh ke arah pintu. Mata Crys membulat saat melihat sosok Kenzo berdiri tegak memandang ke arahnya tajam.
Sudah seminggu ia tidak melihat pria itu dan akhirnya pria itu sendiri yang muncul dihadapannya.
Crys melangkah ke dalam kamarnya dan menutup pintu balkon.
"Ada apa kau datang ke sini?" tanya Crys menatap Kenzo lekat.
"Kau menangis?" tanya Kenzo dengan wajah datar sambil menelisik sudut mata Crys yang berair serta matanya yang memerah.
"Bukan urusanmu." jawab Crys ketus. Kenzo memasang senyum miring mendengar jawaban ketus Crys padanya.
Kenzo melangkah maju semakin mendekat pada Crys. Crys terdiam di tempat, ingin mundur namun tidak bisa karena terhalang pintu balkon yang barusan ia tutup. Kenzo berhenti tepat satu jengkal di depan Crys.
Kenzo meraup rahang Crys dan mencengkeramnya dengan wajah mengerikan.
"Tidak ada yang berubah, kau masih saja seperti kucing liar." ujar Kenzo dengan senyum miringnya yang menakutkan.
Crys memberontak dan melepas kasar tangan Kenzo dari rahangnya. Crys mengelus rahangnya yang terasa sakit akibat ulah pria itu.
"Dan kau masih mengerikan seperti Binatang buas." balas Crys menatap tajam pada Kenzo.
Kenzo tersenyum miring mendengar ucapan Crys padanya. "Aku suka sebutan itu." ujar Kenzo menatap Crys dengan tatapan mata menantang.
"Ikut denganku malam ini menghadiri sebuah acara pelelangan!" ujar Kenzo.
"Kenapa tidak dengan wanita-wanitamu yang lain saja? Aku tidak ingin pergi." ucap Crys.
Kenzo lagi-lagi memasang senyum miringnya yang terlihat mengerikan. "Aku memerintahkanmu bukan meminta persetujuanmu." ujar Kenzo tajam dan dingin. Benar-benar aura yang kuat, sampai membuat Crys tidak bisa lagi mengelak.
"Pukul 7 harus sudah siap! Akan ada yang mengurusmu nanti." ujar Kenzo, lalu melangkah keluar dari kamar Crys begitu saja.
Pintu tertutup. Crys menatap ke arah pintu yang sudah tertutup dengan pancaran amarah. "Penjahat kelamin si*lan, dasar pembunuh berdarah dingin, Playboy, bereng*ek." maki Crys emosi. Namun ia berani melontarkannya saat Kenzo sudah tidak berada di kamarnya lagi.
***
Crys menatap pantulan dirinya yang begitu menakjubkan. Dia tidak bermaksud untuk menganggap dirinya sendiri cantik, tetapi malam ini Crys melihat pantulan dirinya seperti bukan dirinya sendiri.
Crys menatap dirinya dengan gaun indah yang tampak terbuka baik atas dan bawah. Jika Crys melangkah, kaki jenjangnya akan terlihat menggoda ditambah dengan heels senada yang ia gunakan. Rambutnya dicepol dengan menyisakan sedikit anak rambut agar terlihat natural, menampakkan tulang lehernya yang terlihat menawan.
"Nona, anda sangat cantik." puji Rose menatap Crys dengan tatapan memuja.
Crys berbalik menatap Rose dengan wajah tidak nyaman. "Aku tidak nyaman menggunakan ini. Gaun ini terlalu terbuka." ujar Crys sambil mengelus lengan atasnya yang terekspos.
"Anda sangat cantik Nona, saya yakin Tuan akan menyukainya." ujar Rose menenangkannya. Crystal mendengus, dia sama sekali tidak berniat membuat Kenzo menyukai penampilannya.
Tiba-tiba pintu terbuka tanpa ketukan apapun. Crys menoleh dan mendapati Kenzo yang terlihat sangat tampan dengan balutan jas mahal dan tatanan rambutnya yang begitu berwibawa dan rapi. Crys terdiam dan tanpa sadar Kenzo sudah berada dihadapannya. Rose bahkan sudah pergi tanpa suara, meninggalkan Kenzo dan Crys di dalam kamar tersebut.
Crys tersadar dari lamunannya dan berbalik tidak ingin menatap Kenzo.
"A.. aku..."
Kenzo menarik pinggang Crys yang membelakanginya, hingga punggung Crys menabrak badan depan Kenzo yang terasa sangat bidang.
Crys tersentak kaget. Dia berusaha melepaskan diri, namun Kenzo malah semakin mengeratkan pelukannya di depan perut Crys.
"Lepas!" ucap Crys.
Tubuh Crys bergetar saat merasakan hidung mancung Kenzo menggesek lehernya, ditambah hembusan nafas hangat yang menerpa kulitnya. Crys merinding merasakan sensasi yang terasa menggelitik hingga ke perutnya. Tanpa sadar Crys mencengkeram tangan Kenzo sambil menutup matanya karena sensasi yang belum pernah ia rasakan itu.
"Kau harum." ujar Kenzo menghirup aroma dari leher gadis dipelukannya tersebut.
Bulu kuduk Crys seketika berdiri. Dengan susah payah ia membuka suara. "Kita akan terlambat." ucap Crys susah payah.
Setelah itu Kenzo melepas pelukannya tanpa suara. Crys berbalik menatap Kenzo dengan wajah memerah. Kenzo menatap lekat wajah Crys sebentar, lalu memutar tubuhnya untuk keluar dari kamar tersebut.
"Ayo!" Crys dengan cepat mengontrol dirinya seperti semula, meraih clutchnya dan menyusul Kenzo.
Crystal dan Kenzo masuk ke dalam mobil yang sudah disiapkan, lalu pergi menuju acara pelelangan tersebut. Selama di perjalanan, kedua anak manusia tersebut tidak membuka suara satu sama lain. Di dalam mobil hanya ada Kenzo, Crystal dan satu Asisten Kenzo. Sangat hening. Crystal hanya bisa duduk diam menatap keluar jendela mobil dan juga tidak berniat berbincang dengan siapapun.
Crys menatap sebuah bangunan hotel dimana acara tersebut berlangsung. Mobil yang ia naiki perlahan-lahan mulai berhenti tepat di depan bangunan hotel yang sudah tergelar karpet merah untuk menyambut para tamu. "Jadi disini tempatnya." batin Crys.
"Mana barangnya?" tanya Kenzo tiba-tiba kepada sang asisten.
"Ini Tuan." dengan cepat asisten tersebut menyerahkan sebuah kotak kepada Kenzo.
Kenzo membuka kotak tersebut dan terpampanglah sepasang topeng mewah di dalamnya.
"Pakai ini!" Crys meraih topeng tersebut dan memakainya tanpa membantah. Kenzo juga memakainya tanpa suara.
Setelah itu, Kenzo dan Crys keluar dari dalam mobil dan melangkah masuk ke dalam hotel yang penuh dengan para tamu undangan.
Setelah beberapa saat penyambutan dan acara makan malam yang tersedia di hall, akhirnya para tamu dipersilahkan masuk ke dalam ruangan untuk memulai acara pelelangan.
Kenzo dan Crystal menaiki anak tangga untuk duduk di tempat para petinggi lainnya, sedangkan orang-orang dengan status yang lebih rendah dari mereka, duduk di lantai lebih rendah yang terlihat seperti tempat duduk bioskop jika dilihat dari atas. Crystal menatap acara tersebut dengan rasa tertarik.
"Selamat malam para tamu undangan. Akhirnya, acara pelelangan malam ini akan segera dimulai. Untuk pembukaan, barang pertama yang akan dilelang hari ini adalah sebuah Tembikar peninggalan seni Yunani Kuno yang dilukis oleh pelukis guci terkenal, Exekias. Harga dimulai dari 50.000 USD."
Crys tersentak mendengar nominal uang yang disebut oleh pembawa acara tersebut. Benda seperti pot atau guci dengan gambar-gambar di sekitarnya itu ternyata bisa sangat mahal.
Crystal bahkan semakin terkejut saat orang-orang berlomba-lomba menaikkan harga untuk mendapatkan barang tersebut. Crystal menggeleng takjub dengan pemandangan di depanya. Ternyata seperti ini kehidupan orang kaya yang tidak tau cara menghabiskan uang mereka.
Satu persatu barang mulai keluar dan ditampilkan. Crys menatap jalannya acara dengan begitu tertarik.
Hingga akhirnya masuk sebuah kotak etalase kaca dengan sebuah aksesoris di dalamnya. Crys menatap ke arah layar dengan seksama dan seketika tersentak kaget saat melihat barang tersebut.
"Mama."
Bersambung....
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 99 Episodes
Comments
Putri
mau dunk naik mobilnya babang Kenzo...
2021-12-30
0
🎼retha🎶🎵🎶🎵
Peninggalan tragis Mendiang Mama ternyata di lelang...apakah Kenzo ?!?! ....sakit hg raga tak bernyawa pun smkn sakit.
2021-10-06
0
Triiyyaazz Ajuach
apa itu barang" mamanya crystal
2021-08-07
0