Chapter 14

Crys berdiri memandang pekarangan rumah dari balkon kamarnya. Sudah satu minggu berlalu sejak hari dimana ia bertemu dengan Kenzo di kamarnya. Crys masih terkurung di dalam kamar tersebut dan tidak diperbolehkan keluar dari kamar ini.

Tidak ada ponsel dan alat apapun sebagai penghubung dirinya dengan dunia luar. Hanya ada televisi dan buku yang menemani harinya.

Crys menatap ke arah langit dengan gumpalan awan biru yang terlihat memenuhi langit. Crys bisa melihat burung-burung yang berterbangan dengan begitu bebas, kesana kemari dengan gembira.

Bunyi kicauannya memenuhi telinga Crys ditambah angin sepoi-sepoi yang menerpa tubuhnya.

Bagaimana kabar Kakaknya sekarang? Bagaimana keadaan Kakaknya itu? Apa dia makan dan tidur dengan benar? Seluruh pertanyaan itu memenuhi pikirannya dan akhirnya setetes air jatuh dari pelupuk matanya, membasahi pipi mulusnya.

"Crys merindukan Kakak." ujar Crys menahan tangisnya agar tidak keterusan berlarut.

Crys selalu meneteskan air mata tiap kali ia mengingat Kakaknya. Crys khawatir. Dia tidak ingin membayangkan betapa frustasi Kakaknya itu mencari dirinya kesana kemari. Kakaknya adalah satu-satunya keluarga yang ia punya. Crys tidak ingin kehilangan lagi.

Cklek

Bunyi pintu terbuka membuat Crys buru-buru menghapus air matanya dan menoleh ke arah pintu. Mata Crys membulat saat melihat sosok Kenzo berdiri tegak memandang ke arahnya tajam.

Sudah seminggu ia tidak melihat pria itu dan akhirnya pria itu sendiri yang muncul dihadapannya.

Crys melangkah ke dalam kamarnya dan menutup pintu balkon.

"Ada apa kau datang ke sini?" tanya Crys menatap Kenzo lekat.

"Kau menangis?" tanya Kenzo dengan wajah datar sambil menelisik sudut mata Crys yang berair serta matanya yang memerah.

"Bukan urusanmu." jawab Crys ketus. Kenzo memasang senyum miring mendengar jawaban ketus Crys padanya.

Kenzo melangkah maju semakin mendekat pada Crys. Crys terdiam di tempat, ingin mundur namun tidak bisa karena terhalang pintu balkon yang barusan ia tutup. Kenzo berhenti tepat satu jengkal di depan Crys.

Kenzo meraup rahang Crys dan mencengkeramnya dengan wajah mengerikan.

"Tidak ada yang berubah, kau masih saja seperti kucing liar." ujar Kenzo dengan senyum miringnya yang menakutkan.

Crys memberontak dan melepas kasar tangan Kenzo dari rahangnya. Crys mengelus rahangnya yang terasa sakit akibat ulah pria itu.

"Dan kau masih mengerikan seperti Binatang buas." balas Crys menatap tajam pada Kenzo.

Kenzo tersenyum miring mendengar ucapan Crys padanya. "Aku suka sebutan itu." ujar Kenzo menatap Crys dengan tatapan mata menantang.

"Ikut denganku malam ini menghadiri sebuah acara pelelangan!" ujar Kenzo.

"Kenapa tidak dengan wanita-wanitamu yang lain saja? Aku tidak ingin pergi." ucap Crys.

Kenzo lagi-lagi memasang senyum miringnya yang terlihat mengerikan. "Aku memerintahkanmu bukan meminta persetujuanmu." ujar Kenzo tajam dan dingin. Benar-benar aura yang kuat, sampai membuat Crys tidak bisa lagi mengelak.

"Pukul 7 harus sudah siap! Akan ada yang mengurusmu nanti." ujar Kenzo, lalu melangkah keluar dari kamar Crys begitu saja.

Pintu tertutup. Crys menatap ke arah pintu yang sudah tertutup dengan pancaran amarah. "Penjahat kelamin si*lan, dasar pembunuh berdarah dingin, Playboy, bereng*ek." maki Crys emosi. Namun ia berani melontarkannya saat Kenzo sudah tidak berada di kamarnya lagi.

***

Crys menatap pantulan dirinya yang begitu menakjubkan. Dia tidak bermaksud untuk menganggap dirinya sendiri cantik, tetapi malam ini Crys melihat pantulan dirinya seperti bukan dirinya sendiri.

Crys menatap dirinya dengan gaun indah yang tampak terbuka baik atas dan bawah. Jika Crys melangkah, kaki jenjangnya akan terlihat menggoda ditambah dengan heels senada yang ia gunakan. Rambutnya dicepol dengan menyisakan sedikit anak rambut agar terlihat natural, menampakkan tulang lehernya yang terlihat menawan.

"Nona, anda sangat cantik." puji Rose menatap Crys dengan tatapan memuja.

Crys berbalik menatap Rose dengan wajah tidak nyaman. "Aku tidak nyaman menggunakan ini. Gaun ini terlalu terbuka." ujar Crys sambil mengelus lengan atasnya yang terekspos.

"Anda sangat cantik Nona, saya yakin Tuan akan menyukainya." ujar Rose menenangkannya. Crystal mendengus, dia sama sekali tidak berniat membuat Kenzo menyukai penampilannya.

Tiba-tiba pintu terbuka tanpa ketukan apapun. Crys menoleh dan mendapati Kenzo yang terlihat sangat tampan dengan balutan jas mahal dan tatanan rambutnya yang begitu berwibawa dan rapi. Crys terdiam dan tanpa sadar Kenzo sudah berada dihadapannya. Rose bahkan sudah pergi tanpa suara, meninggalkan Kenzo dan Crys di dalam kamar tersebut.

Crys tersadar dari lamunannya dan berbalik tidak ingin menatap Kenzo.

"A.. aku..."

Kenzo menarik pinggang Crys yang membelakanginya, hingga punggung Crys menabrak badan depan Kenzo yang terasa sangat bidang.

Crys tersentak kaget. Dia berusaha melepaskan diri, namun Kenzo malah semakin mengeratkan pelukannya di depan perut Crys.

"Lepas!" ucap Crys.

Tubuh Crys bergetar saat merasakan hidung mancung Kenzo menggesek lehernya, ditambah hembusan nafas hangat yang menerpa kulitnya. Crys merinding merasakan sensasi yang terasa menggelitik hingga ke perutnya. Tanpa sadar Crys mencengkeram tangan Kenzo sambil menutup matanya karena sensasi yang belum pernah ia rasakan itu.

"Kau harum." ujar Kenzo menghirup aroma dari leher gadis dipelukannya tersebut.

Bulu kuduk Crys seketika berdiri. Dengan susah payah ia membuka suara. "Kita akan terlambat." ucap Crys susah payah.

Setelah itu Kenzo melepas pelukannya tanpa suara. Crys berbalik menatap Kenzo dengan wajah memerah. Kenzo menatap lekat wajah Crys sebentar, lalu memutar tubuhnya untuk keluar dari kamar tersebut.

"Ayo!" Crys dengan cepat mengontrol dirinya seperti semula, meraih clutchnya dan menyusul Kenzo.

Crystal dan Kenzo masuk ke dalam mobil yang sudah disiapkan, lalu pergi menuju acara pelelangan tersebut. Selama di perjalanan, kedua anak manusia tersebut tidak membuka suara satu sama lain. Di dalam mobil hanya ada Kenzo, Crystal dan satu Asisten Kenzo. Sangat hening. Crystal hanya bisa duduk diam menatap keluar jendela mobil dan juga tidak berniat berbincang dengan siapapun.

Crys menatap sebuah bangunan hotel dimana acara tersebut berlangsung. Mobil yang ia naiki perlahan-lahan mulai berhenti tepat di depan bangunan hotel yang sudah tergelar karpet merah untuk menyambut para tamu.  "Jadi disini tempatnya." batin Crys.

"Mana barangnya?" tanya Kenzo tiba-tiba kepada sang asisten.

"Ini Tuan." dengan cepat asisten tersebut menyerahkan sebuah kotak kepada Kenzo.

Kenzo membuka kotak tersebut dan terpampanglah sepasang topeng mewah di dalamnya.

"Pakai ini!" Crys meraih topeng tersebut dan memakainya tanpa membantah. Kenzo juga memakainya tanpa suara.

Setelah itu, Kenzo dan Crys keluar dari dalam mobil dan melangkah masuk ke dalam hotel yang penuh dengan para tamu undangan.

Setelah beberapa saat penyambutan dan acara makan malam yang tersedia di hall, akhirnya para tamu dipersilahkan masuk ke dalam ruangan untuk memulai acara pelelangan.

Kenzo dan Crystal menaiki anak tangga untuk duduk di tempat para petinggi lainnya, sedangkan orang-orang dengan status yang lebih rendah dari mereka, duduk di lantai lebih rendah yang terlihat seperti tempat duduk bioskop jika dilihat dari atas. Crystal menatap acara tersebut dengan rasa tertarik.

"Selamat malam para tamu undangan. Akhirnya, acara pelelangan malam ini akan segera dimulai. Untuk pembukaan, barang pertama yang akan dilelang hari ini adalah sebuah Tembikar peninggalan seni Yunani Kuno yang dilukis oleh pelukis guci terkenal, Exekias. Harga dimulai dari 50.000 USD."

Crys tersentak mendengar nominal uang yang disebut oleh pembawa acara tersebut. Benda seperti pot atau guci dengan gambar-gambar di sekitarnya itu ternyata bisa sangat mahal.

Crystal bahkan semakin terkejut saat orang-orang berlomba-lomba menaikkan harga untuk mendapatkan barang tersebut. Crystal menggeleng takjub dengan pemandangan di depanya. Ternyata seperti ini kehidupan orang kaya yang tidak tau cara menghabiskan uang mereka.

Satu persatu barang mulai keluar dan ditampilkan. Crys menatap jalannya acara dengan begitu tertarik.

Hingga akhirnya masuk sebuah kotak etalase kaca dengan sebuah aksesoris di dalamnya. Crys menatap ke arah layar dengan seksama dan seketika tersentak kaget saat melihat barang tersebut.

"Mama."

Bersambung....

Terpopuler

Comments

Putri

Putri

mau dunk naik mobilnya babang Kenzo...

2021-12-30

0

🎼retha🎶🎵🎶🎵

🎼retha🎶🎵🎶🎵

Peninggalan tragis Mendiang Mama ternyata di lelang...apakah Kenzo ?!?! ....sakit hg raga tak bernyawa pun smkn sakit.

2021-10-06

0

Triiyyaazz Ajuach

Triiyyaazz Ajuach

apa itu barang" mamanya crystal

2021-08-07

0

lihat semua
Episodes
1 Prolog
2 Chapter 1 - Beginning
3 Chapter 2
4 Chapter 3
5 Chapter 4
6 Chapter 5
7 Chapter 6
8 Chapter 7
9 Chapter 8
10 Chapter 9
11 Chapter 10
12 Chapter 11
13 Chapter 12
14 Chapter 13
15 Chapter 14
16 Chapter 15
17 Chapter 16
18 Chapter 17
19 Chapter 18
20 Chapter 19
21 Chapter 20
22 Chapter 21
23 Chapter 22
24 Chapter 23
25 Chapter 24
26 Chapter 25
27 Chapter 26
28 Chapter 27
29 Chapter 28
30 Chapter 29
31 Chapter 30
32 Chapter 31
33 Chapter 32
34 Chapter 33
35 Chapter 34
36 Chapter 35
37 Chapter 36
38 Chapter 37
39 Chapter 38
40 Chapter 39
41 Chapter 40
42 Chapter 41
43 Chapter 42
44 Chapter 43
45 Chapter 44
46 Chapter 45
47 Chapter 46
48 Chapter 47
49 Chapter 48
50 Chapter 49
51 Chapter 50
52 Chapter 51
53 Chapter 52
54 Chapter 53
55 Chapter 54
56 Chapter 55
57 Chapter 56
58 Pengumuman Comeback
59 Chapter 57
60 Chapter 58
61 Chapter 59
62 Chapter 60
63 Chapter 61
64 Chapter 62
65 Chapter 63
66 Chapter 64 - Damian is Back
67 Chapter 65 - Levin's Feeling
68 Chapter 66 - Nathalie & Kenzo
69 Chapter 67 - Nathalie's Past
70 Chapter 68
71 Chapter 69
72 Chapter 70
73 Chapter 71
74 Chaper 72
75 Chapter 73
76 Chapter 74
77 Chapter 75
78 Chapter 76
79 Chapter 77
80 Chapter 78
81 Chapter 79
82 Chapter 80
83 Chapter 81
84 Chapter 82
85 Chapter 83
86 Chapter 84
87 Chapter 85
88 Chapter 86
89 Chapter 87
90 Chapter 88
91 Chapter 89
92 Chapter 90
93 Chapter 91
94 Chapter 92
95 Chapter 93 - The End
96 Extra Chapter 1
97 -
98 Extra Chapter 2
99 Last Extra Chapter
Episodes

Updated 99 Episodes

1
Prolog
2
Chapter 1 - Beginning
3
Chapter 2
4
Chapter 3
5
Chapter 4
6
Chapter 5
7
Chapter 6
8
Chapter 7
9
Chapter 8
10
Chapter 9
11
Chapter 10
12
Chapter 11
13
Chapter 12
14
Chapter 13
15
Chapter 14
16
Chapter 15
17
Chapter 16
18
Chapter 17
19
Chapter 18
20
Chapter 19
21
Chapter 20
22
Chapter 21
23
Chapter 22
24
Chapter 23
25
Chapter 24
26
Chapter 25
27
Chapter 26
28
Chapter 27
29
Chapter 28
30
Chapter 29
31
Chapter 30
32
Chapter 31
33
Chapter 32
34
Chapter 33
35
Chapter 34
36
Chapter 35
37
Chapter 36
38
Chapter 37
39
Chapter 38
40
Chapter 39
41
Chapter 40
42
Chapter 41
43
Chapter 42
44
Chapter 43
45
Chapter 44
46
Chapter 45
47
Chapter 46
48
Chapter 47
49
Chapter 48
50
Chapter 49
51
Chapter 50
52
Chapter 51
53
Chapter 52
54
Chapter 53
55
Chapter 54
56
Chapter 55
57
Chapter 56
58
Pengumuman Comeback
59
Chapter 57
60
Chapter 58
61
Chapter 59
62
Chapter 60
63
Chapter 61
64
Chapter 62
65
Chapter 63
66
Chapter 64 - Damian is Back
67
Chapter 65 - Levin's Feeling
68
Chapter 66 - Nathalie & Kenzo
69
Chapter 67 - Nathalie's Past
70
Chapter 68
71
Chapter 69
72
Chapter 70
73
Chapter 71
74
Chaper 72
75
Chapter 73
76
Chapter 74
77
Chapter 75
78
Chapter 76
79
Chapter 77
80
Chapter 78
81
Chapter 79
82
Chapter 80
83
Chapter 81
84
Chapter 82
85
Chapter 83
86
Chapter 84
87
Chapter 85
88
Chapter 86
89
Chapter 87
90
Chapter 88
91
Chapter 89
92
Chapter 90
93
Chapter 91
94
Chapter 92
95
Chapter 93 - The End
96
Extra Chapter 1
97
-
98
Extra Chapter 2
99
Last Extra Chapter

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!