Chapter 13

"Aku sudah memutuskan untuk memilikimu, dan apa yang sudah menjadi milikku tidak bisa lepas dariku. Satu-satunya cara agar kau lepas dariku adalah, ketika aku memutuskan untuk melepaskanmu atau ketika kau—Mati."

Dengan kata terakhirnya yang begitu kejam, Kenzo menatap Crys dengan wajah menantang. Crys terdiam sambil menatap Kenzo tak kalah tajam. Bibirnya mengetat menahan amarah dihatinya.

"Kalau begitu aku pilih mati." desisnya dengan penuh emosi.

Kenzo tertawa sumbang sambil menatap Crys dengan wajah menyedihkan. "Kau mau mati? Apa perlu kuingatkan kakakmu yang begitu kau cintai itu?"

"Jika kau memang memilih mati, maka kakakmu akan menyusulmu dengan kematian yang lebih menyakitkan dari wanita kemarin." Crys menatap Kenzo dengan mata memerah. Gadis itu kini menahan tangis mendengar ancaman kejam pria di depannya.

Kenzo berbalik meninggalkan kamar tersebut dengan wajah dingin. Pintu tertutup dan saat itulah tubuh Crys merosot ke tanah. Tangisnya pecah bersama air mata yang berderai di pipinya.

Crys terisak kencang menumpahkan segala perasaannya. Dia menyesal berurusan dengan pria itu. Dia merindukan kakaknya, bagaimana keadaan kakaknya saat ini. Crys tidak bisa membayangkan bagaimana kakaknya tidak menjaga kesehatan jika terus mencarinya. Crystal khawatir.

Pagi itu, pagi terburuk yang pernah ada dalam hidupnya. Crys menghabiskan paginya dengan menangis dan menolak untuk diganggu oleh siapapun.

***

Crystal duduk dengan tenang di atas ranjangnya sambil menatap seorang dokter pria yang sedang mencabut selang infus dari tangannya. Setelah infusnya terlepas dengan sempurna, dokter tersebut membereskan barang-barangnya kembali untuk bersiap pergi.

"Jangan lupa habiskan obat anda." ujar dokter tersebut sambil meraih tasnya dan bersiap pergi dari kamarnya.

"Terimakasih." ujar Crys setelah mengangguk kecil. Dokter tersebut melangkah pergi dan Crys sedikit menunduk sopan ketika dokter itu pergi tanpa banyak bicara.

Setelah dokter tersebut menghilang ditelan pintu, tak lama pintu kamarnya kembali terbuka, menunjukkan sosok Rose yang masuk ke dalam kamarnya.

"Permisi Nona, perlengkapan anda sudah datang."

Crystal menoleh ke sumber suara, mendapati Rose masuk dengan senyum manisnya. Hingga beberapa detik kemudian, para pelayan lain dari belakang Rose ikut masuk membawa berkantong-kantong tas dengan merek ternama didepannya.

Mata Crystal membulat kaget. Seakan tidak berhenti, para pelayan tersebut terus masuk dengan kantong-kantong di tangan mereka tanpa henti.

Crystal melangkah mendekati Rose dengan wajah bingung sekaligus terkejut. "Ini apa?" tanya Crys.

"Pakaian, sepatu, heels, aksesoris, tas, dan lain-lainnya Nona. Semua akan disusun dengan rapi di Walk in Closet anda." ujar Rose dengan senyum hormat.

Crys menganga tak percaya. Mata Crys berkunang setiap kali membaca merek-merek di kantong belanja yang berlalu-lalang di depannya. Ini semua uang.

"Berapa yang dihabiskan pria itu untuk membeli ini semua?" batin Crys takjub.

Crys menggelengkan kepalanya cepat, menyadarkan diri dari lamunannya. Pelayan-pelayan tersebut menyusun satu demi satu isi kantong tersebut dengan rapi di Walk in Closet. Crystal hanya dapat duduk di ranjangnya sambil mengusap kepala yang sedikit pusing.

Dulu dia tidak asing dengan ini semua. Pakaian, sepatu, dan tas bermerek yang pastinya mahal sudah menjadi makanan sehari-harinya dulu. Namun sekarang beda cerita, Crys malah merasa risih melihat ini semua.

Setelah menghadapi kehidupan yang sulit, Crys menyadari betapa pentingnya menghemat dan tidak menghamburkan uang untuk hal yang tidak penting.

"Nona, saya tidak tau Nona terbiasa menggunakan produk apa, semoga Nona suka dan cocok." ujar Rose tiba-tiba sambil menyerahkan satu kantong tas padanya.

Crys menerima dan segera melihat ke dalam isinya. Astaga, ini semua adalah produk kecantikan dengan merek ternama. Sangat banyak, Crys bahkan tidak tau urutan pemakaian yang benar bagaimana. Melihat ini, Crys malah semakin tidak berminat melihatnya.

Crys meletakkan kantong tersebut ke atas kasur. Rose melihatnya dan mengambil kembali kantong tas tersebut.

"Biar saya susun di meja rias anda Nona." ujar Rose dengan senyum hormat itu lagi.

Crys tidak menjawab. Ia terdiam membiarkan para pelayan tersebut merombak kamar yang ia tempati. Crys membuang nafas lelah, memutuskan untuk berbaring di atas ranjang dengan mata berkedip-kedip pertanda ia mengantuk.

Hingga akhirnya Crys tertidur begitu saja tanpa merasa terganggu dengan suara grasak-grusuk di dalam kamarnya. Malahan, Crys merasa lebih nyenyak tidur mendengar suara grasak-grusuk tersebut.

Tak terasa bebeberapa jam berlalu, mata lentik itu kembali terbuka sambil mengerjab menyesuaikan pandangannya. Crys mengambil sikap duduk, lalu menatap kamarnya yang sudah rapi dan kosong tidak ada siapapun. Crys menatap ke arah meja rias yang penuh dengan produk kecantikan.

Crys melangkah ke arah walk in closet dan takjub melihat ruangan tersebut kini penuh dengan pakaian, tas, sepatu dan aksesoris.

Crys mendecak kagum sambil memutari ruangan tersebut dengan mata berbinar takjub. Crys menatap berbagai gaun indah tergantung dengan begitu rapi. Sepatu yang tertata dengan sangat elegan, begitu pula tas yang tampak terlihat berjejer seperti di Mall yang pernah ia lihat.

"Jika semua ini kujual, mungkin aku sudah bisa membeli rumah." ucapnya sambil menggeleng tak percaya.

"Sudahlah, aku ingin mandi saja." ujarnya lagi tak ingin ambil pusing, lalu keluar dari ruangan tersebut dan bergegas mandi.

***

**Duanovic's Mansion **

08.20 PM

Pintu kamar terbuka, menampilkan sosok Rose dengan trolinya. Crys duduk di kursi meja yang penuh dengan make up dan skincare dengan raut bingung

Crys memegang sebuah botol dan membacanya dengan seksama. Rose yang melihat hal tersebut akhirnya berniat untuk memberi bantuan.

"Ada apa Nona?" tanya Rose. Crys terpenjat dan tersadar kalau Rose masuk ke dalam kamarnya.

Crys mengusap dadanya sambil membuang nafas lega. "Huhhh."

"Ini, bagaimana cara penggunaan mereka semua? Ini terlalu banyak, aku tidak mengerti." ujar Crys sambil menunjuk botol-botol di tangannya.

Rose mengangguk mengerti. "Orang suruhan Tuan menyuruh untuk membelinya, namun mereka tidak tau merek apa yang cocok dengan anda, jadi mereka membelinya dengan berbagai merek. Nona coba saja salah satu merek yang menurut Nona bagus." ujar Rose dengan senyum begitu manis.

Crys terperangah. Skincare yang ia punya di rumah begitu minimalis. Sabun pencuci wajah dan sunblock.  Ia bahkan tidak menggunakan cream siang atau malam seperti orang-orang. Tidak memakai moisturizer, eye cream dan apalah itu. Crys pusing memikirkannya.

"Lalu urutan penggunaannya bagaimana?" tanya Crys lagi pada Rose.

Rose tertawa mendengar pertanyaan Crys padanya. "Nona, lihat saya yang sudah tua ini. Saya tidak mengerti dan bahkan tidak pernah memakai hal seperti ini." ujar Rose.

Crys menepuk jidat dan tersadar. "Benar juga." kata Crys.

"Makan malam anda Nona." ucap Rose yang sadar akan tugasnya.

"Kalau begitu aku akan makan saja." ujar Crys yang menyerah dengan masalah kecantikan seperti itu.

Crys memakan makan malamnya dengan penuh nikmat. Ya, Crys masih seorang tahanan rumah yang bahkan keluar kamar saja ia tidak bisa. Crys hanya bisa menurut saat ini demi keselamatan Kakaknya dan dirinya sendiri.

Bersambung...

Terpopuler

Comments

dd

dd

cemungguutttt... eeeaaaaaa🤗🤗🤗

2023-10-22

0

dd

dd

sikap crys disini seakan tidak merasa disekap.. masih bisa skincare an😂😂😂😂
Mayan lah yaa crys secara harii gini masih ngmuk2 brontak ga tau bisa bebas atau tidak.. mending dinikmati yaa . gaaakkkkk🤣🤣🤣
paling ga nya ga rugi2 amat walau disekap sama cwo guanteng lagi😂😂😅

2023-10-22

0

Sidieq Kamarga

Sidieq Kamarga

Kasian Crystal

2022-03-02

0

lihat semua
Episodes
1 Prolog
2 Chapter 1 - Beginning
3 Chapter 2
4 Chapter 3
5 Chapter 4
6 Chapter 5
7 Chapter 6
8 Chapter 7
9 Chapter 8
10 Chapter 9
11 Chapter 10
12 Chapter 11
13 Chapter 12
14 Chapter 13
15 Chapter 14
16 Chapter 15
17 Chapter 16
18 Chapter 17
19 Chapter 18
20 Chapter 19
21 Chapter 20
22 Chapter 21
23 Chapter 22
24 Chapter 23
25 Chapter 24
26 Chapter 25
27 Chapter 26
28 Chapter 27
29 Chapter 28
30 Chapter 29
31 Chapter 30
32 Chapter 31
33 Chapter 32
34 Chapter 33
35 Chapter 34
36 Chapter 35
37 Chapter 36
38 Chapter 37
39 Chapter 38
40 Chapter 39
41 Chapter 40
42 Chapter 41
43 Chapter 42
44 Chapter 43
45 Chapter 44
46 Chapter 45
47 Chapter 46
48 Chapter 47
49 Chapter 48
50 Chapter 49
51 Chapter 50
52 Chapter 51
53 Chapter 52
54 Chapter 53
55 Chapter 54
56 Chapter 55
57 Chapter 56
58 Pengumuman Comeback
59 Chapter 57
60 Chapter 58
61 Chapter 59
62 Chapter 60
63 Chapter 61
64 Chapter 62
65 Chapter 63
66 Chapter 64 - Damian is Back
67 Chapter 65 - Levin's Feeling
68 Chapter 66 - Nathalie & Kenzo
69 Chapter 67 - Nathalie's Past
70 Chapter 68
71 Chapter 69
72 Chapter 70
73 Chapter 71
74 Chaper 72
75 Chapter 73
76 Chapter 74
77 Chapter 75
78 Chapter 76
79 Chapter 77
80 Chapter 78
81 Chapter 79
82 Chapter 80
83 Chapter 81
84 Chapter 82
85 Chapter 83
86 Chapter 84
87 Chapter 85
88 Chapter 86
89 Chapter 87
90 Chapter 88
91 Chapter 89
92 Chapter 90
93 Chapter 91
94 Chapter 92
95 Chapter 93 - The End
96 Extra Chapter 1
97 -
98 Extra Chapter 2
99 Last Extra Chapter
Episodes

Updated 99 Episodes

1
Prolog
2
Chapter 1 - Beginning
3
Chapter 2
4
Chapter 3
5
Chapter 4
6
Chapter 5
7
Chapter 6
8
Chapter 7
9
Chapter 8
10
Chapter 9
11
Chapter 10
12
Chapter 11
13
Chapter 12
14
Chapter 13
15
Chapter 14
16
Chapter 15
17
Chapter 16
18
Chapter 17
19
Chapter 18
20
Chapter 19
21
Chapter 20
22
Chapter 21
23
Chapter 22
24
Chapter 23
25
Chapter 24
26
Chapter 25
27
Chapter 26
28
Chapter 27
29
Chapter 28
30
Chapter 29
31
Chapter 30
32
Chapter 31
33
Chapter 32
34
Chapter 33
35
Chapter 34
36
Chapter 35
37
Chapter 36
38
Chapter 37
39
Chapter 38
40
Chapter 39
41
Chapter 40
42
Chapter 41
43
Chapter 42
44
Chapter 43
45
Chapter 44
46
Chapter 45
47
Chapter 46
48
Chapter 47
49
Chapter 48
50
Chapter 49
51
Chapter 50
52
Chapter 51
53
Chapter 52
54
Chapter 53
55
Chapter 54
56
Chapter 55
57
Chapter 56
58
Pengumuman Comeback
59
Chapter 57
60
Chapter 58
61
Chapter 59
62
Chapter 60
63
Chapter 61
64
Chapter 62
65
Chapter 63
66
Chapter 64 - Damian is Back
67
Chapter 65 - Levin's Feeling
68
Chapter 66 - Nathalie & Kenzo
69
Chapter 67 - Nathalie's Past
70
Chapter 68
71
Chapter 69
72
Chapter 70
73
Chapter 71
74
Chaper 72
75
Chapter 73
76
Chapter 74
77
Chapter 75
78
Chapter 76
79
Chapter 77
80
Chapter 78
81
Chapter 79
82
Chapter 80
83
Chapter 81
84
Chapter 82
85
Chapter 83
86
Chapter 84
87
Chapter 85
88
Chapter 86
89
Chapter 87
90
Chapter 88
91
Chapter 89
92
Chapter 90
93
Chapter 91
94
Chapter 92
95
Chapter 93 - The End
96
Extra Chapter 1
97
-
98
Extra Chapter 2
99
Last Extra Chapter

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!