Suasana hingar-bingar merasuki telingaku. Ternyata begini suasana Club sesungguhnya. Musik keras yang berdentum kencang, keramaian yang menyesakkan, aroma minuman keras yang begitu menyengat, lampu kelap-kelip yang menusuk mata, aku benar-benar tidak menyukainya.
Inilah pertama kalinya aku menginjakkan kaki ke dalam Club. Suasana berbeda dan menyesakkan ini, benar-benar hal baru dihidupku. Aku suka tempat cerah, tenang, damai, dengan alunan musik sayup-sayup yang menenangkan. Ingin rasanya aku segera keluar dari tempat ini, namun, karena uang, aku harus bisa melewati semua ini.
Aku terdiam sambil memeluk nampan di depan dadaku. Semenjak kedatangan pria yang selama ini kucari dengan penuh amarah yang membuncah, menemukannya dengan begitu mudah, membuat harapan kecilku selama ini semakin besar.
Apa ini takdir?
Aku terdiam di belakang meja bar yang penuh minuman sambil menutup mataku dengan rapat. Kutarik nafasku berulang kali untuk meredakan rasa tak nyaman yang menjalar di dadaku.
"Hey.. Antar minuman ini ke meja 12." aku tersentak dan melangkah cepat untuk menjalankan tugasku.
Jangan tanya di mana para pria-pria VVIP tersebut. Mereka pasti akan berada di ruangan khusus VVIP dan aku hanya melayani di tempat biasa bukan pelayan khusus VVIP.
Kuletakkan secangkir minuman tersebut ke atas meja nomor 12. Di sana terdapat beberapa pria seumuranku yang sedang asik mabuk dengan para wanita penghiburnya.
Aku menunduk pamit, lalu melangkah menjauh. Namun, langkahku terhenti saat sebuah tangan tiba-tiba menarik tanganku dengan kuat, sehingga tubuhku jatuh di atas pangkuannya.
"Hai cantik. Ayo minum bersamaku!" ucapnya dengan nafas yang sangat bau alkohol. Pria ini sudah terlalu mabuk. Aku memberontak dari dekapannya sambil mendorong wajahnya yang berulang kali menyusup ke area leherku.
"Tidak! Lepas!" aku memberontak untuk mencoba lepas dari lingkaran tangannya di badanku.
"Wangi! Kamu Wangi." ujarnya dengan mata tak fokus. Aku memberontak tak nyaman saat kurasakan hidungnya mengendus tepat di leherku. Aku ingin berteriak, namun tak bisa. Ini hari pertamaku bekerja, apa yang harus kulakukan?
Pelukannya semakin erat dan perlahan tangannya merambat mengelus bahuku. "Lepas!!" air mata mulai memenuhi kelopak mataku dan tak seorangpun terlihat ingin membantuku saat ini.
BUGH.
Mataku membulat dengan nafas tak teratur. Tubuhku ditarik tiba-tiba dengan begitu cepat dan satu bogeman mentah langsung mendarat di wajah pria mabuk itu.
"Awss.. Shh.." ringis pria mabuk tersebut. Tubuhnya bahkan sampai jatuh ke lantai karena ia sudah tidak sepenuhnya sadar oleh pengaruh alkohol.
Sedangkan pria yang menyelamatkanku tampak tak puas, lalu menaiki tubuhnya dan meninju wajah pria itu berulang kali. Semua pengunjung tampak ricuh dan meringis menatap kejadian tersebut.
Aku ikut meringis saat melihat wajah pria tersebut bonyok dengan darah bercucuran dari hidung dan bibirnya. Kututup mulutku dengan telapak tanganku. Namun, tak ada tanda jika pria itu akan berhenti memukulinya.
Aku semakin meringis. Dia bisa mati. Pria itu bisa mati di tangannya.
"Berhenti!" desisku yang kuyakini tak terdengar olehnya. Kutarik nafasku dalam-dalam dan menguatkan hatiku.
"Berhenti! Cukup! Dia bisa mati." ucapku dengan teriakan nyaring. Namun, pria itu sama sekali tak mengindahkannya. Dia masih dengan semangat menonjok habis pria tersebut.
Kutarik pria yang menolongku dengan tenaga yang kumiliki. "Cukup! Kamu bisa membunuhnya!" ucapku sambil menarik-narik tubuhnya dari atas tubuh pria sekarat tersebut.
Tarikanku sama sekali tak berpengaruh oleh kekuatan buasnya. Hingga, dia mendorongku menjauh dan bangkit berdiri dari atas pria tersebut dengan tiba-tiba.
Kulirik pria sekarat tersebut yang kini pingsan di atas sofa. Tampak teman-temannya yang lain membantu dan membopongnya ke luar dari tempat ini.
Lalu, mataku tertuju pada pria yang berdiri menjulang di hadapanku. Pria dingin dengan aura membunuh di sekelilingnya. Berpenampilan urakan dengan jeans koyak dan jaket-hoodienya serta rambut yang menutupi sebagian matanya.
Kuteguk ludahku kasar. Aku takut saat dia melangkah semakin mendekat ke arahku. Mataku mengerjab dan bisa merasakan tatapan tajam yang dilemparkannya meski sedikit tertutupi oleh rambutnya.
Apa yang akan dia lakukan padaku?
Sampai akhirnya, kurasakan tubuhku menempel ke sofa lain dan aku tak bisa melarikan diri lagi. Dia melangkah semakin dekat dan jantungku berdegub semakin kencang.
Dekat... Dekat... Kututup mataku erat saat satu langkah lagi hingga tubuhnya merapat ke tubuhku.
2 detik.. 5 detik.. 10 detik.. Aku tak merasakan apapun. Aku mengernyitkan keningku bingung masih dengan mata tertutup dan akhirnya memberanikan diri untuk membuka mataku.
Perlahan kubuka mataku dan mengerjab bingung saat tak ada seorangpun yang berada di depanku. Yang ada hanya para pengunjung yang mengelilingiku dengan tampang bertanya.
Kubuang nafasku lega sambil mengelus dadaku naik turun. Dia sudah pergi.
"Crys.. Kamu dipanggil Manager." ucap seseorang yang tiba-tiba datang di depanku.
Aku mengangguk pelan dan merapikan penampilanku yang kusut dan berantakan. Aku melangkah perlahan ke ruang Manager dan masuk ke dalam setelah mengetuk pintu beberapa kali.
"Permisi pak." ucapku pelan dengan kepala menunduk.
"Kamu Crystal?" tanyanya.
"Iya pak." jawabku.
"Ini hari pertama dan kamu sudah menimbulkan masalah sebesar ini." ucapnya dengan nada tegas.
"Maaf pak. Saya hanya berusaha membela diri untuk lepas dari pria itu." ucapku.
"Ini peringatan pertama, lain kali jangan pernah memancing keributan!" ucapnya. Aku menangguk pelan dan menunduk pamit. Setelah itu, ke luar dari ruangannya.
Kubuang nafasku lagi. Hari pertama saja aku sudah sial. Apa yang akan terjadi di hari ke depannya?
Kulanjutkan langkahku dan kembali bekerja hingga jamku selesai.
Jam menunjukkan pukul 11.24 pm dan aku sudah selesai berganti baju untuk pulang ke rumah. Shiftku sudah selesai sampai jam 11 malam tadi dan digantikan dengan orang lain.
AUTHOR POV
Crys menggendong tas ranselnya dan meraih ponselnya dari loker yang ikut berdenting, menandakan pesan baru masuk.
Crys mengeceknya dan melihat sebuah pesan yang ternyata dari kakaknya.
Kamu di mana? Kakak akan menjemputmu.
Jemari Crys perlahan menari di atas layar ponselnya.
Di Club Nightingale kak, aku baru selesai bekerja.
Send.
Crys tersenyum singkat, lalu memasukkan ponselnya ke dalam kantong sakunya.
Crystal melangkah ke luar dari Club yang masih ramai melalui pintu belakang. Berjalan sedikit hingga sampai ke tenda dekat pintu masuk Club.
Crys berdiri tenang di bahu jalan dan matanya memencar ke sekeliling jalan. Hingga, tak sadar matanya menangkap sosok` tak asing yang baru saja ke luar dari Club.
Dia, pria yang sangat Crys benci. Pria itu ke luar dengan seorang wanita di rangkulannya.
"Selain pembunuh, dia juga bejat dan penjahat kelamin." batin Crys berteriak marah dengan tatapan setajam pisau.
Matanya terus mengikuti pergerakan ke dua orang berlawan jenis tersebut, sampai mereka masuk ke dalam mobil yang sangat mewah, lalu pergi meninggalkan Club.
Tin.. Tin.
Crys menoleh saat bunyi klakson mobil menyadarkannya. Crys melempar senyum melihat kakaknya yang baru sampai dengan mobilnya. Mobil murah yang masih dicicil oleh Aric dengan gaji kantornya.
"Masuk Crys!" Crys mengangguk dan masuk ke kursi sebelah Aric. Setelah masuk, Aric menyampirkan jaket yang dia bawa dari rumah untuk menutupi tubuh adiknya itu.
"Besok-besok jangan lupa bawa jaketmu!" ucap Aric sambil mengusap pipi Crys.
"Okey." jawab Crys dengan senyum polosnya.
Perlahan mobil mereka mulai berjalan, menyusuri jalanan yang mulai sepi untuk sampai ke rumah mereka.
"Bagaimana hari pertamamu?" tanya Aric dengan senyum yang tak luntur dari bibirnya.
"Lancar. Crys punya teman baru di sana." ucap Crys sambil membalas senyum kakaknya.
"Apa ada yang mengganggumu?" tanya Aric lagi.
"Tidak ada." jawab Crys bohong.
"Baguslah." tambah Aric.
Bersambung....
Foto Kenzo Penutup 😊
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 99 Episodes
Comments
❄️ sin rui ❄️
malah gantengan kenzo dari pada dave
2025-02-07
0
dd
aduhhh ganteng aihhh... tp kurang garang dan kurang sadis Thor....
kan katanya Kenzo sadis, garang,dingin, kejam.. heemmm apa LG yaa🤔
😄😄😄😄😄😄😄😄😄😄😄
2023-10-22
0
MOMSAFIFA
meleleh hati liat abang kenzo...😍
2023-05-22
0